Banyak orang mengatakan bahwa minum pil KB bisa memengaruhi kesuburan. Ini membuat beberapa orang enggan untuk menggunakannya karena khawatir tidak dapat hamil setelah berhenti mengonsumsi pil KB ini. Namun, bagaimana faktanya? Bisakah seseorang langsung hamil setelah berhenti mengonsumsinya?
Bagaimana cara kerja pil KB?
Pil KB mengandung hormon progesteron dan/atau estrogen buatan yang dapat membantu mencegah kehamilan.
Hormon-hormon ini mengatur siklus menstruasi wanita dan mencegah kehamilan dengan beberapa cara.
Pertama, pil KB mencegah terjadinya pelepasan sel telur (ovulasi) dengan mengontrol hormon yang mengaturnya.
Tanpa sel telur, tidak akan ada proses pembuahan oleh sperma yang menyebabkan terjadinya kehamilan.
Kedua, pil KB mengentalkan lendir yang ada di leher rahim agar sperma tidak dapat mencapai sel telur.
Terakhir, pil KB membuat lapisan dinding rahim lebih tipis sehingga sel telur sulit ditanam di dalam rahim.
Hal ini terus terjadi setiap bulan selama Anda masih mengonsumsi pil KB.
Begitu Anda berhenti minum pil KB, hormon pada pil akan hilang dari tubuh sekitar seminggu setelahnya dan tubuh Anda kembali bisa melakukan ovulasi.
Namun umumnya, Anda akan terlebih dahulu mengalami bercak perdarahan nonmenstruasi setelah pertama kali menghentikan pil KB.
Ini merupakan hal yang normal terjadi sebagai efek dari perubahan hormon dalam tubuh Anda.
Sementara siklus menstruasi normal Anda umumnya akan kembali dalam beberapa bulan kemudian.
Benarkah pil KB bisa memengaruhi kesuburan?
Tidak, pil KB tidak memengaruhi kesuburan wanita.
Sejauh ini, berbagai penelitian yang telah dilakukan tidak menemukan adanya efek kontrasepsi hormonal, termasuk pil KB, terhadap kesuburan.
Artinya, Anda masih bisa hamil setelah menghentikan dosis minum pil KB.
Meski begitu, Queensland Fertility Group menyebut, wanita yang menggunakan kontrasepsi dalam jangka panjang mungkin saja mengalami perubahan alami dalam kualitas telurnya.
Namun umumnya, hal ini terjadi karena faktor pertambahan usia atau penuaan yang secara otomatis dapat menurunkan jumlah dan kualitas sel telur.
Di sisi lain, dalam beberapa kasus, pil KB justru dapat memperkuat kesuburan, terutama pada wanita yang memiliki siklus haid tidak teratur.
Pasalnya, pil KB dapat membuat haid lebih teratur dengan mengontrol kadar hormon yang memengaruhinya.
Akan tetapi, bagi wanita yang memiliki masalah ovulasi sejak sebelum memulai konsumsi pil KB, umumnya akan kembali mengalami masalah yang sama setelah menghentikan konsumsinya.
Artinya, jika Anda mengalami masalah kesuburan dan sulit hamil setelah berhenti konsumsi pil KB, ini tidak terjadi karena konsumsi pil tersebut, tetapi mungkin karena kondisi medis yang Anda miliki.
Kapan bisa hamil setelah berhenti konsumsi pil KB?
Tidak peduli berapa lama Anda mengonsumsi pil KB, enam bulan atau sepuluh tahun, Anda dapat kembali berovulasi secara normal setelah berhenti mengonsumsinya.
Artinya, Anda bisa hamil bila melakukan hubungan intim setelah menghentikan dosis pil ini. Meski begitu, setiap wanita memiliki kondisi tubuh yang berbeda.
Kebanyakan wanita akan kembali mendapat siklus menstruasi yang normal dalam waktu kurang dari tiga bulan.
Namun, beberapa wanita lainnya mungkin membutuhkan waktu lebih lama.
Ini artinya, seorang wanita bisa segera hamil setelah menghentikan dosis pil, tetapi beberapa lainnya mungkin perlu menunggu berbulan-bulan.
Intinya, tidak ada patokan pasti untuk memperkirakan berapa waktu yang dibutuhkan untuk hamil setelah menghentikan pil KB.
Di sisi lain, banyak faktor yang dapat memengaruhi terjadinya kehamilan, seperti kondisi medis yang Anda miliki atau usia Anda yang bisa menyebabkan masalah kesuburan.
Misalnya, jika Anda menghentikan kontrasepsi pada usia 30, Anda memiliki peluang yang lebih tinggi untuk hamil daripada saat berusia 35 tahun.
Anda juga bisa lebih sulit hamil jika memiliki PCOS (polycystic ovary syndrome) atau masalah kesuburan lainnya.