Risiko gangguan mental PTSD pada wanita yang keguguran
Dalam penelitian yang dipublikasikan oleh jurnal BMJ Open tersebut, tim peneliti mensurvei 113 wanita yang baru saja mengalami keguguran maupun kehamilan ektopik. Mayoritas wanita dalam penelitian ini mengalami keguguran pada usia kehamilan sekitar 3 bulan, sementara sekitar 20 persennya lagi, mengalami kehamilan ektopik di mana bayi mulai tumbuh di luar rahim.
Kasus keguguran telah memengaruhi 1 dari 4 kehamilan yang terjadi. Keguguran sendiri didefinisikan sebagai hilangnya janin sebelum berusia 24 minggu, meskipun kebanyakan kasus keguguran terjadi sebelum usia janin 12 minggu. Keguguran bisa terjadi karena berbagai alasan termasuk usia, perubahan hormonal, gaya hidup, kondisi rahim atau masalah fisik lainnya. Sedangkan kehamilan ektopik jauh lebih jarang memengaruhi, kira-kira terjadi pada 1 dari 90 kehamilan.
Hasil survei juga menunjukkan, empat dari sepuluh wanita dilaporkan mengidap gejala post traumatic stress disorder (PTSD) tiga bulan setelah kehilangan calon bayinya. Gangguan trauma dan stress akibat keguguran ini, juga dilandasi oleh peristiwa penuh tekanan yang menakutkan dan menyedihkan. Sehingga tidak jarang menyebabkan seseorang teringat kembali kejadian tersebut lewat mimpi buruk, kilas balik, pikiran atau gambaran di saat-saat tidak diinginkan.
Gejalanya bisa mulai berminggu-minggu, berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun setelah kejadian sampai bisa menyebabkan masalah tidur, kemarahan, dan bahkan berubah menjadi depresi.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar