backup og meta

Terapi PLI (Paternal Leukocyte Immunization)

Terapi PLI (Paternal Leukocyte Immunization)

Paternal leukocyte immunization atau PLI merupakan jenis terapi untuk mengatasi masalah kesuburan yang disebabkan antibodi antisperma (ASA) dalam tubuh wanita.

Cara kerja terapi ini yaitu dengan menurunkan jumlah ASA, sehingga peluang kehamilan semakin meningkat. Berikut manfaat hingga prosedurnya.

Apa itu terapi PLI?

Terapi PLI adalah prosedur untuk mengatasi masalah kesuburan akibat adanya antibodi antisperma. Antibodi antisperma membuat tubuh wanita melawan sperma sehingga kehamilan sulit terjadi.

Metode yang juga disebut imunisasi leukosit suami (ILS) ini dilakukan dengan menyuntikkan sel darah putih pria ke tubuh pasangan. Ini dapat membantu menekan jumlah ASA di tubuh wanita.

Dibanding jenis terapi lain, PLI memiliki sejumlah keunggulan. Berikut beberapa kelebihan imunisasi leukosit suami.

  • Tingkat keberhasilan yang tinggi.
  • Tidak menurunkan sistem imun tubuh secara keseluruhan.
  • Hanya menurunkan jumlah antibodi antisperma terhadap spermatozoa suami.
  • Bisa membantu melindungi janin saat berhasil hamil.

Manfaat terapi PLI

imunisasi leukosit suami

Seperti yang telah disebutkan, fungsi terapi PLI yaitu membantu mengatasi masalah kehamilan akibat antibodi antisperma dalam tubuh wanita.

Adanya ASA dalam tubuh wanita akan merusak sperma. Hal ini terjadi karena sistem imun menganggap sperma sebagai benda asing yang perlu dihancurkan.

Melalui imunisasi leukosit suami, jumlah ASA dalam tubuh wanita akan menurun. Dengan begitu, sperma bisa tetap hidup dan membuahi sel telur.

Menariknya, terapi ini diketahui juga dapat membantu menurunkan angka keguguran. Temuan ini disampaikan dalam penelitian yang dirilis National Library of Medicine pada 2007 silam.

Dari 549 peserta penelitian, sebanyak 93 di antaranya memiliki ASA. Setelah peneliti memberikan terapi PLI, sebanyak 49 orang peserta berhasil mengalami kehamilan lebih dari 28 minggu.

Siapa yang membutuhkan terapi PLI?

Terapi PLI biasanya akan direkomendasikan untuk wanita yang kesulitan hamil karena terdapat antibodi antisperma dalam tubuhnya. Namun, terapi ini juga bisa diberikan pada kondisi lain.

Berikut sejumlah kondisi yang dapat ditangani dengan imunisasi leukosit suami.

  • Pasutri yang mengalami infertilitas primer (belum pernah hamil) atau sekunder (sudah pernah hamil tetapi sulit untuk hamil kembali).
  • Wanita dengan riwayat kehamilan yang tidak berkembang.
  • Wanita dengan riwayat keguguran, baik yang sebelumnya secara alami atau dengan tindakan medis seperti inseminasi buatan atau bayi tabung.

Daftar di atas mungkin tidak mencakup semua kondisi yang dapat ditangani dengan terapi PLI. Untuk memahami indikasi terapi ini secara lengkap, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter kandungan.

Prosedur terapi PLI

paternal leukocyte immunization

Prosedur terapi PLI dilakukan dengan menyuntikkan sel darah putih suami ke tubuh istri. Tindakan ini bertujuan untuk mengurangi angka antibodi antisperma.

Berikut prosedur pelaksanaan terapi imunisasi leukosit suami yang umum dilakukan.

1. Konsultasi

Pada sesi konsultasi, dokter biasanya mengajak pasangan berdiskusi mengenai masalah kesuburan yang terjadi dan opsi pengobatannya. Nantinya, Anda akan diberikan informasi terkait indikasi, tahapan, hingga biaya terapi.

Selain itu, dokter juga menentukan apakah terapi ILS merupakan metode penanganan yang tepat untuk mengatasi masalah Anda. Jika tidak, alternatif pengobatan lain akan diberikan.

2. Uji pra-PLI

Setelah setuju dengan tindakan terapi PLI, dokter akan melakukan pengambilan sampel darah pria. Sampel darah kemudian akan diperiksa lebih lanjut.

Pemeriksaan bertujuan untuk mengetahui ada-tidaknya penyakit menular tertentu. Setelah dinyatakan aman, barulah pasangan tersebut bisa melanjutkan ke prosedur imunisasi.

3. Tindakan imunisasi

Darah suami mula-mula akan diambil. Darah tersebut kemudian disaring hingga akhirnya menyisakan sel darah putih (leukosit) saja.

Sel darah putih kemudian akan disuntikkan ke dalam tubuh istri pada titik tertentu. Biasanya, injeksi dilakukan pada daerah lengan.

Penyuntikkan akan dilakukan sebanyak tiga kali, dengan jarak masing-masing terapi selama dua hingga tiga minggu. Selama periode tersebut, kadar ASA dalam tubuh akan terus dipantau.

4. Uji pasca-PLI

Beberapa minggu usai terapi PLI, dokter akan memeriksa kembali kadar antibodi antisperma. Apabila hasilnya sudah baik, pasangan akan dianjurkan untuk segera berhubungan seksual agar hamil.

Jika Anda dan pasangan masih kesulitan untuk hamil, alternatif lain mungkin akan diberikan. Salah satu metode lain yang bisa membantu pasangan memiliki keturunan yaitu bayi tabung

Serba-serbi terapi PLI

  • Digunakan untuk mengatasi masalah kehamilan akibat adanya antibodi antisperma dalam tubuh wanita.
  • Dilakukan dengan menyuntikkan darah putih pria ke tubuh pasangan.
  • Kelebihannya antara lain efektivitas yang tinggi, tidak mengganggu sistem imun, hingga bisa membantu melindungi janin saat kehamilan terjadi.
  • Biasanya diberikan tiga kali dengan jarak dua hingga tiga minggu.

[embed-health-tool-pregnancy-weight-gain]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Imunisasi Leukosit Suami. (2022). Retrieved 30 November 2022, from https://www.sammariebasra-hospital.com/uploads/1/3/0/3/130324864/brosur_imunisasi_leukosit_suami.pdf

Effects of paternal lymphocyte immunization in women with unexplained infertility. (2021). Retrieved 30 November 2022, from https://www.jpma.org.pk/PdfDownloadsupplements/596

Frequency of Antisperm Antibodies in Infertile Women. (2011). Retrieved 30 November 2022, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3719312/

Versi Terbaru

07/09/2023

Ditulis oleh Bayu Galih Permana

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

Diperbarui oleh: Ilham Fariq Maulana


Artikel Terkait

7 Kesalahan Menggunakan Test Pack yang Umum Terjadi

4 Fakta Soal Kesuburan Wanita yang Sering Disalahpahami


Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Bayu Galih Permana · Tanggal diperbarui 07/09/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan