Penyakit atau kondisi kesehatan tertentu kadang mengharuskan seseorang untuk ambil darah. Beberapa orang berhasil menjalaninya dengan lancar tanpa halangan, tetapi ada pula yang susah ambil darah.
Kesulitan mengambil darah bisa menyebabkan rasa sakit dan tidak nyaman karena jarum harus dicabut dan dimasukkan kembali berulang kali sampai darah bisa diambil. Kenapa beberapa orang darahnya bisa sulit diambil? Adakah cara menyiasatinya?
Seperti apa prosedur pengambilan darah?
Proses pengambilan darah, atau yang disebut dengan venipuncture, dilakukan oleh perawat atau teknisi lab di klinik atau rumah sakit.
Biasanya, petugas ambil darah akan menyuntikkan jarum di pembuluh vena (pembuluh balik), bukan pembuluh arteri (pembuluh nadi).
Ini karena dinding pembuluh vena lebih tipis dan terletak lebih dekat dengan permukaan kulit sehingga memudahkan proses ambil darah.
Petugas akan meraba bagian lengan pasien untuk menemukan pembuluh vena yang paling menonjol sebagai lokasi ambil darah.
Setelahnya, area kulit tersebut dibersihkan dengan alkohol untuk membunuh kuman supaya tidak ikut masuk ke dalam darah.
Bagian lengan atas pasien selanjutnya akan diikatkan dengan turniket untuk memperjelas keberadaan pembuluh vena dan memaksimalkan jumlah aliran darah di pembuluh tersebut.
Anda kemudian diminta untuk mengepalkan tangan untuk membantu memperjelas pembuluh darah, kemudian jarum akan jarum akan didorong secara perlahan menuju lokasi pengambilan darah.
Saat darah mulai mengalir, pita ketat yang bertugas mengontrol perdarahan (turniket) dilepas secara perlahan agar peredaran darah kembali lancar.
Kenapa ada orang yang susah ambil darah?
Proses pengambilan darah bagi sebagian besar orang umumnya berjalan singkat dan tanpa rasa sakit, tapi ada juga yang sebaliknya.
Ada banyak hal yang bisa memengaruhi kelancaran proses ambil darah sehingga kadang membuat darah seseorang susah diambil, di antaranya sebagai berikut.
1. Pembuluh kecil atau tersembunyi
Beberapa orang memiliki pembuluh vena yang kecil atau tersembunyi sehingga sulit ditemukan saat diambil darah.
Saat hal ini terjadi, perawat biasanya akan mengencangkan ikatan turniket atau meletakkan bantalan hangat dan kembali meraba vena pasien hingga bisa ditemukan.
Grogi menghadapi ambil darah yang membuat telapak tangan dingin juga dapat membuat pembuluh darah vena menjadi tersembunyi dan sulit ditemukan.
Suhu tubuh hangat justru meningkatkan sirkulasi dan tekanan darah sehingga vena lebih mudah ditemukan.
Itu sebabnya beberapa perawat meletakkan bantalan hangat di bagian lengan untuk meningkatkan tekanan darah pasien.
Selain cara tersebut, perawat mungkin akan meminta pasien untuk memutar pergelangan tangan beberapa kali agar pembuluh darah menggelembung dan lebih mudah terlihat.
Dengan begitu, perawat tidak susah ambil darah Anda.
2. Pembuluh darah tidak elastis
Seiring dengan pertambahan usia, kulit akan semakin menipis dan pembuluh darah pun akan melemah akibat kehilangan elastisitas.
Pada seseorang yang masih muda, pembuluh darah yang sehat akan mengikat jarum saat ditusukan ke dalamnya. Itu sebabnya, jarum dapat masuk ke dalam pembuluh darah dengan lebih mudah.
Sementara pada orang yang berusia lanjut (lansia), karena telah kehilangan elastisitas, pembuluh darah jadi kesulitan mengunci dengan kuat jarum yang masuk.
Akibatnya, jarum akan mudah terlepas dari pembuluh darah hingga dapat menyebabkan hematoma atau pembuluh darah robek.
3. Menjalani prosedur medis tertentu
Orang yang menjalani kemoterapi biasanya lebih susah ambil darah.
Hal ini disebabkan karena pembuluh darah mereka sudah terlalu sering ditusuk oleh jarum sehingga dapat mengalami penyusutan ukuran, penurunan elastisitas, atau sklerosis pembuluh darah (aterosklerosis).
Selain itu, kulit yang sering dimasukan jarum untuk pemberian obat suntik dapat mengalami bekas luka, sehingga kulit di atas pembuluh darah dapat mengalami penebalan.
Ini biasanya terjadi pada seseorang yang perlu menyuntikan sendiri obat suntik untuk waktu yang cukup lama hingga beberapa bulan atau tahun.
4. Dehidrasi
Kesulitan saat diambil darah bisa terjadi pada seseorang yang mengalami dehidrasi.
Pasalnya, darah terdiri dari 50 persen air. Jika tubuh tidak terhidrasi dengan baik, aliran darahnya menjadi tidak lancar.
Lain halnya dengan orang yang cukup minum air. Aliran darahnya lebih cepat dan lancar sehingga pembuluh darahnya lebih mudah ditemukan.
Oleh karena itu, pastikan kebutuhan cairan harian terpenuhi dengan baik minimal 2 hari sebelum proses ambil darah agar perawat tidak susah ambil darah Anda.
Tips mempermudah proses ambil darah dan minim rasa sakit
Berikut tips agar Anda tidak susah saat ambil darah.
1. Atur napas
Pengaturan napas berperan penting saat pengambilan darah. Sebab, hal ini bermanfaat untuk mencegah rasa pusing atau mual saat darah mulai diambil.
Oleh karena itu, coba untuk berjalan-jalan sebentar sambil mengatur napas agar rasa pusing atau mual yang mungkin timbul saat proses pengambilan darah dapat dihindari.
2. Jangan takut untuk berkata jujur
Jika Anda pernah mengalami pingsan atau ketakutan yang berlebih saat mengambil darah sebelumnya, beri tahukan pada perawat (phlebotomist).
Flebotomis atau phlebotomist adalah seseorang yang bertanggung jawab dalam proses flebotomi.
Mereka akan mengantisipasi hal ini dengan memperbaiki posisi duduk Anda agar lebih nyaman saat diambil darah.
3. Jangan lihat prosesnya
Orang yang takut dengan darah sangat dianjurkan untuk tidak melihat prosesnya. Pasalnya, ini dapat menimbulkan ketegangan di sekujur tubuh sehingga darah semakin susah diambil.
Itu sebabnya, alihkan perhatian Anda pada hal-hal lain, misalnya dengan membaca majalah atau melihat benda-benda di sekitar Anda sambil mengatur napas.
4. Jika tidak berhasil, minta bantuan perawat lain
Bila proses pengambilan darah tidak berhasil setelah dua kali percobaan, mintalah bantuan perawat atau phlebotomist lain.
Meski hal ini dapat disebabkan karena pembuluh vena Anda tersembunyi atau terlalu tipis, tidak menutup kemungkinan mungkin perawat tersebut juga kurang berpengalaman.
Untuk mengatasinya, perawat atau phlebotomist kemungkinan akan menggunakan jarum yang lebih kecil, atau disebut jarum kupu-kupu, yang biasanya berhasil untuk kasus pembuluh darah kecil.
5. Duduk dengan tenang
Atur posisi Anda senyaman mungkin dan duduklah dengan tenang agar petugas tidak susah ambil darah Anda.
Sekalipun diliputi rasa gugup atau gelisah, usahakan untuk setenang mungkin agar pembuluh darah Anda tidak tegang dan semakin memperlama waktu pengambilan darah.
Cobalah untuk minum air putih yang cukup agar Anda bisa lebih tenang. Semakin Anda tenang, maka proses pengambilan darah akan semakin cepat selesai.
6. Menggunakan anestesi lokal
Anestesi lokal paling sering digunakan untuk anak-anak, meskipun orang dewasa juga ada yang menggunakannya.
Prosedur ini dilakukan dengan mengoleskan obat tertentu pada kulit beberapa menit sebelum proses pengambilan darah dimulai.
Jika proses pengambilan darah terasa begitu menyakitkan, konsultasikan pada perawat untuk mendapatkan anastesi ini jika tersedia.
Cara ini tergolong sangat aman untuk digunakan, sebab efeknya hanya sementara dan cukup dioleskan pada area yang kecil.