backup og meta

Body Positivity, Kunci Menumbuhkan Cinta pada Diri Sendiri

Body Positivity, Kunci Menumbuhkan Cinta pada Diri Sendiri

Pernah merasa tidak sempurna saat becermin? Untuk mengatasinya, Anda bisa mengubah kekurangan fisik menjadi kelebihan dengan menerapkan body positivity. Lantas, apa yang dimaksud dengan body positivity?

Apa itu body positivity?

Body positivity adalah suatu pola pikir yang bertujuan mendorong penerimaan diri pada bentuk tubuh, terlepas dari ukuran, bentuk, warna kulit, atau kondisi fisiknya.

Hal ini menandakan bahwa semua orang berhak untuk punya citra tubuh yang positif sekalipun masyarakat mempunyai standar yang jauh berbeda. 

Itu artinya, semua orang boleh-boleh saja punya penerimaan terhadap tubuhnya meski orang lain mungkin memandang tubuhnya tidak sempurna.

Ketika Anda memahami apa yang dimaksud dengan body positivity, Anda tidak akan menilai diri Anda berdasarkan fisik dan penampilan saja.

Manfaat body positivity

Kehadiran pola pikir body positive diharapkan dapat membuat masyarakat berhenti menentukan standar yang tidak masuk akal mengenai bentuk fisik, baik perempuan atau laki-laki.

Dengan begitu, tiap orang bisa merasa lebih percaya diri saat berada di lingkungan masyarakat.

Body positivity akan terasa manfaatnya bila Anda menerapkan pola pikir ini untuk mencintai diri sendiri. Ini akan membantu memperbaiki pandangan Anda terhadap diri sendiri agar lebih realistis.

Selain itu, pola pikir ini juga dapat menawarkan berbagai manfaat untuk kesehatan mental dan emosional seperti berikut ini.

  • Meningkatkan kesehatan mental. Menerima dan menghargai tubuh sendiri membantu mengurangi risiko gangguan mental terkait citra tubuh negatif, seperti depresi, gangguan kecemasan, dan gangguan makan.
  • Menghormati keanekaragaman. Body positivity merayakan keberagaman bentuk tubuh dengan menganggap bahwa semua tubuh itu indah, terlepas dari ukuran, bentuk, atau kondisi fisiknya. Hal ini juga membantu memerangi kekerasan verbal pada fisik (body shaming).
  • Melatih menerima perubahan tubuh. Pikiran positif terhadap tubuh membantu orang merasa lebih baik tentang diri mereka. Ini membuat mereka bisa menerima perubahan tubuh terkait kehamilan, persalinan, penuaan, dan bahkan penyakit tertentu.

Cara menerapkan body positivity

dampak positif dan negatif olahraga

Salah satu kesalahpahaman mengenai body positivity adalah menggunakannya sebagai alasan untuk membenarkan kebiasaan buruk, seperti makan tidak sehat dan jarang olahraga.

Sebaliknya, hal ini seharusnya menginspirasi setiap orang untuk merawat diri secara menyeluruh serta mengubah pola pikir negatif menjadi lebih positif.

Ketika Anda telah memahami kesalahpahaman tersebut, berikutnya Anda dapat mencoba menerapkan body positivity dengan beberapa langkah berikut ini.

1. Tantang self-talk negatif

Jangan terhanyut oleh self-talk negatif mengenai bentuk tubuh Anda. Sebaliknya, cobalah menantangnya untuk membuka ruang bagi pemikiran yang lebih positif.

Membingkai ulang pikiran negatif menjadi positif bisa sesederhana mengganti “Tubuhku tampak kurus dan lemah” dengan “Aku kuat dan mampu melakukannya.”

Jika dilakukan secara konsisten, menantang pikiran negatif menjadi pikiran-pikiran yang lebih realistis bisa menumbuhkan harga diri Anda kembali.

2. Latih diri untuk bersyukur atas tubuh

Mulailah berlatih untuk bersyukur, khususnya terhadap segala hal yang sudah tubuh Anda lakukan.

Tuliskan ucapan terima kasih kepada tubuh Anda karena sudah mendukung dalam melakukan aktivitas sehari-hari maupun merasakan indahnya dunia dengan indra tubuh Anda.

Mengakui hal ini sebagai “hadiah” berharga yang diberikan oleh tubuh menjadi bagian penting dalam menerapkan body positivity.

3. Lakukan perawatan diri

Perawatan diri alias self-care bukan dilakukan untuk mengejar standar kecantikan dari orang lain, melainkan bertujuan untuk mendukung kesejahteraan fisik dan mental Anda.

Self-care dalam kehidupan sehari-hari dapat Anda lakukan dengan menerapkan pola makan sehat, rutin berolahraga, dan meluangkan waktu untuk diri sendiri.

Lakukan juga hal ini untuk memaksimalkan perawatan kulit, misalnya dengan menggunakan produk skincare sesuai kondisi kulit dan rutin memakai tabir surya sebelum beraktivitas.

4. Lebih fokus pada kecantikan jiwa

Kecantikan seseorang tidak hanya ditentukan oleh penampilan fisiknya. Nah, di sini Anda bisa mulai lebih fokus untuk mengembangkan kecantikan jiwa (inner beauty).

Fokuslah pada bakat, keterampilan, dan prestasi yang membuat diri Anda berbeda dari orang lain.

Dengan menghargai aspek-aspek ini, Anda telah menunjukkan bahwa kecantikan sejati tidak hanya tampak di permukaan, tetapi juga terpancar dari dalam diri.

5. Kurangi paparan media sosial

Umumnya, gangguan citra tubuh disebabkan oleh kebiasaan menghabiskan banyak waktu di media sosial.

Media sosial berpotensi menjadi pemicu citra tubuh negatif karena Anda bisa saja menemukan banyak standar penampilan diri yang tidak realistis dan sulit dicapai.

Cobalah berhenti mengikuti akun yang membuat diri Anda merasa lebih buruk. Alih-alih, pilihlah untuk mengikuti akun atau komunitas yang mendukung body positivity.

Tahukah Anda?

Menurut sebuah studi pada 220 orang dewasa muda berusia 17–25 tahun yang diterbitkan dalam jurnal Psychology of Popular Media (2024), mengurangi waktu penggunaan media sosial hingga setengahnya dalam tiga minggu mampu meningkatkan pandangan tentang berat badan dan penampilan tubuh secara keseluruhan.

Hati-hati tekanan akibat body positivity

kenapa saya masih jomblo

Meski Anda telah menerapkan body positivity, pola pikir ini belum tentu bisa diterima oleh semua orang. Pasalnya, mengubah penilaian terhadap diri sendiri (self-image) bukan perkara mudah.

Bayangkan saja, masyarakat secara umum melihat tubuh Anda tidak sempurna. Namun, Anda diminta untuk bersikap positif terhadap tubuh Anda sendiri. 

Jika tidak mampu melakukannya, Anda mungkin akan merasa malu dan bersalah pada diri sendiri.

Memahami body positivity tidak sama dengan memercayainya. Menutupi pikiran negatif tentang citra tubuh dengan pikiran positif hanya memiliki efek yang bersifat sementara. 

Ada baiknya Anda mengganti pikiran negatif dengan pikiran yang lebih realistis mengenai citra tubuh yang dimiliki saat ini.

Alih-alih berusaha mengubah penampilan Anda berdasarkan standar masyarakat, lakukan hal yang membuat Anda bisa memandang tubuh dan penampilan dengan lebih realistis.

Kesimpulan

  • Body positivity mengajak setiap orang untuk untuk menerima dan menghargai tubuh apa adanya, tanpa memandang ukuran, bentuk, warna kulit, atau kondisi fisiknya.
  • Pola pikir ini bisa membantu Anda meningkatkan harga diri, mencegah depresi dan kecemasan, menghormati keanekaragaman, dan menerima perubahan tubuh.
  • Penerimaan tubuh yang positif dapat diterapkan dengan self-talk positif, melakukan perawatan diri, dan membatasi paparan media sosial.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Body neutrality vs. body positivity. (2022). Cleveland Clinic. Retrieved April 19, 2024, from https://health.clevelandclinic.org/body-positivity-vs-body-neutrality

Body positivity. (2022). Psychology Today. Retrieved April 19, 2024, from https://www.psychologytoday.com/us/basics/body-positivity

Widdows, H. (2019). How positive is body positivity? Psychology Today. Retrieved April 19, 2024, from https://www.psychologytoday.com/us/blog/perfect-me/201904/how-positive-is-body-positivity

Thai, H., Davis, C. G., Mahboob, W., Perry, S., Adams, A., & Goldfield, G. S. (2024). Reducing social media use improves appearance and weight esteem in youth with emotional distress. Psychology of Popular Media, 13(1), 162-169. https://doi.org/10.1037/ppm0000460

Griffin, M., Bailey, K. A., & Lopez, K. J. (2022). #BodyPositive? A critical exploration of the body positive movement within physical cultures taking an intersectionality approach. Frontiers in Sports and Active Living, 4. https://doi.org/10.3389/fspor.2022.908580

Loeber, S., Burgmer, R., Wyssen, A., Leins, J., Rustemeier, M., Munsch, S., & Herpertz, S. (2016). Short-term effects of media exposure to the thin ideal in female inpatients with an eating disorder compared to female inpatients with a mood or anxiety disorder or women with no psychiatric disorder. The International journal of eating disorders, 49(7), 708–715. https://doi.org/10.1002/eat.22524

Versi Terbaru

26/04/2024

Ditulis oleh Satria Aji Purwoko

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

Pentingnya Self-Esteem dan Cara Meningkatkannya

Dad Bod Lebih Menarik bagi Wanita? Yuk, Ketahui Faktanya!


Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 26/04/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan