Asthenoteratozoospermia merupakan kondisi ketika bentuk dan gerakan sperma kurang baik. Dalam kasus yang parah, kelainan sperma ini memengaruhi kesuburan pria dan membuat pasangan sulit mengalami kehamilan.
Apa itu asthenoteratozoospermia?
Asthenoteratozoospermia adalah kondisi yang terjadi saat bentuk dan gerakan sperma kurang baik. Kondisi ini merupakan kombinasi antara asthenozoospermia dan teratozoospermia.
Asthenozoospermia mengacu pada pergerakan sel sperma yang tidak berenang sebagaimana mestinya. Masalah ini terjadi saat lebih dari 68% sperma tidak berenang dengan efisien.
Sementara itu, teratozoospermia berkaitan dengan bentuk sperma yang abnormal. Bentuk yang tidak normal tersebut bisa terdapat pada bagian kepala, badan, atau ekor sel sperma.
Saat terjadi asthenoteratozoospermia, kemampuan sperma untuk mencapai dan membuahi sel telur akan terpengaruh.
Akibatnya, pria yang mengidap kelainan sperma ini berisiko mengalami gangguan kesuburan.
Seberapa umum kondisi ini?
Sebuah penelitian selama sepuluh tahun yang diterbitkan dalam Indian Journal of Obstetrics and Gynecology Research (2015) menemukan bahwa asthenoteratozoospermia terjadi pada 597 dari 3.084 (19,35%) pria dari pasangan yang mengalami gangguan kesuburan. Tanda dan gejala asthenoteratozoospermia
Gejala utama dari kelainan sperma yaitu ketidakmampuan pria untuk membuat pasangannya hamil meski sudah rutin berhubungan intim tanpa pengaman.
Selain itu, beberapa kondisi lain yang mungkin terkait dengan masalah ini, di antaranya:
- libido rendah,
- disfungsi ereksi,
- nyeri panggul,
- sakit saat buang air kecil, dan
- perubahan rambut tubuh akibat kelainan hormonal.
Gejala di atas tidak selalu disebabkan oleh asthenoteratozoospermia dan mungkin merupakan tanda gangguan kesehatan lainnya.
Ada baiknya Anda memeriksakan diri ke dokter untuk mengetahui kondisi yang mendasarinya.
Penyebab asthenoteratozoospermia
Hingga saat ini, penyebab asthenoteratozoospermia belum diketahui secara pasti. Namun, pola hidup yang tidak sehat diduga berpengaruh besar pada terjadinya kondisi ini.
Faktor-faktor yang meningkatkan risiko ketidaknormalan bentuk dan gerakan sperma meliputi:
- genetik atau keturunan,
- ketidakseimbangan hormon,
- varikokel (pembengkakan pembuluh darah skrotum atau kantong zakar),
- orkitis (peradangan testis),
- kelebihan berat badan dan obesitas,
- kebiasaan merokok dan minum alkohol,
- efek samping obat-obatan, dan
- paparan zat kimia berbahaya.
Komplikasi asthenoteratozoospermia
Asthenoteratozoospermia berpotensi membuat pengidapnya mandul. Apalagi jika sperma tidak dapat berenang dengan baik untuk mencapai dan membuahi sel telur.
Namun, apakah pria dengan kelainan sperma ini tetap bisa membuat pasangannya hamil? Jawabannya ya, asal kondisinya tidak parah.
Perlu diketahui bahwa kelainan gerakan dan bentuk sperma juga dapat menyebabkan masalah lain, seperti stres, hilangnya kepercayaan diri, dan peningkatan risiko kanker.
Maka dari itu, sebaiknya kunjungi dokter bila Anda dan pasangan tidak hamil meski sudah setahun lebih berhubungan intim tanpa menggunakan kondom.
Diagnosis asthenoteratozoospermia
Berdasarkan rekomendasi European Academy of Andrology, berikut adalah beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis kelainan sperma ini.
- Pemeriksaan fisik: misalnya untuk mendeteksi hipogonadisme, yaitu kondisi ketika testis menghasilkan sedikit hormon reproduksi atau tidak sama sekali.
- Pemeriksaan skrotum: menilai volume, konsistensi, dan kondisi saluran sperma pada testis untuk mendeteksi gangguan testis, misalnya varikokel.
- Analisis air mani: melihat kondisi sel sperma secara keseluruhan, termasuk jumlah, bentuk, gerakan, dan volume air mani.
Sebelum pemeriksaan, dokter akan meminta Anda tidak berhubungan intim maupun masturbasi selama dua hingga tujuh hari. Hal ini bertujuan agar hasil diagnosis lebih akurat.
Penanganan asthenoteratozoospermia
Beragam tindakan dapat dilakukan untuk mengatasi ketidaknormalan pada bentuk dan gerakan sperma. Tentunya, penanganan di bawah ini harus dilakukan sesuai penyebabnya.
1. Menerapkan pola hidup sehat
Tindakan ini dapat membantu mengatasi kelainan sperma yang disebabkan oleh gaya hidup tidak sehat. Cara melakukannya terbilang cukup sederhana, di antaranya:
- berolahraga secara rutin,
- menjaga berat badan tetap ideal,
- membatasi konsumsi alkohol, dan
- tidak merokok.
2. Konsumsi suplemen
Peneliti dari Qom University of Medical Sciences, Iran, menyebutkan bahwa kombinasi antara suplemen selenium dan vitamin E dapat membantu mengatasi abnormalitas pada sperma.
Manfaat ini bisa didapat dengan mengonsumsi 200 mg selenium dan 400 IU vitamin E selama 100 hari. Namun, berkonsultasilah kepada dokter sebelum Anda mengonsumsi suplemen apa pun secara rutin.
3. Inseminasi buatan atau bayi tabung
Inseminasi buatan dilakukan dengan meletakkan sperma dalam rahim pasangan. Melalui metode ini, sperma diharapkan bisa lebih mudah mencapai dan membuahi sel telur.
Dalam kasus kelainan sperma yang parah, bayi tabung (IVF) dapat dijadikan pilihan. Pada prosedur ini, sperma dan sel telur akan digabungkan di luar tubuh sebelum dipindahkan ke dalam rahim.
Untuk menentukan penanganan yang sesuai, konsultasikan dengan dokter Anda. Penanganan yang salah tentu berisiko menyebabkan masalah bertambah parah.
Kesimpulan
- Asthenoteratozoospermia adalah kondisi ketika gerakan dan bentuk sperma kurang baik sehingga menurunkan peluang terjadinya pembuahan.
- Kondisi sperma yang abnormal ini bisa menimbulkan masalah kesuburan, tetapi pasien masih berpotensi memiliki keturunan.
- Faktor risiko dari kelainan sperma ini mulai dari genetik, pola hidup tidak sehat, hingga kondisi medis, seperti orkitis dan varikokel.
- Kondisi ini bisa diatasi dengan penerapan pola hidup sehat, konsumsi suplemen, dan penerapan teknologi reproduksi berbantu, seperti IUI atau IVF.
[embed-health-tool-pregnancy-weight-gain]