backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Tidak Selalu Hitam Putih, Kenali Jenis Buta Warna Parsial

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Fidhia Kemala · Tanggal diperbarui 27/06/2022

Tidak Selalu Hitam Putih, Kenali Jenis Buta Warna Parsial

Kondisi buta warna menyebabkan mata gagal menangkap gelombang cahaya, sehingga tidak dapat melihat warna dengan jelas. Sebagian besar kondisi buta warna yang dialami adalah buta warna sebagian atau parsial.

Buta warna total yang membuat pandangan terlihat hitam-putih sangat jarang terjadi. Namun, kondisi buta warna parsial juga berbeda-beda, tergantung dari penurunan kemampuan penglihatan dalam mengidentifikasi warna tertentu.

Apa yang menyebabkan buta warna parsial?

Pada buta warna total atau monokromasi, penderita sama sekali tidak bisa melihat warna selain hitam dan putih. Selain itu, ketajaman mata mereka juga dapat terpengaruh.

Namun, apa yang dirasakan penderita buta warna parsial berbeda.

Buta warna parsial menyebabkan penderitanya kesulitan untuk membedakan beberapa warna, seperti merah, hijau, dan biru.

Kebanyakan kasus buta warna sebagian berkaitan dengan keturunan atau faktor genetik.  Artinya, Anda bisa mengalami kondisi ini jika orangtua Anda memiliki kelainan gen buta warna.

Kelainan gen ini menunjukan adanya kerusakan pada struktur sel kerucut yang terletak pada retina, yaitu jaringan peka cahaya yang terletak di bagian belakang mata.

Sel kerucut ini memiliki fotopigmen yang berfungsi untuk mendeteksi warna dari cahaya yang ditangkap.

Dilansir dari Colour Blind Awareness, buta warna diturunkan oleh orangtua yang tidak mengalami buta warna, tapi membawa kelainan gen tersebut (carrier).

Umumnya, kasus buta warna parsial terjadi dari ibu pembawa kelainan gen yang menurunkan pada anak laki-lakinya.

Selain karena faktor keturunan, penyakit tertentu seperti glaukoma, diabetes, cedera pada mata, dan penggunaan obat-obatan tertentu dapat meningkatkan risiko buta warna sebagian.

Perbedaan jenis buta warna parsial

Jenis buta warna parsial

Seperti yang telah dijelaskan, buta warna parsial disebabkan oleh adanya kelainan pada fungsi sel kerucut untuk mengenali warna-warna dengan jelas.

Kelainan sel kerucut ini terjadi karena kehilangan atau berkurangnya komponen yang bertugas mengidentifikasi warna tertentu.

Berdasarkan hal ini, buta warna sebagian dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu sebagai berikut.

1. Buta warna hijau-merah

Buta warna hijau-merah atau red-green color blindness merupakan jenis buta warna sebagian yang paling sering ditemukan.

Kondisi ini menyebabkan seseorang kesulitan membedakan warna-warna yang terdapat pada spektrum warna merah dan hijau.

Kondisi ini disebabkan oleh hilangnya atau keterbatasan fungsi dari sel kerucut merah (protan) atau hijau (deutran).

Tidak semua jenis buta warna hijau-merah menyebabkan seseorang kesulitan untuk benar-benar membedakan warna. Beberapa gejalanya berlangsung ringan, sehingga tidak disadari.

Terdapat beberapa jenis buta warna hijau-merah, yaitu sebagai berikut.

  • Protanomali: terdapat gangguan pada fotopigmen merah sel kerucut, sehingga warna merah, jingga, dan kuning malah terlihat berwarna hijau. Jenis buta warna parsial ini ringan sehingga tidak mengganggu aktivitas sehari-hari.
  • Protanopia: disebabkan oleh fotopigmen merah sel kerucut yang tidak berfungsi total. Warna merah akan terlihat sebagai hitam, sedangkan beberapa warna, seperti jingga, kuning, dan hijau tampak seperti kuning.
  • Deuteranomali: dikarenakan fotopigmen warna biru yang tidak normal. Penderita buta warna sebagian ini melihat warna hijau dan kuning tampak lebih merah serta sulit membedakan warna ungu dan biru. Sebagian besar pria dengan buta warna mengalami kondisi buta warna ini.
  • Deuteranopia: penyebabnya adalah fotopigmen hijau sel kerucut yang tidak berfungsi total. Pada buta warna sebagian ini, warna merah terlihat kuning kecokelatan dan warna hijau sebagai cokelat pucat.

2. Buta warna biru kuning

Jenis buta warna biru kuning atau blue-yellow color blindness lebih jarang dibandingkan dengan buta warna hijau-merah.

Buta warna parsial disebabkan fotopigmen biru (triton) yang tidak berfungsi atau hanya berfungsi sebagian. Ada dua jenis buta warna biru kuning, yaitu sebagai berikut.

  • Tritanomali: diakibatkan oleh fungsi sel kerucut biru yang terbatas. Akibatnya, warna biru tampak lebih hijau dan sulit membedakan antara kuning dan merah dengan warna merah muda. Buta warna jenis ini sangat langka.
  • Tritanopia: terjadi saat jumlah sel kerucut biru terbatas atau kurang. Pada buta warna sebagian ini, warna biru tampak hijau dan kuning tampak seperti ungu. Buta warna ini juga sangat langka.
  • Berbagai tes buta warna parsial

    cara mengobati buta warna

    Penting bagi Anda untuk mendeteksi kondisi buta warna sejak dini, terutama pada anak-anak.

    Meskipun sebagian besar kondisi buta warna parsial tidak memengaruhi aktivitas, penderita buta warna bisa lebih terbiasa jika melakukan adaptasi dengan lingkungan sekitar dari awal.

    Nah, apabila mengenali tanda-tanda buta warna sebagian, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan ke dokter spesialis mata.

    Tes buta warna parsial bisa dilakukan dengan beberapa metode, yakni sebagai berikut.

    1. Tes ishihara

    Beberapa tes buta warna parsial dapat dilakukan untuk memeriksakan kondisi mata Anda. Salah satu tes buta warna yang paling umum adalah tes ishihara, khususnya untuk pemeriksaan buta warna hijau dan merah.

    Dokter akan meminta Anda untuk melihat 38 kartu berbentuk lingkaran dengan titik-titik yang berwarna. Beberapa titik membentuk angka satu atau dua digit.

    Berdasarkan situs Color Blind Test, dokter akan menanyakan nomor berapa yang Anda lihat dalam 36 kartu yang tersedia.

    Semua titik di kartu tersebut diatur dalam pola tertentu untuk membentuk angka-angka yang orang dengan penglihatan warna normal dapat melihat.

    Jika Anda menderita buta warna parsial, bentuk-bentuk itu akan sulit dilihat atau Anda mungkin tidak melihatnya sama sekali.

    Tes ishihara ini juga dapat digunakan untuk mendiagnosis buta warna pada anak.

    2. Tes anomaloscope

    Melansir laman National Eye Institute, tes ini dilakukan untuk memeriksa apakah Anda dapat mencocokkan kecerahan dua lampu yang beda.

    Saat menjalani tes anomaloscope, Anda akan diminta melihat ke arah lensa yang ada di dalam mikroskop.

    Di situ terdapat dua lampu yang memiliki tingkat kecerahan berbeda. Lalu, pasien akan menyesuaikan warna dengan cara memutar suatu tombol pada alat tersebut hingga warna pada kedua lingkaran terlihat bersatu menjadi warna yang sama.

    Dokter menggunakan tes buta warna anomaloscope untuk memeriksa buta warna parsial warna merah dan hijau.

    3. Uji rona

    Dalam uji rona, Anda akan mendapatkan balok dengan warna berbeda. Dokter mata Anda akan meminta Anda mengaturnya dalam urutan pelangi, seperti dari merah ke ungu.

    Jika Anda kesulitan menempatkannya dalam urutan yang benar, Anda mungkin mengalami buta warna sebagian.

    Dokter mata sering menggunakan tes ini untuk orang yang membutuhkan penglihatan warna yang sangat akurat terkait dengan pekerjaan mereka, seperti fotografer atau desainer.

    Kesimpulan

    • Sebagian besar buta warna parsial merupakan kondisi yang diturunkan, sehingga hingga kini belum ditemukan cara untuk menyembuhkannya.
    • Buta warna yang disebabkan oleh faktor lain, seperti penyakit dan konsumsi obat-obatan tertentu, perlu penanganan khusus.
    • Penanganan buta warna terkait penyakit tertentu disesuaikan dengan jenis penyakit yang diderita.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Carla Pramudita Susanto

    General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


    Ditulis oleh Fidhia Kemala · Tanggal diperbarui 27/06/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan