backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Automatonophobia, Takut Pada Benda yang Mirip Manusia

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Winona Katyusha · Tanggal diperbarui 05/03/2020

    Automatonophobia, Takut Pada Benda yang Mirip Manusia

    Ketika sedang berjalan-jalan di sebuah pusat perbelanjaan, berbagai produk pakaian yang terpajang di manekin tentu sudah menjadi pemandangan yang biasa. Tapi lain halnya untuk para penderita Automatonophobia. Kegiatan jalan-jalan mendadak jadi sebuah trip horor yang mencekam. Mereka pasti akan merasa tersiksa dan memilih untuk segera pulang ke rumah.

    Automatonophobia bukan hanya ketakutan biasa

    Automatonophobia merupakan sebuah fobia yang menyebabkan seseorang merasakan ketakutan saat melihat benda-benda yang bentuknya menyerupai manusia seperti figur lilin, manekin, patung, boneka, robot, atau animatronik.

    Tidak hanya ketakutan biasa, penderita automatonophobia juga mengalami kecemasan dan stres yang berlebih saat berhadapan dengan benda yang menjadi fobia.

    Hal ini tentu akan mengganggu pada kehidupan sehari-hari, terutama saat penderita mendatangi tempat-tempat yang sarat akan objek yang ditakuti seperti pusat perbelanjaan, bioskop atau taman bermain.

    Dalam kasus yang parah, fobia ini dapat membuat penderitanya mengisolasi diri dari lingkungan sosialnya dan takut pergi dari rumah karena kekhawatiran akan bertemu dengan objek fobianya.

    Gejala automatonophobia

    automatonophobia
    Sumber: Good Therapy

    Gejala yang dialami oleh penderita automatonophobia bisa bermacam-macam pada setiap orang. Tidak selalu ketika melihat langsung, reaksi ketakutan bisa muncul walau hanya melihat fotonya saja. Berikut adalah gejalanya:

    • perasaan resah dan gelisah
    • rasa khawatir dan was-was akan bertemu lagi dengan objek yang ditakuti
    • jantung yang berdebar kencang
    • sesak nafas dan nyeri dada
    • tubuh bergetar
    • menghilangnya konsentrasi
    • mual dan pusing
    • gangguan tidur
    • serangan panik

    Beberapa reaksi lainnya adalah ketika orang dengan automatonophobia tiba-tiba dihadapkan dengan objek yang ditakuti, mereka akan langsung terdiam, berlari, atau sembunyi. Kebanyakan dari mereka selalu berusaha menjauh dari tempat atau menghindari situasi yang memungkinkan untuk bertemu dengan objek tersebut.

    Apa saja penyebab automatonophobia?

    Belum diketahui secara pasti apa penyebab automatonophobia. Namun, sebuah penelitian menyatakan penyebab utama dapat terbagi menjadi dua jenis yaitu experiential phobia dan non-experiential phobia.

    Pada experiential phobia, ketakutan pada sesuatu dapat disebabkan karena kejadian yang traumatis di masa lalu seperti menonton film horor atau science fiction dengan robot berbentuk manusia yang menyeramkan, juga berkunjung ke museum dengan banyak patung di dalamnya.

    Sedangkan pada non-experiential phobia, penderita tidak mengalami kejadian yang membuat trauma. Namun, terdapat beberapa kemungkinan yang dapat menyebabkan munculnya fobia:

    • Memiliki orang tua, saudara, atau keluarga lain yang menderita automatonophobia dapat menjadi kemungkinan Anda juga akan mengalaminya.
    • Mendengar cerita menyeramkan yang berkaitan dengan benda-benda berupa manusia dapat menimbulkan reaksi sensitif untuk beberapa orang.
    • Perkembangan otak yang membuat seseorang lebih rentan terhadap fobia tersebut.

    Bagaimana cara mengatasinya?

    automatonophobia
    Sumber: NBC News

    Automatonophobia dapat diatasi dengan terapi yang tepat. Terapi yang akan dilakukan juga bergantung dari gejala-gejala tertentu yang dialami, tingkat keparahan, dan efeknya untuk kegiatan sehari-hari. Biasanya, orang dengan automatonophobia dapat ditangani dengan terapi perilaku kognitif (CBT) dan terapi eksposur.

    CBT merupakan pendekatan psikoterapi yang bertujuan untuk mengubah pola pikir menjadi lebih baik dengan membantu menghilangkan pikiran-pikiran buruk tentang objek yang ditakuti.

    Terapi lanjutan yang akan dilakukan adalah terapi eksposur. Pada terapi ini, penderita fobia akan dihadapkan langsung dengan sesuatu yang ditakutkan.

    Terapi eksposur berfokus pada mengubah respons Anda terhadap objek yang ditakuti. Terapi ini bertujuan untuk memperbaiki kebiasaan menghindar dan mengurangi reaksi serta gejala kepanikan yang terjadi saat berhadapan dengan objek ketakutannya.

    Jika terapi masih kurang mencukupi untuk mengatasi fobia, penggunaan obat-obatan mungkin akan disertakan dalam penanganan. Pil antidepresan, beta blockers, dan tranquizillers dapat digunakan, benzodiazepines juga dapat digunakan untuk mengatasi gejala dalam jangka pendek.

    Namun, perlu diketahui penggunaan benzodiazepines tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan ketergantungan.

    Beberapa perawatan di rumah ini juga dapat dilakukan. beberapa di antaranya adalah:

    • Mindfulness strategy. Hal ini dapat membantu Anda untuk mengurangi kecemasan dengan mengubah pola pikir atas sesuatu yang ditakuti.
    • Melakukan teknik relaksasi. Latihan relaksasi seperti pernapasan yang dalam dan relaksasi otot dapat membantu mengatasi stres dan rasa cemas.
    • Melakukan aktivitas fisik yang disenangi. Cara ini dapat membantu dalam melupakan ketakutan Anda walau sejenak.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Patricia Lukas Goentoro

    General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


    Ditulis oleh Winona Katyusha · Tanggal diperbarui 05/03/2020

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan