Seberapa besar tingkat keberhasilan kanulasi tuba?
Kanulasi tuba umumnya adalah prosedur yang aman untuk dilakukan.
Dilansir dari Fertilitypedia, kemungkinan keberhasilan prosedur ini bisa mencapai 80%.
Tubal cannulation sering kali menjadi pilihan pertama sebagai pengobatan sumbatan tuba falopi karena kemungkinan keberhasilan yang tinggi serta prosesnya yang mudah.
Untuk menangani masalah kesuburan, tubal cannulation juga lebih murah dibandingkan dengan prosedur pengobatan lainnya, seperti bayi tabung atau fertilisasi in vitro (IVF) dan transfer embrio.
Dengan prosedur ini, komplikasi, seperti sindrom hiperstimulasi ovarium (pelepasan sel telur yang terlalu banyak dalam sekali waktu) dan kehamilan ganda pun dapat dicegah.
Meski begitu, prosedur ini tidak selalu berhasil atau cocok untuk setiap wanita.
Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan kanulasi tuba tidak efektif, seperti berikut ini.
- Letak sumbatan tuba falopi terlalu dekat dengan ovarium atau di dalam bagian tersempit tuba falopi yang disebut isthmus.
- Tuba falopi mengalami luka yang cukup parah.
- Saluran tuba falopi mengalami pembengkakan yang masih aktif.
- Tuba falopi mengalami infeksi tuberkulosis.
Apa yang harus diketahui sebelum menjalani kanulasi tuba?

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, prosedur ini tidak melalui proses pembedahan.
Jadi, Anda tidak perlu dibius sebelum menjalani kanulasi tuba.
Namun, hal ini dapat berbeda-beda tergantung pada masing-masing kondisi yang dialami.
Anda mungkin hanya harus menjalani foto rontgen rahim yang disebut histerosalpingografi (HSG).
Prosedur tersebut berfungsi untuk memeriksa kondisi rahim dan tuba falopi dengan bantuan cairan pewarna kontras dan sinar-X agar mendapat hasil yang lebih detail.
Jika hasil pemeriksaan HSG menunjukan adanya penyumbatan pada tuba falopi, kanulasi tuba akan dilakukan.
Bagaimana prosedur selama kanulasi tuba?
Kanulasi tuba dilakukan dengan memasukan selang tipis yang disebut kateter ke dalam tuba falopi melalui bagian terdekat dengan rahim.
Selama proses memasukan kateter ke bagian yang tersumbat, dokter dapat menggunakan bantuan prosedur penunjang berikut ini.
- Flouroskopi, yaitu pemeriksaan dengan sinar-X dan cairan pewarna kontras untuk melihat kondisi tuba falopi dan rahim secara langsung melalui video yang dihasilkan pada layar.
- Histeroskopi, yaitu pemeriksaan bagian dalam rahim dan tuba falopi menggunakan teleskop kecil (histeroskop).
Setelah kateter sampai pada bagian yang tersumbat, balon yang terpasang di ujung kateter akan ditiup agar membesar dan dapat membuka penyumbatan.
Apa yang harus dilakukan setelah kanulasi tuba?
Sebagian besar orang dapat langsung kembali ke rumah di hari yang sama setelah menjalani kanulasi tuba.
Namun, jika perlu diberi obat bius total, mungkin Anda perlu berada di rumah sakit lebih lama hingga efek obat bius benar-benar hilang.
Jika Anda mengalami kelelahan setelah menjalani tubal cannulation, disarankan untuk beristirahat terlebih dahulu selama beberapai hari sebelum kembali beraktivitas secara normal.
Selain itu, hindari pekerjaan yang berat, terutama yang mengharuskan Anda mengangkat beban yang berat, dan olahraga yang berlebihan selama 10-14 hari.
Adakah kemungkinan masih bisa hamil setelah kanulasi tuba?

Jika Anda merencanakan kehamilan setelah kanulasi tuba, kemungkinan hamil dapat lebih besar hingga mencapai 10-20% dibandingkan dengan sebelum menjalani prosedur ini.
Bila berhasil hamil setelah tubal cannulation, Anda disarankan untuk melakukan USG pada usia 6-7 minggu kehamilan untuk memastikan bahwa kehamilan dapat berkembang secara normal.
Namun, perlu diingat untuk tidak langsung berhubungan seksual setelah menjalani kanulasi tuba.
Hal ini sangat penting terutama jika Anda mengalami perdarahan setelah prosedur ini.
Adakah risiko komplikasi setelah kanulasi tuba?
Meskipun kanulasi tuba memiliki risiko komplikasi yang lebih rendah karena tidak memerlukan proses bedah, masih ada beberapa komplikasi yang mungkin terjadi setelah kanulasi tuba.
Risiko komplikasi dari tubal cannulation yakni:
- masalah kesuburan yang menetap,
- perforasi (robekan) pada dinding tuba falopi,
- peritonitis, atau peradangan pada rongga perut,
- perdarahan ke dalam rongga perut,
- infeksi, dan
- kehamilan ektopik.
Jika masih ada informasi yang masih ingin Anda ketahui seputar prosedur ini, silakan konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar