Kerap merasa tidak enak hati saat akan menyusui, tetapi kemudian hilang dengan sendirinya? Dalam dunia medis, kondisi ini disebut sebagai dysphoric milk ejection reflex atau D-MER.
Meski sebagian besar kasus D-MER tidak menghambat upaya mengASIhi, Ibu mungkin tidak merasa nyaman karenanya. Untuk mengetahui cara mengatasinya, simak informasi berikut.
Apa itu sindrom D-MER?
Dysphoric milk ejection reflex atau D-MER adalah emosi negatif yang muncul tepat sebelum ASI keluar dari payudara.
Perasaan ini bisa timbul ketika Ibu hendak menyusui, pumping, atau kondisi lain yang membuat payudara refleks mengeluarkan ASI.
Refleks pengeluaran susu disforik sangat berbeda dengan depresi postpartum atau baby blues karena emosi negatif ini hanya terjadi secara singkat, yakni sekitar 30 detik sampai dua menit.
Kondisi ini juga dinilai lebih berkaitan dengan fisik, bukan psikologis layaknya baby blues dan depresi postpartum. Meski begitu, D-MER bisa terjadi bersamaan dengan kedua kondisi tersebut.
Alih-alih kondisi mental, D-MER diperkirakan terjadi karena perubahan alami hormon hormonal ketika ASI akan keluar dari payudara.
Meski D-MER merupakan kondisi yang hanya berlangsung sesaat dan jarang terjadi, perasaan negatif ini mungkin meninggalkan disforia atau rasa tidak nyaman dan ketidakpuasan.
Jadi, jika Ibu kerap mengalaminya, tidak ada salahnya untuk membicarakannya dengan suami atau dokter bila perlu.
Tanda dan gejala sindrom D-MER
Emosi negatif karena sindrom D-MER biasanya berlangsung kurang dari dua menit. Perasaan Ibu akan ikut membaik ketika ASI mulai mengalir.
Berikut adalah ragam emosi yang mungkin Ibu rasakan saat mengalami refleks pengeluaran susu disforik.
- Kesedihan atau keputusasaan.
- Membenci diri sendiri atau merasa punya harga diri rendah.
- Ketakutan.
- Marah, sedih, atau gelisah.
- Cemas atau mudah tersinggung.
Emosi yang timbul karena D-MER biasanya membaik setelah tiga bulan pascamelahirkan.
Kondisi ini akan membaik seiring bertambahnya usia bayi. Akan tetapi, ada pula yang terus merasakannya selama masih menyusui.
Munculnya perasaan negatif tersebut tidak ada kaitannya dengan masalah pada ibu menyusui, seperti puting lecet atau iritasi.
Namun, Ibu mungkin mengalami permasalahan tersebut jika emosi negatif yang muncul cukup kuat.
Menurut laman Australian Breastfeeding Association, sebagian besar ibu menyusui mungkin hanya merasakan D-MER sebagai ‘desahan’ seperti ketika kelelahan.
Akan tetapi, ada pula yang bisa merasakannya dengan cukup intens sampai menimbulkan pikiran untuk menyakiti diri sendiri.
Penyebab D-MER
Penyebab D-MER belum diketahui pasti. Akan tetapi, banyak peneliti memercayai bahwa kondisi ini berkaitan dengan perubahan beberapa hormon secara tiba-tiba sebelum ASI keluar.
Saat Ibu menyusui, tubuh akan melepaskan prolaktin (hormon untuk memproduksi ASI) dan oksitosin (hormon yang memicu pengeluaran ASI).
Oksitosin dinilai bisa menekan produksi dopamin sehingga jumlahnya menurun. Dopamin yang rendah berkaitan dengan gangguan pada mood, daya ingat, kualitas tidur, hingga perilaku sosial.
Meski belum dapat dipastikan, penurunan kadar dopamin itulah yang mungkin menimbulkan perasaan negatif sebelum menyusui.
Perasaan negatif karena D-MER biasanya akan membaik dengan cepat karena kondisi hormon Ibu akan kembali seperti semula.
Cara mengatasi D-MER syndrome
Sampai saat ini, tidak ada cara pasti untuk mengatasi emosi negatif karena D-MER.
Meski begitu, Ibu bisa melakukan beberapa cara berikut untuk meningkatkan rasa nyaman sebelum menyusui sehingga meminimalkan munculnya emosi negatif.
- Tingkatkan skin to skin dengan bayi: ketika hendak menyusui, cobalah mendekatkan si Kecil ke tubuh Ibu. Perasaan ini dinilai bisa menurunkan kadar kortisol dan detak jantung sehingga memberikan ketenangan.
- Latihan pernapasan dalam: sebelum menyusui, cobalah mengambil napas yang dalam dari hidung dan mengembuskannya perlahan lewat mulut.
- Buat suasana senyaman mungkin: gunakan kursi, bantal, sandaran, atau perlengkapan lain yang kiranya membuat Ibu lebih nyaman saat menyusui. Jangan lupa untuk menerapkan posisi menyusui yang benar agar Ibu lebih nyaman.
Di samping berbagai upaya di atas, dukungan orang di sekitar akan membantu Ibu mengatasi perasaan negatif yang muncul selama menyusui.
Meski menyusui adalah tugas Ibu, suami tetap harus mendampingi dan memberikan dukungan demi kelancarannya.
Beberapa peran suami pada masa menyusui antara lain mendengarkan keluhan Ibu, memberikan pijatan, atau menemani Ibu selama menyusui.
Tidak lupa, dukungan tersebut juga bisa Ibu dapatkan melalui keluarga, teman, atau komunitas. Dengan cara ini, Ibu bisa mencurahkan perasaan hingga kesulitan selama menyusui.
Namun, jika perasaan negatif saat akan menyusui tidak juga membaik atau sudah mengganggu aktivitas, Ibu juga bisa mempertimbangkan untuk berkonsultasi dengan dokter atau psikolog.
Kesimpulan
- Sindrom D-MER atau dysphoric milk ejection reflex adalah emosi negatif yang muncul tepat sebelum ASI keluar dari payudara. Perasaan ini bisa muncul ketika hendak menyusui, pumping, atau kondisi lain yang membuat payudara mengeluarkan ASI.
- D-MER menimbulkan gejala berupa perasaan sedih, rendah diri, takut, sedah, cemas, dan emosi negatif lainnya. Umumnya terjadi selama kurang dari dua menit.
- Ibu bisa mencoba mengatasi D-MER dengan meningkatkan skin to skin contact, latihan pernapasan dalam, dan membuat suasana menyusui senyaman mungkin.
[embed-health-tool-due-date]