backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Sering Disebut Pelampiasan, Apakah Hubungan Rebound Bisa Bertahan Lama?

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    Sering Disebut Pelampiasan, Apakah Hubungan Rebound Bisa Bertahan Lama?

    Pernahkah Anda melihat seseorang yang baru saja putus dari hubungan asmara, kemudian langsung menjalin hubungan dengan orang lain? Bisa jadi hubungan ini sering Anda lihat atau justru Anda sendiri pernah mengalaminya. Hubungan semacam ini dapat disebut dengan hubungan rebound. Hal yang sering dipertanyakan dari hubungan rebound, apakah bisa bertahan lama? Simak penjelasannya berikut ini.

    Apakah mungkin hubungan rebound bisa bertahan lama?

    Hubungan rebound adalah sebuah hubungan asmara yang dimulai tepat setelah putus, tapi perasaan terhadap pasangan sebelumnya belum diselesaikan alias belum move on dari mantan. Bisa dikatakan bahwa hubungan rebound terbentuk semata untuk pelampiasan

    Pada dasarnya hubungan rebound tergolong bukan pilihan yang bijak. Pasalnya, memulai hubungan baru terlalu cepat bisa menyebabkan Anda tidak benar-benar bisa mengatasi rasa sakit yang didapatkan dari berakhirnya hubungan terdahulu.

    Dikhawatirkan, Anda jadi kehilangan kesempatan untuk lebih mengenal diri sendiri dan mencari tahu apa yang dibutuhkan, baik untuk diri sendiri maupun di dalam sebuah hubungan percintaan.

    Namun, tidak selamanya hubungan rebound itu buruk. Sekali lagi, hal ini tergantung pada siapa yang menjalani hubungan tersebut. Hal ini pun didukung oleh sebuah artikel yang dimuat dalam Journal of Social and Personal Relationship.

    Artikel itu menyebutkan bahwa menjalani sebuah hubungan baru dengan orang lain mungkin membantu proses move on setelah putus dengan lebih cepat. Hal yang terpenting adalah fokus dengan masa depan dan melupakan masa lalu.

    Jadi bisa disimpulkan bahwa  tidak ada jawaban pasti mengenai pertanyaan apakah hubungan rebound bisa bertahan lama atau tidak. Jawabannya tergantung pada siapa yang menjalaninya, apalagi setiap orang memiliki karakter yang berbeda-beda.

    Alasan yang sering menyebabkan hubungan rebound tidak bisa bertahan

    Normalnya, hubungan rebound memang tidak bertahan lama, dan biasanya hanya berlangsung selama beberapa bulan hingga satu tahun saja. Namun, hal ini tergantung pada orang yang menjalani hubungan rebound, apakah sudah bisa “sendiri’ lagi, atau tidak.

    Hal ini mungkin terjadi karena salah satu alasan memulai hubungan yang baru adalah rasa kesepian. Anda mungkin tidak kuat menahan rasa sedih dan sakit hati dari hubungan sebelumnya sendirian. Oleh karena itu, saat seseorang masuk ke kehidupan Anda, tidak perlu berpikir dua kali untuk menerimanya sebagai pasangan.

    Tentu hubungan rebound seperti ini bisa menimbulkan rasa sesal di kemudian hari, apalagi jika pasangan Anda yang baru ternyata jauh berbeda dari kesan pertama yang diberikannya. Hubungan yang dilandasi dengan kebutuhan agar tidak merasa kesepian memang cenderung tidak bisa bertahan lama.

    Hal ini disebabkan pada akhirnya Anda menjalani hubungan dengan orang yang tidak benar-benar Anda kenal. Bahkan, Anda mungkin tidak benar-benar mencintainya, dan hanya memanfaatkan keberadaannya untuk menemani Anda.

    Oleh karena itu, meski hubungan rebound bisa saja bertahan lama, namun kecenderungan dari hubungan ini menunjukkan sebaliknya.

    Tips hubungan rebound bisa bertahan lama

    Seperti yang telah disebutkan, hubungan rebound tidak selamanya kandas dalam waktu singkat. Ada pula hubungan rebound yang bisa bertahan lama. Berikut adalah beberapa hal yang ada dalam sebuah hubungan percintaan dan berpotensi membuat hubungan rebound bisa dipertahankan.

    1. Terapkan keterbukaan dalam hubungan

    Saat Anda menjalin hubungan dengan pasangan baru, kejujuran dan keterbukaan adalah hal yang sangat penting, apalagi jika Anda ingin hubungan rebound bisa bertahan lama. Beri tahu pasangan bahwa Anda baru saja putus atau mengakhiri hubungan dengan pasangan sebelumnya.

    Tidak selamanya pasangan Anda akan marah atau tidak terima. Pasangan yang baik akan menghargai keterbukaan Anda terhadapnya. Sampaikan pada pasangan alasan yang menyebabkan Anda putus dengan pasangan sebelumnya.

    Hal ini mungkin bisa menjadi bahan evaluasi bersama agar menghindari masalah-masalah lama yang tak perlu terjadi dalam hubungan baru Anda dengan pasangan.

    2. Pastikan hubungan sebelumnya telah berakhir

    Anda boleh-boleh saja menjalani hubungan baru tepat setelah putus dengan pasangan lama. Asalkan, hubungan rebound ini dimulai saat hubungan Anda dengan pasangan lama telah benar-benar berakhir.

    Anda mungkin masih menyesali atau masih merasa sedih karena hubungan sebelumnya telah kandas. Namun, pastikan bahwa rasa sedih itu bukan karena Anda masih ingin kembali bersama dengan mantan.

    Seiring berjalannya waktu, rasa sedih itu akan hilang dan Anda bisa fokus dengan hubungan baru Anda. Dengan begitu, meski Anda sedang menjalani hubungan rebound, hubungan ini bisa bertahan lama.

    3. Akhiri hubungan lama dengan cara baik-baik

    Tidak sedikit orang yang menjalani hubungan rebound untuk membalas dendam kepada mantan. Jika alasan Anda menjalin hubungan dengan pasangan yang baru adalah untuk hal tersebut, bisa dipastikan hubungan ini tidak bertahan lama.

    Namun, ada pula pasangan yang mengakhiri hubungan dengan mantan secara baik-baik, dan kebetulan bertemu dengan sosok yang cocok dengan Anda dalam kurun waktu berdekatan. Hal ini mungkin juga membuat hubungan rebound bisa bertahan lama.

    4. Fokus terhadap hubungan baru

    Tak jarang orang yang baru putus dengan mantan masih sering mengingat-ingat kenangan indah yang pernah dilalui dengannya. Bahkan, tak jarang perasan menyesal tak ingin berpisah, dan keinginan kembali bersama pun bermunculan.

    Jika Anda ingin hubungan ini bertahan lama, pastikan bahwa perasaan-perasaan itu sudah tidak dirasakan lagi. Lebih baik fokus dengan hubungan baru yang sedang Anda jalani. Hal ini faktor yang bisa membuatnya bertahan lama, meski Anda sedang menjalani hubungan rebound.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan