Kalau Anda bisa tenang, pasangan Anda juga lama-lama menyadari bahwa emosian tidak ada gunanya. Ia pun akan ikut tenang dan menurunkan volume suaranya.
4. Akui amarahnya
Marah adalah bentuk reaksi dari ketidakpuasan. Mungkin karena dipicu oleh rasa insecure, kecewa, malu, atau pengkhianatan.
Daripada berkata, “Udahlah! Aku capek dengerin kamu ngomel-ngomel terus!” atau “Lho, kenapa kamu yang jadi marah? Harusnya aku yang ngomel!” yang malah bisa bikin masalah makin runyam, maka ketika pasangan marah, akui perasaannya.
Marah adalah emosi alamiah setiap manusia. Katakan dengan penuh kasih sayang dan lembut bahwa Anda tahu ia sedang marah. Misalnya dengan berkata seperti, “Aku tahu kamu sedang marah dan kecewa sama aku…” atau “Aku tahu kamu mungkin tersinggung, kecewa, sedih, atau bahkan marah. Tapi aku nggak bisa baca pikiranmu. Kenapa kamu marah?”
Pernyataan-pernyataan seperti ini bisa sedikit membantu meredakan amarah pasangan, dan justru membuka ruang diskusi yang lebih manusiawi.
5. Tetap diam dan dengarkan
Setelah bertanya dan ia menjawabnya (meski mungkin masih tetap marah), Anda sebaiknya diam dan dengarkan baik-baik. Memotong pembicaraan saat ngobrol biasa saja bakal bikin bete, apalagi kalau memotong pembicaraan orang yang sedang marah? Bisa tambah panas suasananya.
Jadi, lebih baik dengarkan saja omelannya sampai ia merasa cukup puas dan akhirnya berhenti sendiri. Dengan mendengarkan Anda juga akan lebih memahami apa sumber masalah sebenarnya.
Sementara mendengarkan, tunjukkan ke pasangan bahwa Anda benar-benar tulus mendengarkannya dengan satu atau dua kata, misalnya “oke” atau “iya aku mengerti” tapi tidak bernada memojokkan, serta dari ekspresi wajah dan bahasa tubuh Anda.
Jangan lupa untuk minta maaf benar-benar dari hati apabila sumber masalahnya memang dari Anda sendiri.
Bila perlu, Anda juga bisa melakukan konseling kesehatan mental ke ahlinya terkait hal ini atau untuk berkonsultasi masalah psikologis lainnya.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar