Trimester dua adalah waktu ketika janin berkembang dengan pesat. Meski si Kecil tumbuh dengan sehat, Anda tetap perlu memantau perkembangan janin pada trimester dua dengan melakukan pemeriksaan USG. Apa yang membedakan USG trimester 2 dengan pemeriksaan USG pada trimester lain? Berikut informasinya.
Tujuan USG trimester 2
Jika pemeriksaan ultrasonografi (USG) trimester 1 bertujuan untuk mengonfirmasi kehamilan, berikut adalah berbagai manfaat dari USG pada trimester dua.
1. Perkembangan janin
Salah satu tujuan USG kehamilan adalah memastikan bahwa janin berkembang sesuai usianya.
Pada pemeriksaan ini, dokter akan menjelaskan perkembangan berbagai organ vital janin, seperti organ gerak, paru-paru, jantung, hingga otak.
Pemeriksaan USG pada trimester ini juga bisa mendeteksi tanda-tanda kondisi bawaan yang disebabkan oleh kelainan kromosom atau riwayat keluarga.
Jika dokter menemukan risiko kelainan bawaan, Anda mungkin disarankan untuk melakukan pemeriksaan lanjutan, misalnya dengan NIPT.
2. Ukuran janin
Pertambahan berat merupakan salah satu indikasi janin sehat. Untuk mengetahuinya, dokter perlu melakukan USG.
Jika Anda melakukan pemeriksaan saat kehamilan berusia 20 minggu, janin mungkin sudah seukuran buah pisang dengan berat sekitar 315 gram.
Janin yang kelebihan maupun kekurangan berat badan bukan merupakan hal yang baik. Dokter biasanya memberikan saran perawatan rumahan, seperti pengaturan porsi makan untuk mengatasi kondisi tersebut.
3. Letak plasenta
Tujuan lain dari pemeriksaan USG pada trimester 2 adalah mengetahui letak plasenta. Dari sini, dokter juga bisa mengetahui posisi tali pusat yang berfungsi menyalurkan makanan dari plasenta ke janin.
Dalam kondisi normal, plasenta pada kurun waktu ini seharusnya berada di dinding belakang, atas, sisi kanan, atau kiri rahim. Sementara itu, tali pusat seharusnya tetap terurai dan tidak melilit janin.
4. Detak jantung janin
Laman Radiopaedia menyebutkan bahwa pada awal trimester dua atau sekitar 14 minggu kehamilan, detak jantung berkisar antara 120 hingga 160 kali per menit (bpm).
Detak jantung janin bisa terdeteksi pada USG trimester dua. Kini, dokter bahkan bisa menggunakan fetal Doppler, yakni alat semacam USG mini yang dibuat khusus untuk mendengarkan detak jantung janin.
5. Jenis kelamin janin
USG trimester dua juga merupakan waktu yang tepat untuk mengetahui jenis kelamin janin.
Pada trimester ini, dokter sudah bisa membedakan bentuk alat kelamin sehingga bisa menentukan apakah janin merupakan perempuan atau laki-laki.
Alat kelamin biasanya sudah mulai terbentuk ketika janin berusia 14 minggu. Namun, dokter mungkin menyarankan pemeriksaan saat kehamilan berusia 18–20 minggu agar terlihat lebih jelas.
6. Volume cairan ketuban

Manfaat lain yang tidak kalah penting dari melakukan USG di trimester dua adalah mengetahui banyaknya cairan ketuban.
Ini adalah cairan yang berfungsi untuk mendukung perkembangan sekaligus melindungi janin dari benturan.
Kekurangan (oligohidramnion) atau kelebihan (polihidramnion) cairan ketuban bukanlah hal yang baik karena bisa mengganggu perkembangan janin. Jika kondisi ini terjadi, dokter mungkin menyarankan perawatan tertentu.
Pada dasarnya, USG cukup dilakukan dengan hasil gambar 2D. Namun, karena satu dan lain hal, dokter mungkin menyarankan pemeriksaan USG 3D, 4D, atau transvaginal untuk melihat hasil yang lebih jelas.
[embed-health-tool-due-date]
Kapan waktu terbaik untuk USG saat trimester dua?
Pada umumnya, dokter akan menyarankan pemeriksaan USG kedua ketika kehamilan berusia sekitar 18–22 minggu.
Pasalnya, pada masa-masa inilah perkembangan janin terlihat cukup jelas sehingga dokter bisa mengetahui risiko gangguan kehamilan.
Meski begitu, dokter juga bisa menyarankan Anda untuk melakukan pemeriksaan lebih cepat jika memiliki kondisi tertentu.
Beberapa contoh indikasi medisnya adalah kehamilan berisiko atau terdeteksi masalah kehamilan saat pemeriksaan USG pertama.
Masalah kesehatan yang terdeteksi saat USG trimester dua
Dokter akan menjelaskan sekaligus memberitahu cara membaca hasil USG. Berikut adalah beberapa masalah kesehatan yang dapat terdeteksi pada pemeriksaan ini.
- Kelainan bawaan pada janin, seperti bibir sumbing dan spina bifida.
- Intrauterine growth restriction (IUGR) atau kondisi saat janin tidak berkembang sesuai usianya.
- Makrosomia atau ukuran janin yang terlalu besar.
- Gangguan plasenta, seperti menutupi jalan lahir (plasenta previa) atau plasenta yang terlepas dari dinding rahim (solusio plasenta).
- Jumlah cairan ketuban yang tidak normal.
- Kehamilan kembar dengan komplikasi, misalnya twin-to-twin transfusion syndrome.
- Gangguan tali pusat.
- Infeksi janin, seperti toksoplasmosis, rubella, atau CMV.
- Tumor atau kista pada organ reproduksi ibu hamil.
USG biasanya hanya berfungsi sebagai alat deteksi awal. Jika dibutuhkan, dokter mungkin menganjurkan Anda melakukan pemeriksaan lanjutan.
Hal yang perlu diperhatikan saat USG
USG merupakan hal yang penting dilakukan selama kehamilan. Anda tidak perlu khawatir karena penggunaan gelombang suara saat USG tidak akan membahayakan janin.
Anda cukup memperhatikan beberapa hal berikut saat menjalani pemeriksaan USG pada trimester 2.
- Lakukan pada waktu yang tepat sesuai anjuran dokter.
- Pilih dokter yang kompeten dan membuat Anda merasa nyaman.
- Manfaat waktu pemeriksaan untuk bertanya tentang segala hal yang Anda khawatirkan.
Jika dokter tidak mendeteksi risiko masalah kehamilan, USG biasanya kembali dijadwalkan pada trimester tiga.
Jangan lupa tanyakan pada dokter terkait berapa kali USG perlu dilakukan. Pada kehamilan yang sehat, USG biasanya dilakukan sebanyak 3–4 kali.
Kesimpulan
- USG saat trimester dua bertujuan untuk memantau perkembangan janin, ukuran janin, letak plasenta, jumlah cairan ketuban, detak jantung janin, hingga jenis kelaminnya.
- USG trimester dua biasanya disarankan ketika kehamilan berusia sekitar 18–22 minggu.
- Pemeriksaan ini bisa mendeteksi kelainan bawaan pada janin, gangguan tali pusat, infeksi, hingga tumor pada organ reproduksi ibu hamil.
- Usahakan untuk melakukan USG sesuai anjuran dokter. Selain itu, jangan ragu untuk menanyakan segala hal terkait kehamilan selama menjalani pemeriksaan.