Ada banyak mitos seputar mata yang beredar di masyarakat. Namun, apakah semua mitos itu benar? Untuk meluruskan berbagai mitos tersebut, simak ulasan berikut ini.
Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita
Ada banyak mitos seputar mata yang beredar di masyarakat. Namun, apakah semua mitos itu benar? Untuk meluruskan berbagai mitos tersebut, simak ulasan berikut ini.
Mempercayai mitos tentang mata yang belum tentu benar adanya bisa berdampak pada kesehatan Anda.
Agar Anda tak salah langkah, pahami mitos-mitos seputar mata yang beredar dan perlu diluruskan, seperti di bawah ini.
Ada banyak faktor yang dapat menjadi penyebab mata merah, mulai dari alergi, sindrom mata kering, glaukoma, skleritis, hingga uveitis.
Artinya, sakit mata merah yang Anda alami belum tentu disebabkan oleh konjungtivitis, sehingga informasi ini hanyalah mitos belaka.
Mata merah yang pasti menular melalui tatapan pun dapat dikatakan hanyalah mitos.
Mata merah yang disebabkan oleh virus dan bakteri memang dapat menular, tetapi penularannya melalui sentuhan dan bukan tatapan.
Namun, saat disebabkan oleh bahan kimia atau alergen, kondisi ini tidak dapat menular.
Banyak orang percaya akan mitos ini. Padahal nyatanya, membaca dalam cahaya yang redup tidak secara langsung dapat merusak mata, tetapi hanya membuat mata bekerja lebih keras.
Apalagi sebelum ditemukannya lampu listrik, sebagian besar aktivitas membaca pada malam hari hanya menggunakan cahaya dari lilin.
Namun, dengan pencahayaan yang baik tentunya dapat mempermudah untuk melihat apa yang dibaca dan menjaga agar mata tidak mudah lelah karena harus bekerja lebih keras.
Faktanya, duduk terlalu dekat dengan TV tidak akan merusak mata, tetapi hanya membuat mata merasa lebih lelah karena bekerja lebih keras untuk fokus pada gambar yang lebih besar.
Tidak hanya membuat mata lelah, menonton TV terlalu dekat sebenarnya dapat membuat mata menjadi tegang yang dapat memicu terjadinya sakit kepala.
Jadi, menghindari terlalu dekat dengan TV saat menonton itu bukan untuk mencegah kerusakan mata, tetapi mengurangi kemungkinan terjadinya mata lelah.
Meski mengonsumsi makanan yang kaya akan vitamin A dapat menjaga penglihatan tetap baik. Mengonsumsinya berlebihan faktanya tidak akan meningkatkan daya penglihatan Anda.
Jadi dapat disimpulkan, mengonsumsi wortel untuk meningkatkan penglihatan hanya mitos mata belaka.
Untuk menjaga kesehatan mata, Anda juga perlu mengonsumsi makanan gizi seimbang.
Otot mata memang diciptakan untuk bisa bergerak ke segala arah, baik kiri dan kanan serta bawah dan atas.
Jadi, sebenarnya menyilangkan mata terlalu sering tidak akan membuat posisi mata menjadi juling. Hal ini pun didukung oleh penelitian yang dipublikasikan oleh StatPearls pada 2022.
Penelitian tersebut menyatakan bahwa mata juling terjadi akibat adanya kelainan refraksi atau gangguan yang dapat memengaruhi saraf pada mata.
Mitos mata yang selanjutnya ini juga dipercaya banyak orang. Katanya, menatap komputer terlalu lama dapat merusak mata.
Padahal faktanya, hal ini tidak dapat merusak mata, tetapi hanya menyebabkan mata lelah dan mata kering.
Jadi, pastikan untuk mengistirahatkan mata setiap 20 menit setelah menatap layar. Jangan lupa juga untuk berkedip secara teratur agar mata tetap terlumasi dan terjaga kelembapannya.
Penyakit mata satu ini hanyalah mitos belaka yang cukup dipercayai oleh sebagian orang.
Faktanya, hampir 80% kehilangan penglihatan dapat dicegah bila terdeteksi dan mendapatkan pengobatan sedini mungkin.
Pemeriksaan mata secara rutin dan menyeluruh adalah salah satu cara terbaik untuk mendeteksi dan mengobati penyakit mata sebelum timbul kerusakan yang permanen, serta menepis mitos seputar mata ini.
Ini merupakan salah satu mitos penglihatan yang cukup berbahaya.
Pasalnya, paparan langsung terhadap sinar matahari tidak akan menyembuhkan mata merah dan infeksi mata, justru hanya akan memperburuk kondisinya.
Hal ini karena menatap sinar matahari tanpa adanya perlindungan mata dapat meningkatkan kerusakan secara permanen akibat radiasi ultraviolet (UV).
Menggunakan kacamata atau lensa kontak tidak akan menyebabkan mata Anda menjadi ketergantungan atau “malas”.
Hal ini justru dapat membantu Anda untuk lebih jelas dan mudah saat membaca atau melihat suatu benda.
Jadi, sebaiknya gunakan kacamata sesuai dengan rekomendasi dokter mata untuk mencegah kondisi mata Anda semakin memburuk.
Itulah beberapa mitos seputar mata yang banyak beredar di masyarakat.
Dengan mengetahui faktanya melalui ulasan di atas, Anda sebaiknya lebih bijak lagi, ya, dalam mempercayai mitos-mitos yang sudah terlanjur beredar.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Carla Pramudita Susanto
General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar