Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None
Implan glaukoma, disebut juga sebagai alat drainase glaukoma, digunakan untuk menghambat atau bahkan menghentikan progres dari penyakit glaukoma. Usaha ini dilakukan agar kondisi pasien tidak berujung pada kebutaan. Implan glaukoma bekerja dengan cara mengeluarkan cairan bola mata. Dengan demikian, tekanan pada bola mata pun dapat berkurang.
Penyebab dari penyakit glaukoma sendiri adalah peningkatan tekanan pada bola mata. Tekanan bola mata (atau disebut juga tekanan intraokular) meningkat karena adanya penumpukan cairan di dalam mata. Penumpukan cairan mata ini kemudian menekan saraf sampai akhirnya menyebabkan kerusakan pada saraf penglihatan.
Meski tidak dapat disembuhkan, penyebab glaukoma masih bisa dikendalikan sehingga mengurangi risiko kebutaan permanen. Umumnya, kondisi ini ditangani dengan pemberian obat-obatan jika kondisinya belum parah.
Apabila berbagai pengobatan glaukoma tidak berhasil memperbaiki kondisi pasien, dokter umumnya akan menyarankan operasi. Selain laser dan trabekuletomi, operasi implan glaukoma kini menjadi salah satu alternatif yang ada untuk mengobati glaukoma.
Meski tak dapat memulihkan penglihatan pasien 100 persen, operasi implan glaukoma diklaim mampu mengembalikan penglihatan pasien hingga 80 persen.
Implan glaukoma memiliki bentuk, bahan, serta ukuran yang berbeda-beda. Saat ini, terdapat 2 jenis implan yang paling sering digunakan, yaitu implan berkatup (valved) dan tanpa katup (nonvalved).
Prosedur ini tidak dapat dilakukan pada kasus glaukoma yang masih ringan. Implan ini ditujukan untuk pasien dengan kasus-kasus sulit, seperti kegagalan operasi trabekulektomi atau obat-obatan tidak mampu membantu secara maksimal.
Selain itu, kondisi glaukoma akibat tekanan darah tinggi, diabetes, dan operasi di bagian mata tertentu, seperti retina dan kornea, juga termasuk kasus yang bisa ditangani dengan implan.
Kasus lain di mana kondisi pasien sudah diduga akan mengalami gagal operasi sejak awal, merupakan kasus sulit lain yang hanya bisa ditangani dengan pemasangan implan. Umumnya, glaukoma yang terjadi akibat trauma pasca kecelakaan adalah kasus yang akan mengalami kegagalan operasi.
Pemasangan implan glaukoma memang bisa memperbaiki penglihatan dengan amat baik. Namun, perlu diingat bahwa tidak semua orang bisa melakukan prosedur ini.
Sebelum memutuskan apakah seorang pasien memerlukan implan atau tidak, ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh seorang dokter, antara lain:
Tidak semua pasien membutuhkan implan. Itu sebabnya, seorang dokter akan menentukan apakah pasien membutuhkan implan glaukoma atau tidak.
Pasien glaukoma bawaan lahir mungkin akan membutuhkan prosedur ini. Dokter akan terlebih dulu menyarankan pengobatan lain sebelum memutuskan menggunakan metode implan.
Dokter harus melakukan tahapan ini untuk meningkatkan persentase keberhasilan operasi implan. Salah satu hal yang harus diperhatikan adalah kondisi konjungtiva pasien, apakah memungkinkan untuk diselipkan implan.
Apabila konjungtiva pada mata pasien glaukoma sudah rusak, pemasangan implan tidak bisa dilakukan.
Bahan yang digunakan untuk implan bisa berbeda antara satu dengan yang lain. Umumnya, bahan tertentu cenderung lebih murah dibandingkan bahan lainnya.
Selain itu, ukuran dan bentuk dari implan glaukoma pun bisa jadi berbeda-beda. Dokter harus dapat menentukan ukuran dan bentuk implan yang sesuai dengan kondisi pasien.
Proses pemasangan implan biasanya akan dilakukan di rumah sakit dan memakan waktu sekitar satu jam. Berikut adalah proses yang akan Anda jalani.
Dalam proses pemulihan setelah pemasangan implan, ada beberapa pantangan yang harus Anda hindari, seperti:
Setelah mata pasien glaukoma dipasangi implan, bukan berarti pasien terbebas dari penggunaan obat glaukoma untuk mengatasi penyakit ini. Semua tetap tergantung pada kondisi pasien.
Ada beberapa kasus yang membutuhkan pengobatan tambahan. Namun, jika tekanan bola mata sudah teratasi dengan baik hanya dengan penggunaan implan, pasien tidak perlu mengonsumsi obat-obatan atau melakukan perawatan pendamping lain.
Meski terdapat beberapa pantangan, pemasangan implan glaukoma terbilang relatif aman. Anda pun tak perlu melakukan perawatan implan glaukoma secara khusus, selain memeriksa rutin ke dokter. Anda setidaknya perlu menjalani kontrol rutin setiap 3-4 bulan sekali.
Implan glaukoma bersifat permanen dan seumur hidup menempel di bola mata pasien. Pasien pun tidak perlu mengganti dengan implan yang baru atau melepasnya sewaktu-waktu. Oleh sebab itu, perawatan alat implan harus dilakukan secara rutin untuk menjaga kondisi implan serta kesehatan mata pasien.
Meski terbilang aman dan tak memerlukan perawatan khusus, bukan berarti pemasangan implan glaukoma tak membawa efek samping. Istilah implan sendiri menandakan bahwa adanya benda asing yang masuk ke tubuh. Cara ini bisa jadi menimbulkan efek samping ringan pada beberapa pasien.
Risiko efek samping akan meningkat jika pasien memiliki reaksi alergi terhadap bahan dasar alat implan. Namun, pada praktiknya, jumlah pasien yang mengalami efek samping lebih sedikit dari mereka yang tidak mengalaminya sama sekali.
Menurut situs American Academy of Ophthalmology, berikut adalah beberapa efek samping yang mungkin bisa terjadi setelah pemasangan implan pada mata:
Bila ada pertanyaan, konsultasikan dengan dokter untuk solusi terbaik kesehatan Anda.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar