backup og meta

Ranidaphobia, Rasa Takut Berlebihan pada Kodok dan Katak

Ranidaphobia, Rasa Takut Berlebihan pada Kodok dan Katak

Apakah Anda merasa ketakutan luar biasa hanya dengan melihat kodok atau katak? Atau mungkin merasa panik saat mendengar suara kodok dari kejauhan? Jika iya, mungkin Anda mengalami ranidaphobia. Cari tahu apa saja gejala dan solusinya di bawah ini!

Apa itu ranidaphobia?

Ranidaphobia adalah rasa takut yang tidak wajar, berlebihan, dan irasional terhadap kodok atau katak.

Dalam bahasa Latin, “ranidae” berarti keluarga kodok dan katak, sedangkan “phobia” berarti ketakutan. Jadi, ranidaphobia secara harfiah berarti fobia kodok atau fobia katak.

Walaupun terdengar jarang, fobia kodok sebenarnya cukup umum. Dilansir dari situs Cleveland Clinic, fobia ini lebih umum terjadi pada anak-anak dan remaja meskipun orang dewasa juga bisa mengalaminya.

Banyak orang yang mungkin tidak menyadari atau menyembunyikan ketakutannya sehingga sulit untuk mengetahui berapa banyak yang mengalaminya.

Kira-kira, sebanyak 1 dari 10 orang dewasa dan 1 dari 5 remaja di AS pernah mengalami fobia kodok dalam hidup mereka. 

Gejala ranidaphobia

takut akan penolakan

Ranidaphobia adalah jenis zoophobia atau ketakutan berlebihan terhadap hewan tertentu, dalam hal ini kodok dan katak.

Orang dengan fobia ini dapat mengalami berbagai gejala fisik dan emosional berikut ketika melihat, mendengar, atau bahkan hanya memikirkan kodok atau katak. 

  • Merasa cemas luar biasa atau gelisah. 
  • Tertekan saat berada di sekitar kodok, bahkan jika hanya melihat gambar atau video.
  • Menghindari tempat yang mungkin ada kodok.
  • Menghindari pembicaraan seputar kodok atau katak.
  • Muncul perasaan jijik ketika bertemu kodok.
  • Merasa terancam ketika ada kodok.
  • Merasa pusing saat melihat atau memikirkan katak.
  • Gemetar atau menggigil.
  • Detak jantung cepat atau terasa berdebar-debar.
  • Keringat berlebih, terutama pada tangan atau wajah. 
  • Sesak napas atau perasaan seperti tercekik saat berhadapan dengan katak.
  • Merasa mual, perut kembung, atau sakit perut. 

Penyebab ranidaphobia

Ketakutan terhadap kodok ini biasanya berasal dari kombinasi berbagai faktor, mulai dari pengalaman pribadi hingga aspek genetik. Berikut ini beberapa penyebabnya. 

1. Faktor genetik

Salah satu faktor yang berperan dalam kemunculan ketakutan fobia adalah faktor genetik. Gen yang diwariskan mungkin memengaruhi cara otak merespons rasa takut dan kecemasan.

Faktor genetik ini juga memengaruhi sensitivitas seseorang terhadap hal-hal yang dianggap mengancam atau menakutkan, seperti kodok atau katak.

Jadi, jika keluarga Anda memiliki riwayat fobia atau gangguan kecemasan lainnya, bisa jadi Anda juga lebih rentan mengalaminya.

2. Kepercayaan dalam sebuah budaya

Beberapa budaya memiliki cerita atau kepercayaan yang mengaitkan kodok dengan hal-hal yang buruk. Kepercayaan ini sering diwariskan dari generasi ke generasi dan bisa memperburuk rasa takut terhadap kodok. 

Sebagai contoh, kodok atau katak dipercaya dapat menyebarkan penyakit atau kutil pada beberapa budaya. Cerita seperti ini bisa membuat seseorang merasa takut atau jijik terhadap hewan ini.

Selain itu, beberapa daerah juga percaya bahwa kemunculan kodok dianggap sebagai pertanda buruk. Hal tersebut membuat seseorang merasa waspada atau cemas ketika melihat katak. 

Walaupun tidak ada alasan nyata mengapa kodok itu berbahaya, kepercayaan dan cerita seperti ini bisa menanamkan rasa takut pada katak sejak dini. 

3. Pengalaman traumatis yang berkaitan dengan kodok

Jika seseorang pernah mengalami kejadian traumatis yang melibatkan kodok, rasa takut itu bisa tertanam dalam pikiran mereka secara permanen. 

Salah satu contohnya adalah jika seorang anak kecil pernah dikejutkan oleh kodok yang melompat ke arahnya, rasa takut tersebut bisa bertahan lama.

Reaksi terkejut atau terkejut saat melihat kodok bisa meninggalkan trauma yang membuat anak tersebut merasa takut pada kodok di masa depan.

Contoh lainnya adalah pengalaman buruk seperti menginjak atau tidak sengaja menghancurkan kodok juga dapat menanamkan rasa takut.

Trauma dari pengalaman ini tidak hanya mengarah pada ketakutan terhadap kodok, tapi juga bisa memperburuk kecemasan dan rasa tidak nyaman saat melihat atau berhadapan dengan kodok.

Cara mengatasi ranidaphobia

automatonophobia
Sumber: NBC News

Mengatasi ranidaphobia membutuhkan kombinasi metode, mulai dari terapi psikologis hingga teknik relaksasi.

Berikut adalah beberapa cara yang efektif untuk membantu Anda menghadapi ketakutan ini.

1. Terapi perilaku kognitif (CBT)

CBT (Cognitive Behavioral Therapy) adalah terapi yang berfokus membantu Anda mengontrol pikiran dan perasaan negatif terhadap kodok.

Di sini, Anda akan belajar bagaimana caranya mengganti pola pikir yang takut sekali terhadap katak.

Nantinya, terapi akan membantu Anda mencari tahu pemikiran yang membuat Anda takut, lalu menggantinya dengan pemikiran yang lebih positif. 

Salah satu jenis CBT yang sering digunakan untuk mengatasi fobia ini adalah DBT (Dialectical Behavioral Therapy).

DBT adalah terapi yang akan membuat Anda membayangkan situasi yang melibatkan kodok sambil tersenyum sedikit. Senyum ini mungkin bisa membantu Anda mengubah rasa takut menjadi lebih santai. 

2. Exposure therapy

Exposure therapy adalah cara yang membuat Anda terbiasa dengan fobia, tetapi secara bertahap.

Awalnya, Anda akan melihat gambar atau video kartun kodok yang mungkin tidak terlihat menakutkan. Bila sudah terbiasa, Anda akan lebih dikenalkan kepada katak yang lebih nyata. 

Lambat laun, terapis akan meminta Anda melihat kodok di akuarium atau kolam, bahkan mencoba memegang kodok. Dengan cara ini, Anda bisa menjadi lebih siap dan tidak takut lagi ketika bertemu kodok yang nyata. 

3. Hipnoterapi

Hipnoterapi bertujuan membuat Anda menjadi lebih rileks dan mengurangi rasa takut. Jika sedang dalam kondisi rileks, Anda lebih mudah menerima sugesti yang membuat rasa takut berkurang. 

Terapis nantinya akan membantu Anda mengubah perasaan takut menjadi lebih tenang, seperti memberikan sugesti agar Anda lebih santai menghadapi katak.

Hipnoterapi ini bisa membantu banyak orang agar mereka yang mengalami ranidaphobia merasa lebih santai dan tidak cemas lagi saat melihat katak. 

4. Obat-obatan

Jika rasa takut sudah semakin parah hingga mengganggu aktivitas sehari-hari, dokter mungkin akan meresepkan obat anti-kecemasan.

Obat ini bertujuan untuk mengurangi gejala fisik sehingga Anda merasa lebih tenang, seperti jantung berdebar dan sesak napas. 

Walau begitu, obat ini akan lebih efektif ketika Anda juga menjalani terapi psikologis. Jadi, obat-obatan memang bisa membantu, tetapi terapi lain tetap dibutuhkan untuk mengatasi masalah psikologis Anda. 

Kesimpulan

  • Ranidaphobia adalah ketakutan ekstrem dan irasional terhadap kodok atau katak.
  • Gejalanya meliputi respons fisik seperti berkeringat dan sesak napas, hingga perilaku menghindari tempat tertentu.
  • Dengan terapi yang tepat, teknik relaksasi, dan dukungan dari lingkungan, ketakutan ini bisa dikelola bahkan dihilangkan sepenuhnya.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Ranidaphobia (Fear of Frogs). (2022). Cleveland Clinic. Retrieved 17 Nov 2024, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22595-fear-of-frogs-ranidaphobia#management-and-treatment 

Fear of Frogs Phobia – Ranidaphobia. (n.d). Fear of. Retrieved 17 Nov 2024, from https://www.fearof.net/fear-of-frogs-phobia-ranidaphobia/ 

Specific Phobias. (n.d). Perelman School of Medicine. Retrieved 17 Nov 2024, from https://www.med.upenn.edu/ctsa/phobias_symptoms.html 

Animal Phobia. (2023). APA Dictionary of Psychology. Retrieved 17 Nov 2024, from https://dictionary.apa.org/animal-phobia 

Sawyers, C., Ollendick, T., Brotman, M. A., Pine, D. S., Leibenluft, E., Carney, D. M., Roberson-Nay, R., & Hettema, J. M. (2019). The genetic and environmental structure of fear and anxiety in juvenile twins. American journal of medical genetics. Part B, Neuropsychiatric genetics : the official publication of the International Society of Psychiatric Genetics, 180(3), 204–212. https://doi.org/10.1002/ajmg.b.32714 

What is Cognitive Behavioral Therapy?. (2017). American Psychological Association. Retrieved 17 Nov 2024, from https://www.apa.org/ptsd-guideline/patients-and-families/cognitive-behavioral

Versi Terbaru

29/11/2024

Ditulis oleh Nabila Azmi

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

Mengenal Fotofobia, Ketika Mata Terlalu Sensitif dengan Cahaya

Glossophobia, Fobia Berbicara di Depan Umum


Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 5 hari lalu

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan