backup og meta

Hematoma (Memar)

Hematoma (Memar)

Definisi

Apa itu hematoma?

Hematoma atau hematom adalah penumpukan darah tidak normal di luar pembuluh darah. Kondisi ini terjadi akibat dinding pembuluh darah, baik arteri, vena, ataupun kapiler, rusak sehingga darah bocor ke jaringan lain yang tidak semestinya. Jika terjadi dekat dengan permukaan kulit, kondisi ini akan tampak seperti memar atau lebam.

Kumpulan darah ini bisa berukuran setitik kecil, tapi bisa juga berukuran besar dan menyebabkan pembengkakan.

Cedera pembuluh darah yang mengakibatkan hematoma adalah kondisi minor dan dapat diperbaiki. Namun, ada kalanya juga ini menandakan adanya gangguan pembekuan darah pada tubuh Anda. 

Darah yang keluar dari pembuluh darah dapat mengiritasi jaringan sekitar dan menyebabkan gejala peradangan, seperti nyeri, bengkak, dan kemerahan. Gejala yang muncul akan bergantung pada lokasi, ukuran, dan apakah kondisi tersebut menyebabkan pembengkakan atau edema.

Kondisi ini bisa terjadi di kondisi tubuh mana pun. Hematoma mirip dengan hemoragi (hemoragik). hemoragi biasanya mengacu pada perdarahan yang sedang berlangsung. Sementara, hematoma mengacu kepada perdarahan yang sudah menggumpal. 

Seberapa umum kondisi ini?

Kondisi ini lebih umum terjadi pada wanita dibandingkan dengan pria. Meski begitu, kondisi ini dapat dicegah dengan mengurangi faktor-faktor yang membuat Anda berisiko.

Diskusikan dengan dokter untuk informasi lebih lanjut.

Jenis

Apa saja jenis-jenis hematoma?

Hematoma dibedakan dari lokasi munculnya kondisi tersebut. Jenis-jenis yang telah diketahui sejauh ini adalah:

  • hematoma telinga
  • hematoma subungual (di bawah kuku)
  • hematoma kulit kepala (benjolan di kulit dan otot luar kepala)
  • hematoma septum (di bagian hidung)
  • hematoma subkutan (di vena dangkal dekat dengan permukaan kulit)
  • hematoma retroperitoneal (di dalam rongga perut)
  • hematoma limpa
  • hematoma hati
  • hematoma epidural tulang belakang (di lapisan medula spinalis dan tulang belakang)
  • hematoma epidural intrakranial (di antara lempeng tengkorak dan selaput di bagian luar otak)
  • hematoma subdural (di antara jaringan otak dan lapisan dalam otak)

Tanda-tanda dan gejala

Apa saja tanda-tanda dan gejala hematoma?

Hematoma dapat menyebabkan iritasi dan peradangan. Gejala yang muncul bisa saja bervariasi tergantung pada lokasi serta ukuran pembengkakan dan perdangan terjadi.

Namun, umumnya, gejala yang muncul saat inflamasi (peradangan) akibat hematom, meliputi:

  • Kemerahan
  • Sensitivitas
  • Rasa hangat
  • Nyeri 
  • Pembengkakan

Hematom internal mungkin lebih sulit ditemukan. Pemeriksaan rutin untuk mendeteksi kondisi ini adalah hal yang perlu dilakukan oleh siapa pun yang pernah mengalami kecelakaan atau mengalami cedera serius.

Jika terjadi di tengkorak dan otak, kondisi ini dapat berakibat serius. Gejala baru yang mungkin muncul akibat hematoma di tengkorak dan otak adalah:

  • Sakit kepala parah 
  • Kesulitan menggerakkan lengan atau kaki
  • Gangguan pendengaran
  • Kesulitan menelan
  • Mengantuk
  • Hilang kesadaran

Menurut MedlinePlus, beberapa komplikasi yang mungkin bisa timbul akibat hematoma yang mendekati lapisan otak dalam (subdural) adalah:

  • kejang
  • kesulitan berbicara
  • tubuh melemah
  • herniasi otak (tekanan pada otak yang dapat mengakibatkan koma bahkan kematian)

Kapan saya harus periksa ke dokter?

Diagnosis dan perawatan dini dapat mencegah kondisi ini menjadi lebih buruk dan mencegah kondisi medis darurat lainnya. Itu sebabnya, bicarakan pada dokter untuk menghindari kondisi ini menjadi lebih serius.

Jika Anda memiliki tanda-tanda atau gejala-gejala di atas atau pertanyaan lainnya, konsultasikanlah dengan dokter Anda. Tubuh masing-masing orang berbeda. Selalu konsultasikan ke dokter untuk menangani kondisi kesehatan Anda.

Penyebab

Apa penyebab hematoma?

Hematoma terjadi karena adanya gumpalan darah. Trauma merupakan penyebab utama dari kondisi ini. Saat berbicara tentang “trauma’, kebanyakan orang akan berpikir tentang kecelakaan mobil, jatuh, cedera kepala, patah tulang, dan luka serius lainnya.

Padahal, trauma jaringan juga dapat disebabkan hal yang terlihat lebih remeh, seperti bersin terlalu keras atau lengan/kaki yang terpelintir secara tiba-tiba.

Apabila pembuluh darah rusak, darah cenderung berkoagulasi (membeku). Semakin besar jumlah perdarahan yang terjadi, semakin besar jumlah gumpalan darah yang dapat terbentuk.

Faktor pemicu

Apa yang membuat lebih berisiko mengalami kondisi ini?

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda untuk mengalami kondisi ini adalah:

1. Aneurisma

Aneurisma mengacu pada melemahnya dinding pembuluh darah yang kemudian menyebabkan adanya tonjolan (atau disebut dengan distensi) pada dinding pembuluh darah.

Kebanyakan aneurisma tidak menunjukkan gejala dan tidak berbahaya. Namun, pada tahap paling parah, aneurisma bisa pecah dan menyebabkan perdarahan internal yang mengancam jiwa.

2. Pengobatan

Pengencer darah atau obat antikoagulasi, termasuk warfarin (Coumadin), aspirin, clopidogrel (Plavix), prasugrel (Effient), rivaroxaban (Xarelto), dan apixaban (Eliquis) dapat meningkatkan potensi perdarahan tiba-tiba dan pembesaran hematoma karena tubuh tidak dapat memperbaiki pembuluh darah secara efisien.

Hal ini menyebabkan darah terus bocor melalui area yang rusak.

3. Penyakit atau kondisi tertentu

Beberapa penyakit kelainan trombosit atau kondisi kesehatan tertentu dapat menurunkan jumlah trombosit pada aliran darah (trombositopenia), meningkatkan jumlahnya (trombositosis), atau membatasi fungsinya.

Infeksi virus seperti (rubella, cacar air, HIV, dan hepatitis C), anemia aplastik, kanker pada organ lain, penyalahgunaan alkohol jangka panjang dan defisiensi vitamin D dapat terkait dengan kondisi ini.

Diagnosis dan Pengobatan

Bagaimana kondisi ini didiagnosis?

Apabila dokter menduga Anda memiliki kondisi ini, pemeriksaan fisik dan beberapa tes akan direkomendasikan. Dokter kemudian dapat melakukan uji tempel pada kulit, di mana berbagai zat dalam jumlah kecil dioleskan pada kulit di bawah perekat.

Saat Anda kembali dalam beberapa hari, dokter akan memeriksa kulit untuk melihat apakah Anda mengalami reaksi terhadap zat tersebut.

Jenis tes ini paling baik dilakukan setidaknya 2 minggu setelah hematoma menghilang dan paling berguna untuk melihat apakah Anda memiliki alergi kontak.

Bagaimana cara menghilangkan memar akibat kondisi ini?

Hematoma pada kulit dan jaringan lunak adalah kondisi yang sering kali dapat diatasi dengan beristirahat, es, mengompres, dan memosisikan bagian tubuh yang terdampak menjadi lebih tinggi.

Nyeri dari lebam yang muncul biasanya disebabkan oleh peradangan di sekitar darah dan dapat diatasi dengan penawar rasa sakit yang dijual bebas. Pilihan pengobatan tergantung pada kondisi kesehatan pasien.

Untuk pasien yang menggunakan pengobatan antikoagulasi, ibuprofen tidak direkomendasikan karena risiko perdarahan saluran pencernaan.

Pasien dengan penyakit hati tidak boleh menggunakan acetaminophen yang dijual bebas. Apabila Anda tidak yakin, tanyakan pada dokter atau apoteker untuk rekomendasi.

Pencegahan

Bagaimana cara mencegah hematoma?

Kecelakaan selalu terjadi di sekitar kita dan kondisi ini tidak dapat dicegah begitu trauma terjadi.

Untuk pasien yang menggunakan obat antikoagulasi, sebaiknya menghindari aktivitas yang berisiko tinggi terhadap cedera.

Untuk pasien yang menggunakan warfarin (Coumadin), penting untuk memastikan dosis tepat sehingga tidak terjadi pengenceran darah secara berlebihan.

Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Sakamoto, A., Okamoto, T., & Matsuda, S. (2017). Chronic Expanding Hematoma in the Extremities: A Clinical Problem of Adhesion to the Surrounding Tissues. BioMed research international, 2017, 4634350. https://doi.org/10.1155/2017/4634350 

Bajsarowicz, P., Prakash, I., Lamoureux, J., Saluja, R., Feyz, M., Maleki, M., & Marcoux, J. (2015). Nonsurgical acute traumatic subdural hematoma: what is the risk?. Journal Of Neurosurgery, 123(5), 1176-1183. https://doi.org/10.3171/2014.10.JNS141728 

Shikhman, A., Tuma, F. (2020). Abdominal Hematoma. StatPearls Publishing.

Krogmann, RJ., King, KC. (2020). Auricular Hematoma. StatPearls Publishing.

Gupta, G., Mahajan, K. (2020). Nasal Septal Hematoma. StatPearls Publishing.

Epidural Hematoma – MedlinePlus. (2018). Retrieved August 24, 2020, from https://medlineplus.gov/ency/article/001412.htm

Subdural Hematoma – MedlinePlus. (2018). Retrieved August 24, 2020, from https://medlineplus.gov/ency/article/000713.htm

Versi Terbaru

29/11/2021

Ditulis oleh Rena Widyawinata

Ditinjau secara medis oleh dr. Charley Simanjuntak, Sp.B., Sub BVE, B.Med.Sc.

Diperbarui oleh: Abduraafi Andrian


Artikel Terkait

7 Obat Memar Paling Efektif Tanpa Harus ke Dokter

Hidung Bengkak Setelah Terbentur, Bahaya Apa Tidak?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Charley Simanjuntak, Sp.B., Sub BVE, B.Med.Sc.

Bedah Vaskular · Tzu Chi Hospital


Ditulis oleh Rena Widyawinata · Tanggal diperbarui 29/11/2021

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan