Meminta pasangan untuk berubah tidak semudah kelihatannya. Nyatanya, Anda mungkin belum juga mendapatkan hasil meski sudah mengingatkannya berkali-kali.
Lantas, cara seperti apa yang sebaiknya Anda lakukan untuk mendapatkan perubahan yang bertahan lama pada diri pasangan? Haruskah Anda mengomelinya ketika tidak bisa mewujudkannya? Temukan jawabannya melalui uraian berikut.
Bisakah sikap dan sifat pasangan berubah?
Pada dasarnya, setiap orang bisa mengalami perubahan sifat dan sikap karena berbagai hal, terutama pengalaman semasa hidup.
Itu berarti Anda masih memiliki harapan untuk melihat perubahan pada diri pasangan. Hanya saja, perubahan ini biasanya tidak terjadi secara instan.
Anda mungkin tidak bisa langsung melihat perubahannya ketika baru saja menegurnya. Keinginan Anda untuk mengubah pasangan pun akan lebih mudah terwujud ketika ia juga menginginkannya.
Pasalnya, perubahan hanya bisa dilakukan oleh orang itu sendiri. Perubahan tanpa komitmen pribadi biasanya tidak bertahan lama.
Selama pasangan Anda berusaha untuk memperbaiki diri, peran Anda sebagai pasangan dan orang-orang terdekatnya bisa menjadi faktor yang mendukung keberhasilannya.
Cara terbaik untuk meminta pasangan berubah
Jangan terburu-buru dan memaksa, berikut adalah beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mendorong pasangan supaya mau berubah.
1. Sampaikan alasan yang menjadi dasarnya
Mengapa Anda mengingkan pasangan berubah? Sebelum memintanya untuk melakukan perubahan, pastikan Anda sudah tahu apa yang membuat Anda ingin melihat perubahan tersebut.
Sebagai contoh, Anda meminta pasangan untuk rajin berolahraga karena ketika memiliki tubuh yang sehat, Anda punya peluang untuk hidup bersama lebih lama.
Dengan memberikan alasan tersebut, Anda bisa membantu menyadarkan pasangan bahwa kebiasaan yang dimilikinya selama ini mungkin memang kurang baik.
2. Berikan contoh langsung
Hal paling penting yang sayangnya sering terlewatkan ketika seseorang memberikan masukan pada pasangannya adalah memberikan contoh langsung.
Sebagai contoh, apabila Anda ingin pasangan yang mudah marah untuk lebih bersabar, Anda perlu mencontohkan seperti apa kesabaran yang Anda maksud.
Hal ini diharapkan akan membuat pasangan Anda memahami manfaat memiliki pasangan yang sabar sehingga mau mencontohnya.
Begitu pun sebaliknya, Anda sesekali bisa mencontohkan sifat buruk pada pasangan yang ingin diubah sehingga mereka bisa memahami keinginan Anda.
3. Minta sesuatu yang realistis
Menurut laman Ananias Foundation, lebih sulit bagi pasangan Anda untuk memenuhi keinginan yang tidak realistis baginya.
Sebagai contoh, jika pasangan memiliki gangguan kecemasan sosial, tentu tidak realistis untuk memintanya lebih aktif berbicara di depan umum.
Meminta suatu hal yang tidak realistis justru bisa menjadi penyebab pasangan berubah menjadi sosok yang lebih berada di luar harapan Anda sekaligus berisiko menimbulkan permasalahan dalam hubungan.
4. Meminta tanpa menuntut
Pada beberapa kasus, seseorang cenderung semakin tidak mau melakukan sesuatu jika terus dipaksa. Artinya, Anda harus sedikit lebih bersabar untuk melihat perubahan sifat dari pasangan.
Jika memungkinkan, buatlah kesepakatan bersama tentang berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan perubahan tersebut.
Apabila pasangan Anda tidak juga berubah, ajaklah berdiskusi dan tanyakan tentang bantuan apa yang bisa Anda berikan.
5. Beri apresiasi
Ketika pasangan menunjukkan usaha untuk berubah, berilah pujian atau apresiasi, misalnya, “Terima kasih sudah mau datang tepat waktu beberapa hari terakhir ini,”.
Meski terkesan sederhana, pujian bisa meningkatkan motivasinya. Sebaliknya, jangan mendesak atau memarahinya jika ia belum langsung berubah setelah Anda menegurnya.
Dalam situasi seperti ini, coba tanyakan kepada pasangan Anda tentang hal apa yang kiranya menghambat upayanya.
Menuntut perubahan pada pasangan sebenarnya sah-sah saja. Akan tetapi, perlu diingat bahwa ada toleransi dan kompromi di dalam hubungan yang sehat.
Itu artinya, Anda mungkin tidak bisa mengubah kepribadian pasangan secara keseluruhan. Selama sifat-sifatnya masih bisa ditoleransi, tak ada salahnya untuk tetap bersama.
Namun, jika pasangan memiliki sifat yang tidak layak ditoleransi, seperti suka memukul atau berkata kasar, tak ada salahnya untuk kembali mempertimbangkan hubungan tersebut.