backup og meta

Meski Efektif Ringankan Gejala Depresi, Ini Bahaya di Balik Benzodiazepine

Meski Efektif Ringankan Gejala Depresi, Ini Bahaya di Balik Benzodiazepine

Pernahkah Anda mendengar obat antidepresan jenis benzodiazepine? Nah, dilansir dalam laman Livestrong, dr. Malcom Thaler dan dr. Ellen Vora memaparkan ternyata ada bahaya dibalik obat antidepresan, khususnya jenis benzodiazepine ini. Obat ini memang ampuh digunakan. Namun, jangan anggap enteng efek sampingnya ketika memilih obat ini. Kenapa? Simak ulasannya di bawah ini.

Apa itu obat antidepresan benzodiazepine?

Layaknya obat antidepresan lainnya, benzodiazepine digunakan untuk membantu mengobati berbagai macam gangguan kecemasan, kegelisahan, dan panik.

Ada berbagai jenis obat yang termasuk dalam benzodiazepine ini. Akan tetapi, yang diakui oleh FDA (yang setara dengan Badan POM dari Amerika Serikat) hanya ada beberapa, yakni:

Obat-obatan tersebut adalah obat yang diperoleh dengan resep dokter. Tidak bisa sembarangan. Jika ada orang yang memperoleh dengan bebas dan menggunakan obat ini sebagai penenang, ini termasuk penyalahgunaan obat.

Dengan meningkatkan aktivitas sebuah reseptor bernama GABA (gamma-aminobutyric acid) yang ada di dalam otak, obat-obatan kelompok ini akan menambah efek menenangkan pada otak. Otak perlu ditenangkan sebab saat orang mengalami kegelisahan atau kecemasan berat, maka otak menjadi terlalu aktif sehingga hiperaktivitas ini perlu diperlambat. Dengan begitu, gejala kecemasan yang akan timbul pun bisa dihindari.

Obat jenis ini juga akan memberikan efek relaksasi pada otot-otot. Karena itu, Anda mungkin merasa lemas setelah mengonsumsi obat antidepresan ini.

Efek berbahaya benzodiazepine dalam tubuh

Benzodiazepine pada dosis normal yang memang diberikan dan diawasi oleh dokter akan membantu mengurangi kecemasan dan bahkan insomnia. Dalam dosis yang sudah diperhitungkan dokter dan apoteker, tubuh dapat menoleransi efek bahaya dari obat jenis ini.

Dilansir dari laman Medical News Today, penggunaan benzodiazepine dosis rendah yang digunakan terus berlanjut hingga usia dia atas 65 tahun berisiko mengalami peningkatan demensia.

Menurut dr. Malcom Thaler dan dr Ellen Vora, efek benzodiazepine bahkan bisa dilihat juga dalam dosis terendah meskipun diberikan oleh dokter. Penggunaan obat ini selama tiga bulan berturut-turut dapat meningkatkan risiko Alzheimer hingga 50 persen.

Pada dosis tinggi, benzodiazepine dapat menyebabkan penekanan pernapasan yang mengancam nyawa atau berakibat koma.

Selain itu, penggunaan obat ini yang sering disalahgunakan. Misalnya dicampur dengan dengan opoid, alkohol, atau antidepresan trisiklik. Alhasil, efek obat ini bisa fatal (menyebabkan kematian).

Gejala yang paling umum dari overdosis benzodiazepine ini adalah kerusakan sistem saraf pusat dan keracunan yang disertai dengan gangguan keseimbangan serta motorik. Berbicara pun menjadi tidak jelas, seperti meracau.

Efek lainnya yang akan ditimbulkan obat benzodiazepine yang perlu Anda waspadai adalah:

  • Gemetar atau menggigil
  • Bicara meracau
  • Gangguan koordinasi
  • Gangguan penglihatan
  • Sulit bernapas
  • Kepala pusing
  • Koma

Antidepresan paling umum

Jadi apakah obat ini bisa digunakan dengan aman?

Benzodiazepine aman dan dapat dijadikan obat antidepresan yang efektif, tetapi penggunaannya harus sangat hati-hati. Dokter yang memberikan obat ini pun harus sangat berhati-hati agar tidak terlalu banyak memberikan dosisnya. Sebaiknya benzodiazepine juga tidak digunakan sebagai obat penanganan pertama jika masih ada obat jenis lainnya yang bisa diberikan.

Alternatif lain, gunakan obat jenis lain seperti SSRIs dan SNRI. SSRIs yang bisa digunakan adalah sertaline (Zoloft) atau escitalopram (Lexapro). Jenis SNRI yang bisa digunakan seperti venlafaxine (Effexor) dan duloxetine (Cymbalta). Obat-obat tersebut bisa menjadi pilihan pertama untuk mengelola kegelisahan yang umum pada pasien yang memerlukan pengobatan.

Bagaimana kalau sudah ketergantungan benzodiazepine?

Segera konsultasikan ke dokter Anda. Jika seseorang telah menjadi ketergantungan dengan obat dalam kelompok ini, jangan tiba-tiba berhenti mengonsumsinya, melainkan perlahan-lahan. Berhenti minum benzodiazepin secara tiba-tiba akan memberikan efek berbahaya yang dikenal sebagai gejala putus obat. Hal ini bisa menyebabkan tremor, otot kram, hingga kejang yang mengancam nyawa.

Anda juga tidak boleh menghentikan konsumsi obat ini tanpa sepengetahuan dokter. Penting bagi pasien untuk selalu mendiskusikan efek obat pada dokter dan memberi tahu sebelum Anda ingin berhenti minum benzodiazepin. Dokter akan merancang dosis dan jadwal minum obat yang baru supaya Anda bisa berhenti pelan-pelan.

Untuk mendapat informasi lebih lanjut terkait hal ini atau penanganan depresi yang tepat, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter spesialis kejiwaan atau psikiater. Cari psikiater terdekat dari lokasi Anda dan booking via Hello Sehat.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Cochrane Zara Risoldi. 2016. Drugs to Treat Anxiety Disorder. [Online] Tersedia pada: https://www.healthline.com/health/anxiety-drugs#benzodiazepinesnbsp (Diakses 21 Januari 2018)

Thaler Marcolm dan Vora Ellen. 2015. The Hidden Dangers of Taking Anti-ANxiety Drugs. [Online] Tersedia pada: https://www.livestrong.com/blog/hidden-dangers-taking-anti-anxiety-drugs/ (Diakses 21 Januari 2018)

WebMD. 2016. Bensodiazepine Abuse. [Online] Tersedia pada: https://www.webmd.com/mental-health/addiction/benzodiazepine-abuse#1 (Diakses 21 Januari 2018)

Nordqvist Joseph. 2018. The Benefits and Risks of Benzodiazepines. [Online] Tersedia pada: https://www.medicalnewstoday.com/articles/262809.php (Diakses 21 Januari 2018)

Nichols Hannah. 2017. What you Need to Know About Xanax. [Online] tersedia pada: https://www.medicalnewstoday.com/articles/263490.php (Diakses 21 Januari 2018)

Versi Terbaru

16/11/2022

Ditulis oleh Rr. Bamandhita Rahma Setiaji

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus

Diperbarui oleh: Ihda Fadila


Artikel Terkait

Minum Antidepresan Saat Hamil, Boleh atau Tidak?

Jenis Obat Penenang Depresi dan Risiko Efek Sampingnya


Ditinjau secara medis oleh

dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh Rr. Bamandhita Rahma Setiaji · Tanggal diperbarui 16/11/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan