backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Apakah Ciuman Bisa Bikin Hamil? Ini Jawaban Pastinya

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 5 jam lalu

Apakah Ciuman Bisa Bikin Hamil? Ini Jawaban Pastinya

Mungkin banyak dari Anda yang merasa khawatir dan bertanya-tanya apakah setelah ciuman bibir bisa hamil. Nah, untuk menjawab pertanyaan ini, Anda perlu memahami terlebih dahulu bagaimana kehamilan bisa terjadi dalam pembahasan di bawah ini.

Apakah ciuman bibir bisa hamil?

Pertanyaan apakah ciuman bibir bisa hamil banyak dilontarkan oleh remaja. Namun, yang jelas, hamil akibat berciuman tentunya merupakan sesuatu yang mustahil. 

Hal ini karena ciuman saja tidak akan mempertemukan sel sperma dan sel telur sehingga tidak mungkin menyebabkan kehamilan.

Saat berciuman mulut dengan mulut, yang akan bersentuhan adalah saliva alias air liur. Air liur pada pria maupun wanita tentunya tidak mengandung sperma atau sel telur.

Tanpaa kedua komponen tersebut, tentu tidak mungkin terjadi pembuahan melalui ciuman, baik itu ke pipi, mulut, dahi, leher, maupun tangan Anda.

Bahkan, mencium alat kelamin pasangan saat melakukan seks oral pun tidak mungkin menyebabkan kehamilan. Lagi-lagi, hal ini karena air liur tidak mengandung sperma atau sel telur.

Lantas, bagaimana kehamilan bisa terjadi?

waktu tes kehamilan

Kehamilan terjadi saat sperma pria bertemu dan membuahi sel telur wanita. Hal ini bisa terjadi setelah hubungan intim yang melibatkan ejakulasi penis di dalam vagina. 

Berhasil atau tidaknya kehamilan setelah penetrasi ini juga ditentukan oleh masa subur wanita.

Pertemuan sperma dan sel telur ini adalah dua komponen penting agar terjadi kehamilan. Jika keduanya tidak bertemu, tidak akan terjadi kehamilan.

Saat berhubungan intim, air mani pria akan dikeluarkan dari penis dan menuju vagina. Dilansir dari MedlinePlus, air mani dalam sekali ejakulasi mengandung 20–150 juta sel sperma.

Setelah memasuki vagina, sperma akan bergerak melalui leher rahim (serviks) ke tuba falopi mencari sel telur wanita yang sudah siap dibuahi. 

Jika sperma bertemu dengan sel telur di tempat yang tepat, sperma bisa membuahi sel telur.

Di sinilah awal mula kehamilan. Aktivitas intim lain yang tidak melibatkan sperma dan sel telur dalam vagina tentunya tidak bikin hamil.

Namun, Anda bisa saja hamil ketika ciuman jika…

Apabila selain ciuman Anda melakukan aktivitas lain yang menyebabkan masuknya sperma ke dalam vagina, kemungkinan untuk hamil tetap ada. 

Misalnya, kehamilan mungkin terjadi bila ada air mani atau cairan praejakulasi pada jari tangan Anda atau pasangan yang masuk ke dalam vagina.

Contoh lainnya adalah saat berciuman, pasangan mengalami ejakulasi dekat dengan vagina. Peluang sperma untuk masuk ke dalam vagina mungkin tetap ada.

Memang risiko hamil dengan kondisi di atas sangat rendah. Ini karena sperma cenderung cepat mati kalau terlalu lama di luar lingkungan vagina yang ideal. 

Meski begitu, kemungkinan terjadinya masih ada. Oleh karena itu, Anda tetap perlu berhati-hati.

Kemungkinan untuk berhubungan lebih intim makin tinggi setelah berciuman. Pasalnya, ciuman bisa meningkatkan libido atau membuat Anda lebih bergairah dengan pasangan.

Ciuman adalah salah satu stimulasi oral yang dapat menjadi bentuk foreplay alias pemanasan. Makin lama Anda berciuman mesra, makin tinggi kemungkinan untuk mencapai orgasme.

Apa manfaat dari ciuman bibir?

Ciuman bibir yang intim bisa menimbulkan perasaan bahagia. Tak hanya itu, beberapa manfaat ciuman untuk kesehatan tubuh adalah sebagai berikut.
  • Memperkuat ikatan emosional dengan pasangan.
  • Membantu mengurangi stres dengan menurunkan kadar kortisol dalam tubuh.
  • Meredakan rasa nyeri dan sakit kepala dengan melepaskan endorfin.
  • Membakar kalori dengan memproduksi hormon adrenalin lebih banyak.
  • Meningkatkan kekebalan tubuh dari serangan infeksi penyakit.

Ragam penyakit yang bisa menular melalui ciuman

pheromone memikat pasangan

Anda sekarang sudah tahu jawaban apakah ciuman bisa hamil. Lalu, apakah artinya ciuman itu bebas risiko sama sekali? Tentu tidak. 

Berciuman juga tetap membawa risiko bagi kesehatan. Beberapa penyakit infeksi yang berisiko ditularkan melalui ciuman adalah sebagai berikut.

  • Pilek. Penyakit pilek atau common cold bisa disebabkan berbagai virus, salah satunya rhinovirus. Virus ini sangat mudah ditularkan lewat droplet di udara atau air liur dari orang yang terinfeksi.
  • Herpes oral. Virus herpes simpleks tipe 1 (HSV-1) juga dapat menyebar melalui kontak langsung saat berciuman dengan orang yang terinfeksi. Penyakit ini ditandai dengan munculnya ruam, bengkak, dan sariawan di sekitar area mulut.
  • HPV oral. Infeksi human papillomavirus (HPV) yang menyerang lapisan mukosa mulut terjadi akibat penularan virus melalui seks oral atau berciuman. Penyakit ini mungkin ditandai dengan munculnya luka mirip sariawan hingga kutil di mulut.
  • Demam glandular. Penyakit infeksi virus yang disebabkan oleh virus Epstein-Barr. Hal ini cukup umum terjadi pada kalangan remaja, dewasa muda, atau mahasiswa yang berciuman panas dengan pasangannya.
  • Hepatitis B. Virus hepatitis B (HBV) bisa ditularkan lewat air liur saat berciuman meski peluangnya sangat kecil. HBV paling banyak ditularkan lewat kontak langsung dengan darah, cairan vagina, atau air mani saat berhubungan intim.

Ciuman bibir tidak bisa membuat wanita hamil karena sel sperma perlu mencapai sel telur untuk memulai proses pembuahan.

Penting diingat bahwa ciuman bisa menularkan infeksi. Oleh karena itu, ada baiknya untuk tidak berciuman saat Anda atau pasangan mengalami gejala penyakit tertentu.

Kesimpulan

  • Ciuman bibir tidak bisa bikin hamil karena tidak ada pertemuan sel sperma dan sel telur.
  • Kemungkinan berhubungan intim lebih tinggi setelah bericiuman. Pasalnya, hal ini dapat meningkatkan libido atau gairah seksual.
  • Meski ciuman tidak berpotensi menyebabkan kehamilan, aktivitas ini bisa meningkatkan risiko penularan penyakit, seperti pilek, herpes oral, HPV oral, dan hepatitis B.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Tania Savitri

General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 5 jam lalu

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan