backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Rebound Relationship, Hubungan Serius atau Pelampiasan?

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 07/06/2024

Rebound Relationship, Hubungan Serius atau Pelampiasan?

Pernahkah Anda menjumpai orang yang baru saja putus, lalu langsung menjalin hubungan dengan orang lain? Atau justru Anda sendiri pernah mengalaminya? Hubungan semacam ini disebut rebound relationship.

Lantas, bisakah hubungan rebound bertahan lama atau justru hanya akan berakhir sebagai pelampiasan saja? Simak penjelasannya berikut ini.

Apakah rebound relationship bisa bertahan lama?

Rebound relationship adalah hubungan asmara yang dimulai tepat setelah putus, tetapi perasaan terhadap pasangan sebelumnya belum diselesaikan alias belum move on

Jadi, dapat dikatakan bahwa rebound relationship umumnya terjadi semata untuk pelampiasan.

Hal ini pada dasarnya bukan pilihan bijak. Pasalnya, hubungan baru yang dimulai terlalu dini tidak benar-benar mengatasi rasa sakit Anda dari hubungan terdahulu.

Anda mungkin kehilangan kesempatan untuk lebih mengenal diri sendiri dan mencari tahu apa yang Anda butuhkan, baik untuk diri sendiri maupun dalam hubungan percintaan.

Namun, tidak selamanya rebound relationship itu buruk. Hal ini didukung oleh sebuah artikel yang dimuat dalam Journal of Social and Personal Relationship (2014).

Disebutkan bahwa menjalani hubungan baru dapat melancarkan proses move on setelah putus cinta. Hal yang terpenting adalah fokus dengan masa depan dan melupakan masa lalu.

Jadi, bisa disimpulkan bahwa tidak ada jawaban pasti mengenai pertanyaan apakah hubungan pelampiasan atau rebound relationship bisa bertahan lama atau tidak. 

Jawabannya tergantung pada siapa yang menjalaninya, terlebih setiap orang memiliki karakter yang berbeda-beda.

Lalu, mengapa rebound relationship tidak bisa bertahan?

pasangan borderline personality disorder

Hubungan pelampiasan memang tidak bertahan lama. Biasanya, hubungan seperti ini hanya berlangsung beberapa bulan hingga satu tahun.

Akan tetapi, ini kembali tergantung pada orang-orang yang menjalani hubungan tersebut dan tujuan mereka.

Salah satu alasan orang-orang memulai hubungan baru adalah rasa kesepian. Anda mungkin tidak mampu menahan kesedihan dari hubungan sebelumnya seorang diri. 

Oleh sebab itu, ketika seseorang masuk ke dalam kehidupan Anda, Anda tidak berpikir dua kali untuk menerimanya sebagai pasangan.

Hubungan seperti ini bisa menimbulkan rasa sesal pada kemudian hari, apalagi bila pasangan Anda yang baru ternyata jauh berbeda dari kesan pertama yang diberikannya. 

Hubungan yang dilandasi dengan kebutuhan agar tidak merasa kesepian memang cenderung tidak bisa bertahan lama.

Pada akhirnya, Anda mungkin saja tidak benar-benar mencintainya dan hanya memanfaatkan keberadaannya untuk menemani diri yang sedang sendirian.

Maka dari itu, meski hubungan pelampiasan ini bisa saja bertahan lama, kecenderungan dari hubungan ini menunjukkan sebaliknya.

Tips menjalani rebound relationship

Rebound relationship tidak selamanya kandas dalam waktu singkat. Ada pula hubungan yang mampu bertahan lama dan bahkan hingga ke jenjang yang lebih serius.

Berikut ini adalah beberapa hal yang ada dalam sebuah hubungan percintaan dan berpotensi membuat rebound relationship bisa dipertahankan.

1. Terapkan keterbukaan dalam hubungan

Hal terpenting supaya hubungan baru ini bisa bertahan lama adalah keterbukaan dan kejujuran pada pasangan

Beri tahu pasangan bahwa Anda baru saja putus atau mengakhiri hubungan dengan pasangan sebelumnya. Sampaikan pula alasan yang memyebabkan putusnya hubungan tersebut.

Tidak selamanya pasangan akan marah atau tidak terima. Pasangan Anda mungkin saja bersikap objektif dan menghargai keterbukaan Anda terhadapnya.

Hal ini mungkin bisa menjadi bahan evaluasi bersama. Siapa tahu, Anda berdua bisa menghindari masalah dan konflik dalam hubungan lama agar tidak perlu terjadi dalam hubungan baru Anda.

2. Pastikan hubungan sebelumnya telah berakhir

punya pasangan ocd

Anda boleh-boleh saja menjalani hubungan baru tepat setelah putus cinta asalkan hubungan ini dimulai saat hubungan Anda dan pasangan lama telah benar-benar berakhir.

Anda mungkin masih menyesal atau sedih karena hubungan sebelumnya kandas. Akan tetapi, pastikan bahwa rasa sedih itu bukan berasal dari keinginan untuk kembali bersama dengan mantan.

Seiring waktu, rasa sedih itu akan hilang dan Anda bisa fokus dengan hubungan baru. Dengan begitu, hubungan yang Anda jalani saat ini bisa bertahan lama.

3. Akhiri hubungan lama dengan baik-baik

Tak sedikit orang yang menjalani rebound relationship untuk membalas dendam pada mantan. Jika itu alasanya, dapat dipastikan hubungan ini tidak bertahan lama.

Namun, ada pula pasangan yang mengakhiri hubungan dengan mantan secara baik-baik dan kebetulan bertemu dengan sosok yang cocok dengannya dalam waktu berdekatan. 

Hal ini bisa saja membuat hubungan Anda dan pasangan yang baru bertahan lama.

4. Fokus terhadap hubungan baru

Tak jarang, orang yang baru putus cinta masih sering mengingat-ingat kenangan indah yang pernah dilalui dengan mantan.

Bahkan, penyesalan karena perpisahan dan keinginan untuk kembali bersama pun makin bermunculan.

Jika ingin hubungan Anda dan pasangan baru ini bertahan lama, pastikan perasaan-perasaan tersebut sudah tidak ada lagi. 

Lebih baik fokus dengan hubungan baru yang sedang Anda jalani. Hal ini bisa membuat hubungan bertahan lama meski Anda sedang menjalani rebound relationship.

Kesimpulan

  • Rebound relationship atau hubungan pelampiasan adalah suatu hubungan yang dimulai segera setelah putus dengan pasangan sebelumnya.
  • Hubungan ini cenderung tidak bisa bertahan lama karena didasari oleh kebutuhan untuk menghindari kesepian.
  • Akan tetapi, bila didasari dengan keterbukaan, kejujuran, serta fokus pada masa depan, hubungan ini memiliki potensi untuk bertahan lebih lama hingga ke jenjang serius.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.



Ditinjau secara medis oleh

dr. Damar Upahita

General Practitioner · None


Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 07/06/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan