backup og meta

7 Cara Menjaga Kesehatan Mental Ibu Rumah Tangga

7 Cara Menjaga Kesehatan Mental Ibu Rumah Tangga
7 Cara Menjaga Kesehatan Mental Ibu Rumah Tangga

Tanggung jawab di rumah dan keseharian yang monoton berpotensi membuat ibu rumah tangga merasa lelah secara mental. Belum lagi, pekerjaan domestik kerap dinilai sebagai sesuatu yang ringan sehingga ibu rumah tangga kurang mendapatkan apresiasi. 

Lantas, apa yang sebaiknya dilakukan untuk mencegah dan mengatasi masalah tersebut? Simak informasi berikut untuk mengetahui jawabannya.

Pentingnya menjaga kesehatan mental ibu rumah tangga

Bisa dibilang bahwa ibu rumah tangga adalah fondasi dalam sebuah rumah. Pasalnya, merekalah yang mendapatkan tanggung jawab lebih dalam mengerjakan pekerjaan domestik.

Sayangnya, pekerjaan domestik seperti membersihkan rumah, mengurus anak, dan memasak sering kali dilihat sebelah mata karena tidak dianggap sebagai pekerjaan sungguhan.

Hal tersebut, ditambah rasa kesepian yang timbul dari mengerjakan semuanya seorang diri, membuat ibu rumah tangga rentan mengalami masalah kesehatan mental.

Dalam jangka panjang, hal ini dapat menyebabkan gangguan kecemasan, stres berkepanjangan, depresi, hingga gangguan makan di kalangan ibu rumah tangga.

Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk menjaga kesehatan mental para ibu rumah tangga. Selain dari diri sendiri, dukungan orang di sekitar juga dibutuhkan untuk mencapai hal tersebut.

Cara menjaga kesehatan mental ibu rumah tangga

ibu rumah tangga tertular hiv

Ibu tak perlu menunggu sampai benar-benar lelah untuk melakukan berbagai hal berikut. Melakukannya lebih cepat bisa menjadi cara untuk mencegah stres menjadi ibu rumah tangga.

1. Buat jadwal harian

Meski memiliki pekerjaan yang hampir sama setiap harinya, ada baiknya Ibu tetap membuat jadwal harian.

Cara ini akan membantu Ibu menentukan skala prioritas sehingga Ibu tahu mana yang harus segera dikerjakan dan mana yang bisa ditinggalkan ketika Ibu kelelahan.

Membuat jadwal harian bukan berarti Ibu harus selalu mengikutinya. Hanya saja, cara ini bisa membantu Ibu menemukan waktu yang tepat untuk beristirahat.

2. Luangkan waktu untuk me time

Keseharian Ibu dalam mengurus anak, pekerjaan rumah tangga, sampai suami sering kali justru membuat Ibu melupakan diri sendiri.

Padahal, Ibu tetap perlu memperhatikan prioritas diri sendiri. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan me time.

Meluangkan waktu untuk diri sendiri atau me time saat menjadi ibu rumah tangga bukanlah keputusan yang egois, melainkan cara untuk menjaga kesehatan mental.

Pasalnya, salah satu manfaat me time bagi ibu rumah tangga adalah mengisi energi. Ketika energi terisi kembali, Ibu akan lebih siap menghadapi pekerjaan sehari-hari.

3. Berbagi tugas dengan suami

Menjadi ibu rumah tangga bukan berarti bahwa Ibu harus mengerjakan segala sesuatunya sendiri. Artinya, Ibu bisa berbagi pekerjaan domestik dengan pasangan.

Sebagai contoh, jika Ibu sudah menyapu dan mencuci pakaian, mintalah pasangan untuk mencuci piring dan gelas kotor sepulang dari kantor.

Jika anak-anak sudah cukup besar, cobalah memberi mereka tanggung jawab atas pekerjaan-pekerjaan ringan sesuai kemampuannya.

4. Bekali diri sendiri

Studi yang diterbitkan dalam Bio Web of Conferences (2024) menunjukkan bahwa ibu rumah tangga dengan tingkat pendidikan lebih rendah memiliki risiko 1,6 kali lebih besar mengalami depresi. Karena itu, tak ada salahnya jika Ibu mencoba melanjutkan pendidikan.

Tidak harus menjalani pendidikan formal, Ibu bisa melakukannya dengan mengikuti kursus atau kelas-kelas tertentu sesuai yang Ibu inginkan.

Memiliki keterampilan baru diharapkan bisa menepis rasa bosan yang sering kali dirasakan karena siklus tugas di rumah.

6. Pertimbangkan menggunakan asisten rumah tangga

Cara lain untuk menjaga mental health ibu rumah tangga adalah dengan mencari bantuan dari pihak luar bila memungkinkan.

Contohnya, Ibu bisa mempertimbangkan untuk menggunakan jasa asisten rumah tangga atau penyedia jasa harian untuk mengurangi pekerjaan domestik.

Ibu juga bisa menggunakan jasa laundry atau membeli alat tertentu yang bisa memudahkan pekerjaan rumah tangga.

Hal ini berlaku terutama untuk ibu yang sedang hamil. Pasalnya, tanggung jawab di rumah dan perubahan hormon bisa membuat Ibu lebih berisiko mengalami gangguan mental saat hamil.

7. Tak perlu mengikuti standar orang lain

Menjaga kesehatan mental ibu rumah tangga

Terkadang, seorang ibu rumah tangga merasa harus memenuhi semua harapan dan tuntutan, baik itu dari keluarga maupun lingkungan sosial.

Sebagai contoh, ibu rumah tangga dituntut harus pandai memasak, menjaga rumah tetap rapi, sekaligus mengurus anak supaya mereka pintar.

Nyatanya, hal-hal tersebut bukanlah suatu keharusan. Masakan Ibu tak harus selezat masakan restoran dan tidak masalah jika beberapa sudut rumah Ibu sedikit berantakan.

Oleh karena itu, tak ada salahnya untuk membuat standar Ibu sendiri tanpa perlu terlalu memikirkan standar orang lain.

8. Bagikan keresahan dengan orang tepercaya

Membagikan perasaan dan pikiran pada orang tepercaya, seperti pasangan, keluarga, atau sesama ibu rumah tangga, bisa membantu mengurangi stres yang Ibu alami.

Ketika merasa kewalahan, Ibu juga berhak untuk mengeluh sesekali dan mengungkapkannya. Pasalnya, orang-orang terdekat Ibu mungkin tidak betul-betul memahami kondisi Ibu jika tidak langsung diberitahu.

Jika dukungan dari pasangan, keluarga, atau orang-orang terdekat tidak juga mengurangi stres Ibu, jangan ragu untuk mendatangi psikolog ketika situasinya memungkinkan.

Ingat, kesehatan mental seorang ibu rumah tangga sama pentingnya dengan orang lain. Jadi, tak ada salahnya untuk meminta bantuan profesional jika dibutuhkan.

Kesimpulan

  • Kesehatan mental ibu rumah tangga sama pentingnya dengan kesehatan orang lain yang bekerja di luar rumah.
  • Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan mental ibu rumah tangga adalah membuat jadwal harian, meluangkan waktu untuk me time, dan membagi pekerjaan domestik bersama suami.
  • Dukungan orang di sekitar akan sangat membantu ibu rumah tangga, mengingat pekerjaan sehari-hari yang dilakukannya sering kali kurang dihargai.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Abidin, H., Adzhani, I., A., Katiah. (2024). A cross-sectional analysis of the sociodemographic determinants of depression in indonesian women: comparison between working mothers and housewives. Bio Web of Conferences. Retrieved 07 March 2025, fromhttps://doi.org/10.1051/bioconf/202413300024

Fadilahasanah, S., Dimala, C., P., Maulidia, A., S. (2024). Fenomena burnout ibu rumah tangga: studi berbasis stress dan dukungan sosial. Jurnal Penelitian Pendidikan, Psikologi, dan Kesehatan. Retrieved 07 March 2025, from https://jurnalp3k.com/index.php/J-P3K/article/view/453

Kaplan, V. (2022). Mental health states of housewives: An evaluation in terms of self-perception and Codependency. International Journal of Mental Health and Addiction21(1), 666-683. Retrieved 07 March 2025, from https://doi.org/10.1007/s11469-022-00910-1

Emotional wellness toolkit. (2022, August 8). National Institutes of Health (NIH). Retrieved 07 March 2025, from https://www.nih.gov/health-information/emotional-wellness-toolkit

Versi Terbaru

20/03/2025

Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

6 Ide Quality Time Bersama Pasangan, Biar Makin Lengket

7 Kunci Atasi Masalah Rumah Tangga Tanpa Bertengkar


Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 5 hari lalu

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan