Setiap manusia adalah makhluk sosial sehingga setiap orang tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Hubungan sosial yang baik pada dasarnya bermanfaat bagi perkembangan kepribadian seseorang serta dapat memperkuat kesehatan fisik dan mental dengan cara membantu seseorang merespon stress. Meskipun demikian, tidak semua hubungan antar individu itu baik, beberapa termasuk toxic relationship, yang dapat membuat seseorang tidak bahagia dan kondisi mentalnya tertekan setiap saat.
Toxic relationship dapat dialami oleh siapa saja dan dalam jenis hubungan apapun, baik itu hubungan personal, profesional, pertemanan, saudara bahkan hubungan orang tua dengan anak. Baik atau buruknya hubungan yang dimiliki seseorang berdasarkan efek yang diberikan kepada kedua pihak, walaupun dampak buruk dari suatu hubungan itu sendiri sering kali tidak disadari oleh seseorang yang menjalaninya.
BACA JUGA: Curiga Pasangan Anda Manipulatif? Kenali 6 Tanda Bahayanya
Di saat hubungan yang baik dapat memberikan rasa aman dan dukungan serta dapat menghargai satu sama lain, toxic relationship ditandai dengan kurangnya atau tidak adanya hal tersebut. Toxic relationship juga tidak selalu bersifat abusive, di mana seseorang mengalami kekerasan fisik dan verbal, namun dapat ditunjukan dengan sikap kurang saling percaya, kurang memberikan dukungan, dan hanya selalu mementingkan diri dari salah satu ataupun kedua pihak.
Ciri dan tanda hubungan yang bersifat toksik
Meskipun tidak ada hubungan yang sempurna, namun terdapat beberapa tanda jika Anda berada di dalam toxic relationship, di antaranya:
- Merasa tidak bahagia – merupakan tanda jika hubungan Anda tidak dapat memberikan semangat atau dukungan yang dibutuhkan. Hal ini juga dapat disebabkan dengan masalah dalam berkomunikasi dan tidak memahami satu sama lain.
- Merasa dikontrol secara berlebihan – dapat terjadi dalam berbagai hal terutama larangan berlebih untuk Anda berpendapat dan melakukan hal yang diinginkan. Perlakuan tersebut juga dapat menghambat mental Anda untuk berkembang, menjauhkan diri dari orang terdekat lainnya hingga menyebabkan penurunan kepercayaan diri.
- Berpikiran negatif akan diri sendiri – hal ini dapat dipicu oleh kekerasan verbal yang diterima ataupun cara berkomunikasi dan kritik saat menghabiskan waktu bersama.
BACA JUGA: Mengenali KDRT Dalam Rumah Tangga Anda
- Suatu hubungan hanya berjalan satu sisi – tidak ada proses menerima dan memberi seperti dimana hanya ada satu pihak yang berusaha untuk memberikan dukungan atau memenuhi kebutuhan.
- Sering mengalami gangguan emosi – ditandai dengan rasa sedih, marah atau kecewa saat berkomunikasi ataupun saat menghabiskan waktu bersama.
Dampak hubungan yang tidak bahagia terhadap kesehatan
Hubungan yang tidak baik dengan orang terdekat sudah pasti tidak akan membuat Anda bahagia namun terdapat beberapa dampaknya terhadap kesehatan yang perlu diperhatikan, diantaranya:
- Lebih mudah memicu kegemukan – di samping meningkatkan kadar kolesterol, stres akibat hubungan dapat memicu keinginan memakan makanan dengan tinggi lemak dan tinggi gula sebagai cara mengurangi stress. Jika masalah dalam hubungan tidak dapat terselesaikan maka kemungkinan Anda akan lebih banyak memakan makanan tersebut dan akibatnya lebih berisiko memicu kegemukan.
- Meningkatkan stress – kondisi stress kronis menyebabkan sekresi hormone kortisol berlebih dan meningkatkan tekanan darah. Kedua berkontribusi meningkatkan tekanan darah dalam waktu yang lama.
- Menurunkan kekebalan tubuh – berada dalam suatu masalah dan keadaan darah tinggi memicu kewaspadaan tubuh dalam waktu yang lama dan hal ini dapat menurunkan kewaspadaan tubuh terhadap penyakit sehingga tubuh lebih rentan terhadap serangan virus.
- Sakit kepala – kondisi ini mungkin dialami oleh beberapa orang saat berada di dalam suatu tekanan yang berlangsung secara konstan.
- Mengurangi kualitas tidur – memikirkan suatu permasalahan hubungan terus-menerus menyulitkan otak untuk beristirahat meskipun saat kita merasa lelah. Itulah sebabnya dalam suatu permasalahan tertentu kualitas tidur adalah hal utama yang pertama kali terganggu. Akibatnya dapat menyebabkan perubahan waktu tidur, kualitas tidur, dan berbagai masalah kesehatan.
- Gangguan psikologis – adalah dampak yang dapat ditimbulkan jika suatu hubungan sudah sangat merusak kesehatan mental seseorang. Gangguan tersebut dapat berupa fobia sosial, panic attack, dan gangguan kepribadian. Hal ini harus ditangani dengan serius agar tidak menjadi gangguan psikologis yang menetap.
- Masalah kesehatan jantung – jika toxic relationship sudah dapat memicu faktor risiko penyakit kardiovaskuler seperti kolesterol dan kegemukan, maka tidak heran jika dampak akhirnya adalah penyakit jantung. Hal ini sudah terbukti dalam suatu penelitian pada 9011 individu di Inggris yang menunjukan hubungan yang tidak baik dengan orang terdekat secara signifikan meningkatkan risiko sebesar 34% untuk terkena penyakit jantung koroner. Dalam kasus lainnya hal tersebut juga dapat menyebabkan sindroma patah hati.
BACA JUGA: Bisakah Seseorang Berhubungan Seks Sambil Tidur?