backup og meta

Perbedaan Cinta dan Obsesi, Jangan Sampai Salah Mengartikan!

Perbedaan Cinta dan Obsesi, Jangan Sampai Salah Mengartikan!

Ketika memulai hubungan cinta yang baru, Anda mungkin merasa ingin bertemu setiap hari dengan pasangan, tersenyum saat membuka pesan singkat darinya, dan tidak bisa berhenti memikirkannya.

Namun, bila hal ini dibiarkan terlalu lama dan tidak terkendali, perasaan cinta mungkin berubah menjadi obsesi yang tidak sehat. Lantas, apa perbedaan cinta dan obsesi?

Perbedaan cinta dan obsesi

Euforia jatuh cinta normal terjadi pada bulan-bulan awal hubungan asmara Anda. Terus-menerus memikirkan pasangan dan selalu ingin bertemu wajar terjadi saat mulai berpacaran.

Seiring dengan berjalannya waktu, hubungan cinta yang sehat seharusnya sudah berkembang menjadi hubungan yang menghargai masing-masing pasangan.

Apabila beberapa bulan berlalu dan Anda masih sering memikirkan pasangan, bahkan sampai pada titik di mana seluruh hidup Anda tertuju padanya, ini bisa menandakan obsesi.

Berikut ini adalah beberapa pernyataan yang membantu Anda membedakan cinta dan obsesi.

1. Cinta cenderung membuat hati tenang

punya pasangan ocd

Ketika Anda telah menjalin hubungan dengan seseorang cukup lama, Anda seharusnya merasa lebih tenang dan saling mempercayai satu sama lain.

Cinta yang sehat dapat memberikan ketenangan. Anda merasa percaya bahwa pasangan tetap mencintai Anda meskipun tidak harus berkomunikasi seharian penuh.

Namun, bila obsesi telah mengambil alih, Anda akan selalu merasa gelisah dan ketergantungan. 

Anda merasa sulit bila tidak melakukan kegiatan dengan pasangan, pesan singkat tidak dibalas dalam lima menit, serta berlarut-larut memikirkan perkataan dan tindakan pasangan Anda.

Dengan kata lain, cinta atau obsesi dapat dibedakan dari sejauh apa Anda merasa tergantung secara fisik dan emosional terhadap pasangan.

2. Obsesi bersifat mengekang dan tidak memberi kebebasan

Terlalu fokus pada pasangan pada masa awal pacaran memang belum tentu menjadi tanda-tanda obsesi. Akan tetapi, Anda tetap harus berhati-hati.

Cinta sejati akan membuat Anda mengharapkan datangnya hal-hal terbaik ke dalam kehidupan pasangan. Ini termasuk memberikan ruang sendiri bila pasangan membutuhkannya.

Lain halnya dengan obsesi. Orang yang terobsesi dengan pasangannya selalu dihantui dengan perasaan tidak tenang dan cemburu buta.

Apabila terobsesi, Anda mungkin bersikap posesif atau terlalu mengontrol kehidupan pasangan.

Anda pun mungkin cenderung mengekang, misalnya dengan mengatur dengan siapa pasangan berinteraksi dan meminta pasangan untuk menghubungi sesering mungkin.

Hal ini disebabkan karena Anda mempunyai ketakutan yang tidak rasional akan kehilangan pasangan.

3. Cinta membuat diri Anda dan pasangan terus berkembang

Pada sebuah hubungan cinta yang sehat, Anda dan pasangan akan berkembang ke arah yang positif. Hal ini baik untuk perkembangan diri maupun hubungan.

Hal ini tidak akan Anda temukan dalam obsesi. Obsesi membuat diri Anda tidak terbuka dengan perkembangan pasangan karena Anda tidak bisa melihat bahwa mereka punya kehidupan sendiri.

Tanda-tanda lain yang perlu diperhatikan yaitu bagaimana cara Anda dan pasangan dapat tetap fokus dan saling mendukung kegiatan atau hobi masing-masing.

Apabila Anda merasa terlalu bergantung dengan pasangan sehingga pekerjaan atau hobi Anda terganggu maupun sebaliknya, bisa jadi rasa cinta telah berubah menjadi obsesi.

4. Obsesi selalu membutuhkan validasi

pasangan manipulatif

Dalam cinta yang sehat, pasangan akan saling memberikan dukungan emosional dan memberi validasi sebagai penghargaan terhadap perasaan dan tindakan yang telah dilakukan.

Sementara itu, Anda yang terobsesi akan membutuhkan validasi pasangan terus-menerus.

Obsesi sering kali membuat Anda tidak puas bila belum mendapat pengakuan berlebihan. Hal ini membuat Anda terus meminta perhatian dan persetujuan dari pasangan.

Terkadang, kebutuhan akan validasi ini menimbulkan tindakan manipulatif. Artinya, Anda akan berusaha mengontrol hidup pasangan agar sesuai dengan apa yang Anda inginkan.

Beberapa contoh tindakan manipulatif yaitu sering melakukan kekerasan verbal, mengisolasi pasangan dari orang dekatnya, hingga melakukan gaslighting.

5. Obsesi hanya melihat kepentingan pribadi

Anda mungkin tidak sadar bahwa segala hal yang dilakukan untuk pasangan dan hubungan ini hanyalah untuk memuaskan keinginan dan ego diri Anda semata.

Saat terobsesi, Anda cenderung melupakan aspek penting bahwa hubungan cinta seharusnya berlandaskan perasaan saling memahami dan menghargai kedua belah pihak.

Apabila Anda merasa kurang memahami apa yang sesungguhnya pasangan butuhkan, sudah saatnya Anda mengevaluasi apakah perasaan ini adalah cinta sejati atau obsesi belaka.

Menyadari perbedaan antara cinta dan obsesi ini menjadi langkah pertama untuk membangun hubungan asmara yang sehat dan berkelanjutan.

Jika Anda ragu tentang hal ini, mintalah pendapat orang ketiga. Jangan sungkan untuk bicara langsung dengan konselor atau psikolog untuk membantu menanganinya.

Kesimpulan

  • Wajar bila Anda terus-menerus memikirkan dan ingin selalu bertemu dengan pasangan saat memulai hubungan percintaan.
  • Namun bila hal ini membuat Anda gelisah, merasa terkekang, selalu haus akan validasi, dan sulit untuk berkembang, ini bisa menandakan obsesi dalam hubungan.
  • Penting untuk membedakan antara cinta dan obsesi supaya Anda mampu membangun hubungan yang sehat ke depannya.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Ferrarello, S., & Fagan, A. (2023). Is It Love or Obsession? Psychology Today. Retrieved November 30, 2023, from https://www.psychologytoday.com/intl/blog/lying-on-the-philosophers-couch/202304/am-i-obsessed-or-in-love

Berry, W., & Marano, H. E. (2014). You’re Not In Love; You’re Addicted. Psychology Today. Retrieved November 30, 2023, from https://www.psychologytoday.com/us/blog/the-second-noble-truth/201407/youre-not-in-love-youre-addicted

Manipulation. (2023). GoodTherapy. Retrieved November 30, 2023, from https://www.goodtherapy.org/blog/psychpedia/manipulation

What is Gaslighting? (2023). The Hotline. Retrieved November 30, 2023, from https://www.thehotline.org/resources/what-is-gaslighting/

Recognize the signs of possessive and controlling behaviors. (n.d.). Blinn College. Retrieved November 30, 2023, from https://www.blinn.edu/counseling-services/possessive-and-controlling-behaviors.html

Versi Terbaru

08/12/2023

Ditulis oleh Shylma Na'imah

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

Tips Langgeng LDR agar Makin Awet dengan Pasangan

Alasan Kuat untuk Keluar dan Move On dari Rumitnya Cinta Segitiga


Ditinjau secara medis oleh

dr. Damar Upahita

General Practitioner · None


Ditulis oleh Shylma Na'imah · Tanggal diperbarui 08/12/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan