backup og meta

Perbedaan Air Ketuban dan Air Kencing yang Perlu Diketahui

Perbedaan Air Ketuban dan Air Kencing yang Perlu Diketahui

Pernahkah Anda kebingungan bedanya air ketuban dan air kencing selama kehamilan? Untuk sebagian ibu hamil, agak sulit membedakan keduanya. Oleh karena itu, penting mengetahui beberapa perbedaan air ketuban dan urine dalam pembahasan berikut ini.

Perbedaan cairan ketuban dan urine

Ada kalanya air ketuban merembes dan keluar hanya sedikit. Pada waktu itu, kadang ibu hamil hanya menganggap yang keluar adalah urine, bukan cairan ketuban.

Supaya tidak lagi menebak-nebak, berikut ini adalah perbedaan cairan ketuban dan air kencing yang perlu Anda perhatikan.

1. Aliran air ketuban tidak bisa dikendalikan

air ketuban pecah

Urine dan air ketuban punya perbedaan dalam kendali air saat keluar. Ketika air ketuban pecah, Anda akan merasakan aliran atau tetesan air dari vagina yang tidak bisa dikendalikan. 

Sementara itu, bila urine yang keluar, Anda akan bisa mengendalikannya kapan harus berhenti. 

Pasangkan pembalut ketika Anda merasa mengompol atau cairan merembes keluar terus. Lalu, periksa warna dan bau dari cairan yang menempel di permukaan pembalut.

2. Air ketuban berwarna kuning

Ketika Anda menempelkan pembalut ke vagina, periksa warna dan bau dari cairan yang keluar.

Dilansir dari New Kids-Center, warna cairan ketuban dapat berbeda-beda. Umumnya, warna air ketuban mulai dari kuning jernih, pucat, atau kehijauan.

Aroma cairan ketuban juga berbeda-beda. Mulai dari berbau manis sampai berbau pahit, tetapi yang paling umum adalah berbau manis. 

Sementara itu, bila yang keluar adalah urine, cairan tersebut berbau menyengat seperti amonia. 

Warnanya juga cenderung kuning jernih atau lebih gelap. Hal ini bergantung pada jumlah cairan dan air putih yang diminum oleh ibu hamil sehari-hari.

3. Air ketuban memiliki bintik merah dan lendir

Perbedaan antara cairan ketuban dan air kencing lainnya adalah tekstur cairan yang keluar dari vagina.

Air ketuban yang keluar dari vagina ditandai dengan adanya bintik-bintik merah mirip darah dan lendir yang menyerupai keputihan.

Oleh karena itu, perhatikan cairan yang keluar saat Anda buang air kecil. Apabila sudah selesai mengeluarkan urine dan masih ada cairan yang keluar, maka itu adalah air ketuban.

[embed-health-tool-due-date]

Lalu, seperti apa kondisi saat cairan ketuban pecah?

Air ketuban adalah cairan yang mengelilingi bayi di dalam rahim. Fungsi dari air ketuban, yaitu melindungi bayi dari benturan fisik dan infeksi selama masa kehamilan. 

Normalnya, air ketuban pecah di awal atau selama proses melahirkan. Namun, cairan ketuban bisa pecah sebelum waktunya yang disebut ketuban pecah dini (KPD).

Saat cairan ketuban pecah, ibu hamil biasanya dapat merasakan sensasi basah di vagina atau perineum (bagian antara vagina dan anus). 

Ketika keluar cairan dari vagina, terkadang Anda sulit mengenali beda air ketuban dan kencing.

Cairan ketuban yang keluar ini bisa dalam jumlah kecil atau besar, baik untuk waktu sementara maupun berlangsung lama.

Hal yang harus dilakukan saat kantong ketuban pecah

KPD adalah ketuban pecah dini

Ketika menyadari yang keluar adalah air ketuban, sebaiknya segera ke rumah sakit atau bidan. 

Dokter dapat melakukan pemeriksaan lebih lanjut, selanjutnya memutuskan apakah persalinan masih bisa ditunda atau Anda harus melahirkan saat itu juga.

Tim medis juga akan memeriksa volume air ketuban di dalam kandungan, baik itu terlalu sedikit (oligohidramnion), normal, ataupun terlalu banyak (polihidramnion).

Pemeriksaan volume cairan ketuban sangat penting untuk mengetahui adanya masalah cairan ketuban atau tidak. 

Saat cairan ketuban sudah pecah, jagalah kebersihan vagina. Hindari melakukan kegiatan apa pun yang memungkinkan bakteri masuk ke dalam vagina, seperti berhubungan intim.

Hal ini karena ibu dan bayi lebih menjadi rentan terhadap infeksi setelah cairan ketuban pecah.

Kesimpulan

  • Perbedaan air ketuban dan air kencing dapat terlihat dalam kendali keluarnya cairan, di mana ketuban tidak bisa dikendalikan, sedangkan urine bisa dihentikan.
  • Air ketuban berwarna kuning jernih hingga kehijauan dan biasanya  punya aroma manis, sedangkan air kencing berwarna kuning lebih gelap dan memiliki bau amonia.
  • Ketika menyadari air ketuban pecah, segera periksakan dengan dokter atau bidan guna menghindari risiko infeksi bagi ibu dan bayinya.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Amniotic fluid: Color, smell, function & disorders. (2024). Cleveland Clinic. Retrieved March 6, 2025, from https://my.clevelandclinic.org/health/body/23310-amniotic-fluid

Amniotic fluid. (2022). MedlinePlus. Retrieved March 6, 2025, from https://medlineplus.gov/ency/article/002220.htm

Premature rupture of membranes (PROM)/Preterm premature rupture of membranes (PPROM). (n.d.). Children’s Hospital of Philadelphia. Retrieved March 6, 2025, from https://www.chop.edu/conditions-diseases/premature-rupture-membranes-prompreterm-premature-rupture-membranes-pprom

Polyhydramnios. (n.d.). Children’s Minnesota. Retrieved March 6, 2025, from https://www.childrensmn.org/services/care-specialties-departments/fetal-medicine/conditions-and-services/polyhydramnios/

Oligohydramnios. (2021). Cedars-Sinai. Retrieved March 6, 2025, from https://www.cedars-sinai.org/health-library/diseases-and-conditions/o/oligohydramnios.html

Water breaking: Understand this sign of labor. (2024). Mayo Clinic. Retrieved March 6, 2025, from https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/labor-and-delivery/in-depth/water-breaking/art-20044142

Premature amniotic fluid leak. (n.d.). New Kids-Center. Retrieved March 6, 2025, from https://www.newkidscenter.org/Amniotic-fluid-leak-15-weeks.html

Versi Terbaru

06/03/2025

Ditulis oleh Riska Herliafifah

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita

Diperbarui oleh: Satria Aji Purwoko


Artikel Terkait

Aspirasi Mekonium, Saat Janin Menghirup Feses dalam Ketuban

Apakah Saya Perlu Menjalani Tes Amniocentesis Saat Hamil?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Damar Upahita

General Practitioner · None


Ditulis oleh Riska Herliafifah · Tanggal diperbarui 2 minggu lalu

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan