backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Kelainan Refraksi

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Fidhia Kemala · Tanggal diperbarui 21/01/2022

Kelainan Refraksi

Definisi

Apa itu kelainan refraksi mata?

Kelainan refraksi mata adalah gangguan penglihatan yang terjadi saat mata tidak dapat melihat suatu objek dengan jelas. Ini dapat terjadi saat melihat objek yang dekat, jauh, ataupun keduanya.

Refraksi mata sendiri adalah proses masuknya cahaya dari bagian depan mata (kornea, pupil, retina) untuk dibiaskan tepat pada retina (bagian belakang mata). Dengan begitu, objek dapat terlihat jelas.

Gejalanya sering ditandai dengan pandangan yang menjadi buram. Namun, kondisi ini bukanlah penyakit mata, melainkan gangguan fokus pada mata.

Ada 4 jenis kelainan refraksi yang paling umum, biasanya dikenal dengan gangguan mata rabun, yaitu:

  • Miopi (rabun jauh): kesulitan melihat objek berjarak jauh dengan jelas.
  • Hipermetropi (rabun dekat): kesulitan melihat objek dari jarak dekat dengan jelas.
  • Astigmatisme (mata silinder): kondisi penglihatan yang terdistorsi sehingga objek terlihat kabur atau berbayang.
  • Presbiopi (mata tua): penurunan penglihatan yang terjadi di usia tua, menyebabkan mata sulit fokus melihat benda dari jarak dekat.

Umumnya, orang yang memiliki gangguan penglihatan ini akan menggunakan kacamata untuk memperbaiki penglihatannya.

Seberapa umum kondisi ini?

Kondisi ini sangat umum terjadi. Menurut WHO, diperkirakan sekitar 153 juta orang di seluruh dunia memiliki gangguan pada mata akibat kelainan refraksi.

Namun, jumlahnya mungkin lebih besar karena banyak penderita yang tidak mengalami gangguan penglihatan yang cukup signifikan. Mereka tetap bisa menjalani hidup normal tanpa alat bantu penglihatan apa pun.

Apabila kondisi kelainan refraksi yang parah dibiarkan, kondisi ini bisa mengganggu perkembangan dan menurunkan fungsi penglihatan.

Tanda-Tanda dan Gejala

Apa saja tanda-tanda dan gejala kelainan refraksi mata?

Ada berbagai tanda dan gejala dari kelainan refraksi mata, tapi yang paling umum adalah tidak dapat melihat objek dengan jelas.

Beberapa tanda dan gejala umum dari kelainan refraksi, antara lain:

  • Pandangan mata kabur atau berbayang
  • Sering menyipitkan mata untuk melihat objek dengan jelas
  • Sulit fokus saat membaca buku, menonton TV, dan melihat layar komputer atau gadget
  • Mata seperti terhalang kabut
  • Mata sensitif atau silau terhadap pencahayaan yang terlalu terang
  • Mata silau atau melihat lingkaran cahaya di sekitar cahaya terang
  • Sakit kepala
  • Mata tegang
  • Kapan saya harus periksa ke dokter?

    Penanganan sejak dini dapat mencegah gangguan penglihatan bertambah parah. Maka dari itu, konsultasikan dengan dokter untuk melakukan tes penglihatan tes refraksi mata jika sering mengeluhkan tanda dan gejala gangguan pada mata seperti di atas.

    Penyebab

    Apa penyebab kelainan refraksi mata?

    Normalnya, untuk dapat melihat dengan jelas, cahaya yang ditangkap mata dari sekitar objek yang Anda lihat akan dibiaskan dan jatuh tepat ke depan retina. Retina adalah jaringan peka cahaya yang akan mengantarkan sinyal cahaya untuk diproses di otak, sehingga Anda dapat mengenali objek yang Anda lihat.

    Nah, setiap jenis gangguan refraksi (miopi, hipermetropi, astigmatisme, presbiopi) terjadi ketika cahaya dari objek yang dilihat oleh mata tidak jatuh tepat di depan retina—bisa di depan ataupun di belakang retina. Akibatnya, objek yang Anda lihat pun menjadi tidak jelas atau fokus.

    Menurut National Institute of Health, kelainan refraksi mata bisa disebabkan oleh berbagai hal, seperti:

    • Panjang atau bentuk bola mata seperti bola mata yang terlalu panjang atau pendek
    • Bentuk dari kelengkungan kornea yaitu lapisan terluar di bagian depan mata
    • Fungsi lensa mata yang mengalami penurunan akibat pertambahan usia

    Faktor risiko

    Apa yang membuat saya lebih berisiko terkena kelainan refraksi mata?

    Siapa pun sebenarnya bisa mengalami kelainan refraksi. Namun, terdapat beberapa faktor risiko penyebab Anda mengalami gangguan penglihatan, yaitu:

    • Genetik atau keturunan Mempunyai anggota keluarga yang memiliki mata rabun meningkatkan risiko Anda mengalami hal serupa.
    • Usia Sebagian besar kasus rabun jauh mulai dialami ketika anak-anak. Sementara presbiopi merupakan gangguan penglihatan yang umumnya diderita oleh orang berumur 40 tahun atau lebih.
    • Penyakit mata atau kelainan genetik lainnya
    Jika mengalami penyakit katarak atau glaukoma, komplikasi penyakit lain seperti diabetes, dan kelainan genetik pada mata, maka Anda berisiko mengalami kelainan refraksi.

    Diagnosis

    Bagaimana dokter mendiagnosis kondisi ini?

    Untuk mendiagnosis gangguan mata yang disebabkan oleh kelainan refraksi, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan mata, seperti:

    • Pemeriksaan ketajaman visual Pemeriksaan ketajaman visual atau dikenal juga sebagai tes visus dilakukan dengan menggunakan bagan huruf atau Snellen Chart.Dalam pemeriksaan ini, Anda diminta untuk membacakan huruf-huruf yang tertera pada bagan. Dokter atau ahli optik akan mengatur perubahan jarak baca sehingga kondisi dari gangguan refraksi bisa diketahui.
    • Retinoskopi Selain itu, dokter juga dapat menemukan kesalahan refraksi melalui proses retinoskopi. Untuk melakukan retinoskopi, dokter menggunakan perangkat retinoskop untuk menyinari mata pasien. Dokter kemudian mencoba berbagai lensa sambil mengawasi refleksi cahaya pada mata pasien.

    Melalui kedua pemeriksaan tersebut, Anda bisa memperoleh resep kacamata atau lensa korektif yang tepat untuk memperbaiki gangguan refraksi mata yang dialami.

    Pengobatan

    Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.

    Bagaimana mengobati kelainan refraksi mata?

    Pengobatan untuk kelainan refraksi bertujuan meningkatkan kemampuan penglihatan sehingga penderitanya bisa melihat dengan lebih jelas dan mencegah kondisinya bertambah parah.

    Gangguan akibat mata rabun dapat diperbaiki dengan beberapa perawatan, yakni dengan penggunaan kacamata, lensa kontak, dan operasi refraksi.

  • Kacamata Kacamata adalah cara paling mudah dan aman untuk memperbaiki kelainan refraksi mata.Lensa yang digunakan untuk rabun jauh adalah lensa cekung atau minus. Untuk rabun dekat atau mata tua, Anda akan menggunakan lensa cembung atau plus. Sementara itu, untuk mata silinder lensa yang digunakan adalah lensa silinder.
  • Lensa kontak Lensa kontak dapat memberikan penglihatan yang lebih jelas, luas, dan lebih nyaman dibandingkan kacamata.Akan tetapi, lensa kontak tidak direkomendasikan untuk anak-anak yang kesulitan menggunakannya secara mandiri.
  • Bedah refraksi Operasi atau bedah refraksi  bertujuan untuk memperbaiki bentuk kornea atau lensa secara dengan mengubah bentuknya secara permanen. Perubahan pada bentuk mata bagian depan ini dapat meningkatkan kemampuan fokus mata untuk melihat dengan lebih baik.Ada berbagai jenis operasi refraksi untuk mata, yang paling umum adalah photo refractive surgery keractomy (PRK) dan LASIK.
  • Apa saja perubahan gaya hidup atau pengobatan rumahan untuk mengatasi kelainan refraksi mata?

    Gaya hidup dan perawatan tetentu dapat dilakukan untuk mengatasi kelainan refraksi sekaligus menjaga menjaga kesehatan mata, seperti:

    • Mengontrol kondisi kesehatan kronis. Kondisi tertentu seperti tekanan darah tinggi dan komplikasi diabetes pada mata bisa menyebabkan gangguan mata rabun.
    • Lindungi mata dari sinar matahari. Kenakan kacamata hitam yang menangkal radiasi ultraviolet.
    • Konsumsi makanan sehat untuk mata. Perbanyak makan buah dan sayuran serta makanan serta vitamin A dan asam lemak omega 3.
    • Lakukan pemeriksaan mata secara teratur. Pemeriksaan rutin tidak hanya membantu dokter mendeteksi gangguan refraksi, tapi juga penyakit lain yang mungkin menyerang mata

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Fidhia Kemala · Tanggal diperbarui 21/01/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan