Perbedaan hematoma dan memar biasanya sulit diketahui oleh orang awam. Pasalnya, ia memiliki ciri-ciri yang mirip satu sama lain. Apalagi, keduanya sama-sama terjadi karena tubuh mengalami pendarahan internal. Lalu, bagaimana membedakan kedua kondisi ini? Yuk, simak penjelasannya di artikel berikut!
Apa itu hematoma dan memar?
Untuk memahami lebih lanjut mengenai perbedaan hematoma dan memar, perlu Anda kenali lebih dulu kedua hal ini.
Memar
Melansir My Cleveland Clinic, memar atau lebam adalah perubahan warna kulit atau jaringan karena mengalami cedera, biasanya oleh benturan benda tumpul.
Cedera tersebut merusak pembuluh darah di bawah kulit sehingga menyebabkan kebocoran.
Darah yang menggenang di bawah kulit menyebabkan warna kulit berubah, misalnya menjadi kehitaman, biru, ungu, coklat, atau kuning.
Permukaan bagian tubuh yang memar biasanya rata. Namun, kadang-kadang ada sedikit benjolan ringan dan lembut saat dipegang.
Selain pada bagian bawah kulit, memar juga bisa terbentuk di jaringan yang lebih dalam seperti di otot dan tulang.
Meskipun tidak terlihat secara langsung, Anda mungkin akan merasa nyeri dan tidak nyaman di area yang mengalaminya.
Hematoma
Sama halnya dengan memar, hematoma juga terbentuk dari penumpukan darah akibat pembuluh darah yang rusak.
Namun, perbedaan hematoma dan memar yang paling mendasar adalah dari keparahannya.
Memar merupakan kondisi yang biasa dan tidak berbahaya. Sementara hematoma dapat menyebabkan masalah yang serius.
Selain di bawah kulit, hematoma juga dapat terjadi pada pembuluh darah di organ-organ vital tubuh. Letak perdarahan ini juga menentukan keparahan hematoma yang seseorang alami.
Hematoma yang paling berbahaya adalah yang terjadi di lapisan dalam otak (subdural hematoma) dan di tengkorak kepala (intracranial hematoma).
Darah yang terjebak di lapisan otak atau tengkorak memberikan tekanan berlebihan ke otak. Akibatnya, otak menjadi rusak. Kondisi ini bisa menyebabkan koma hingga kematian.
Perbedaan faktor risiko hematoma dan memar
Hematoma dan memar sama-sama terjadi karena tubuh mengalami benturan yang kuat, biasanya dari benda tumpul. Benturan itu membuat pembuluh darah pecah dan bocor.
Namun, karena permukaan kulit tidak rusak/robek, darah tidak mengalir keluar tubuh. Darah justru terkumpul di dalam sehingga menyebabkan pendarahan internal.
Beberapa kejadian yang berisiko menyebabkan benturan yang bisa menimbulkan memar dan hematoma antara lain seperti:
- kecelakaan lalu lintas,
- terjatuh,
- cedera saat berolahraga,
- perkelahian,
- dan lain sebagainya.
Anda juga bisa mengetahui perbedaan hematoma dan memar dari faktor-faktor risiko yang mendasarinya.
Mengutip American Family Physician, orang yang memiliki kondisi-kondisi berikut cenderung lebih rentan mengalami hematoma.
- Berusia lanjut.
- Memiliki penyakit kelainan darah seperti hemofilia.
- Mengalami jumlah trombosit rendah (trombositopenia).
- Sering mengonsumsi minuman beralkohol.
- Mengidap penyakit hati.
- Kekurangan vitamin C atau K.
- Terkena infeksi virus yang parah.
- Mengidap kanker darah.
Selain itu, konsumsi obat-obatan berikut juga dapat meningkatkan risiko Anda mengalami memar atau hematoma.
- Obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAID) seperti aspirin.
- Obat pengencer darah seperti heparin dan warfarin.
- Obat kortikosteroid seperti prednison.
- Obat antibiotik tertentu.
- Suplemen tertentu seperti Ginkgo biloba, asam lemak omega-3 fatty acids, dan ekstrak bawang putih.
Perbedaan cara mengatasi hematoma dan memar
Selain dari faktor risikonya, perbedaan hematoma dan memar juga dapat dilihat dari cara mengatasinya.
Cara mengatasi memar
Pada umumnya, mengobati memar dapat dilakukan dengan cara-cara sederhana sebagai berikut.
- Beristirahat sambil meletakkan bagian tubuh yang memar di posisi yang lebih tinggi.
- Segera mengompres dingin bagian tubuh yang memar, yaitu paling lambat 24 – 48 jam setelah cedera terjadi.
- Mengompres hangat bagian memar beberapa kali sehari selama dua hari setelah cedera.
- Minum obat anti nyeri untuk meredakan sakit pada area tubuh yang memar.
- Membalut bagian memar dengan perban elastis bila terdapat bengkak.
Biasanya,memar dapat berangsur-angsur sembuh dalam waktu beberapa hari dan tidak menimbulkan komplikasi penyakit yang berbahaya.
Cara mengatasi hematoma
Hematoma yang terdapat di permukaan kulit sebenarnya juga dapat diatasi dengan cara-cara yang sama seperti memar.
Namun, selain mengompres, bidai juga mungkin diperlukan untuk membatasi gerak. Tujuannya agar pembuluh darah besar tidak rusak kembali.
Perbedaan proses pengobatan antara hematoma dan memar yaitu kemungkinan diperlukan operasi bedah pada hematoma yang ukurannya besar dan letaknya dalam.
Pembedahan bertujuan untuk menguras darah yang berkumpul pada jaringan mengalami hematoma.
Operasi ini perlu dilakukan sesegera mungkin sebelum darah yang terkumpul mengeras dan menyebabkan masalah yang lebih serius.
Perbedaan hematoma dan memar secara umum
Secara keseluruhan, hematoma dan memar dapat dibedakan berdasarkan ciri-ciri berikut.
Memar:
- Terjadi karena pendarahan lokal dari pembuluh darah kecil di bawah kulit.
- Permukaannya datar dan lembut saat disentuh.
- Biasanya sembuh tanpa perawatan medis khusus dalam waktu dua minggu.
- Umumnya tidak menyebabkan komplikasi yang serius.
Hematoma:
- Terbentuk dari pengumpulan darah karena kebocoran dari pembuluh yang lebih besar
- Ukurannya dapat membesar, mengeras, dan terasa sakit.
- Mungkin memerlukan perawatan medis selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan agar bisa sembuh.
- Beberapa dapat menyebabkan komplikasi serius bahkan mengancam jiwa.
Bila kondisi hematoma maupun memar yang Anda alami semakin memburuk, segera periksakan lebih lanjut ke dokter, ya!