Degenerasi makula terkait usia atau disebut juga dengan Age-related Macular Degeneration (AMD). Kondisi ini sangat umum terjadi pada orang berusia 50 tahun atau lebih.
Makula adalah bagian mata yang membantu Anda melihat lebih tajam ke depan. Namun, seiring bertambahnya usia, makula akan memburuk dan menyebabkan munculnya sensasi melihat kilatan di mata.
4. Migrain

Migrain adalah jenis sakit kepala berulang. Selain sensasi nyeri pada kepala, gangguan penglihatan (perubahan visual) juga bisa terjadi.
Saat Anda migrain dan disertai perubahan visual, kondisi ini disebut dengan aura, yang bisa menyebabkan fotofobia (sensitif dengan cahaya terang) dan fotopsia.
Fenomena penglihatan akibat migrain biasanya terjadi pada kedua mata sekaligus, tapi fotopsia mungkin tampak lebih besar daripada yang lain.
5. Neuritis optik

Neuritis optik adalah peradangan yang menyerang saraf optik alias saraf penglihatan. Kondisi ini umum terjadi pada orang yang memiliki multiple sclerosis (kondisi yang memengaruhi sel saraf otak dan tulang belakang).
Selain sensasi seperti melihat kilatan cahaya di mata, orang dengan multiple sclerosis juga akan sulit mengendalikan gerakan mata. Mata bisa terasa sakit, perasaan seolah melihat warna-warna, bahkan kebutaan.
6. Diabetes

Diabetes dapat menyebabkan banyak perubahan pada penglihatan Anda. Floaters, fotopsia, atau tirai di atas bidang penglihatan mungkin muncul ketika diabetes memengaruhi fungsi penglihatan. Namun, pasien diabetes biasanya akan kembali melihat dengan normal jika kadar gula darah mereka kembali ke tingkat normal.
7. Phosphene
Phosphene adalah fotopsia yang terlihat tanpa sumber cahaya. Kondisi ini digambarkan sebagai kilatan cahaya atau bintik berwarna. Corak kilatan cahaya phosphene yang menari-nari di depan mata ini diduga disebabkan oleh muatan listrik yang dihasilkan retina dan masih melekat.
Phosphene juga dapat muncul akibat rangsangan sehari-hari yang memberikan tekanan pada mata (retina), seperti bersin yang terlalu kuat, tertawa, batuk, atau saat berdiri terlalu cepat. Tekanan fisik pada retina kemudian merangsang bagian saraf mata hingga akhirnya menghasilkan phosphenes.

Itu sebabnya mengucek atau menekan bola mata saat memejamkan mata juga bisa menghasilkan pola kilatan yang sama. Namun ingat, jangan melakukannya terlalu sering, apalagi dengan tekanan yang keras dan sengaja. Ini dapat membahayakan mata Anda.
Aktivitas sinyal listrik dan mekanis yang diterima retina ini dapat menciptakan percikan warna atau pola yang dapat berubah secara acak. Frekuensi, durasi, dan jenis efek yang muncul semuanya dipengaruhi oleh bagian neuron mana yang dirangsang di waktu tersebut.
Selain itu, faktor fisik lain seperti tekanan darah rendah atau asupan oksigen yang terlalu sedikit bisa meningkatkan intensitas kilatan cahaya saat memejamkan mata.
Berbahayakah sensasi melihat kilatan cahaya di mata?
Mengalami perasaan seperti melihat kilatan cahaya di mata tidaklah berbahaya jika terjadi sesekali dan cepat menghilang. Namun, sebaiknya Anda segera memeriksakan diri ke dokter, jika fotopsia terjadi lebih sering atau bertahan dalam waktu yang lama.
Munculnya gejala tersebut bisa menjadi tanda pertama adanya masalah pada kesehatan mata, seperti degenerasi makula atau ablasio retina.
Apalagi jika perasaan seperti melihat kilatan cahaya di mata diikuti gejala pusing, sakit kepala, atau muntah. Dokter akan melakukan diagnosis untuk mengetahui penyebab pasti keluhan yang Anda alami. Setelah itu, barulah dokter akan menentukan perawatan yang tepat.
Jaga kesehatan mata Anda dengan cara peka terhadap kondisi yang muncul yang ditandai dengan hal yang tidak pernah Anda alami sebelumnya.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar