backup og meta

Apakah Bayi Bisa Menangis di dalam Kandungan?

Benarkah?Ciri-ciriPenyebabKapan mulai terjadi?

Anda mungkin sesekali pernah merasakan si Kecil bergerak atau berpindah posisi dalam rahim. Tak jarang, hal ini menimbulkan pertanyaan menarik, contohnya mungkinkah bayi menangis di dalam kandungan? Untuk mengetahui jawabannya, simak pembahasan berikut ini.

Benarkah bayi bisa menangis di dalam kandungan?

Bayi bisa menangis sejak di dalam kandungan. Jadi, tangisan yang umumnya muncul sebagai bentuk ekspresi si Kecil ini bukan baru hadir setelah ia dilahirkan.

Hal ini dibuktikan oleh sebuah penelitian lama di Selandia Baru yang diterbitkan dalam Archives of Disease in Childhood Fetal and Neonatal Edition (2005).

Penelitian ini mengevaluasi respons janin pada trimester ketiga dari ibu yang merupakan perokok aktif, dengan bantuan perangkat ultrasonografi (USG).

Dalam prosesnya, peneliti memutar suara lembut di dekat perut ibu untuk memicu reaksi dari janin.

Rekaman gambar pemeriksaan USG menunjukkan bahwa bayi dalam kandungan tampak kaget, lalu menangis. Ini adalah respons dari suara lembut dan halus yang dimainkan pada perut ibu.

Selain itu, bayi juga dapat menangis sebagai respons akan adanya gangguan. Dalam penelitian tersebut, janin bereaksi ketika merasakan ibunya sedang merokok. 

Respons tersebut menjadi pertanda ketidaknyamanan janin dengan lingkungan di sekitarnya. Ini yang membuatnya menangis di dalam kandungan.

[embed-health-tool-due-date]

Apa saja ciri-ciri bayi menangis di dalam kandungan?

perkembangan janin pada ibu hamil

Ada empat macam aktivitas janin yang mirip dengan keadaan pada bayi baru lahir, yaitu tidur tenang, keadaan aktif, terjaga tenang, dan terjaga aktif.

Penelitian di atas berfokus pada perilaku kelima, yaitu menangis. Perilaku tersebut terjadi ketika janin diperdengarkan suara lembut melalui perut ibu hamil.

Secara rincinya, ciri-ciri bayi menangis di dalam kandungan antara lain membuka mulut, menekan lidah, serta bernapas dengan tidak beraturan.

Respons menangis juga ditunjukkan saat ada gangguan dari luar tubuh. Janin memutar kepala, membuka mulut, dan menghela napas pendek saat merasakan ibunya sedang merokok.

Selanjutnya, janin akan mengencangkan dada dan memiringkan kepala, yang disertai dengan embusan napas cepat dan dagu bergetar.

Kenapa bayi menangis di dalam kandungan?

Menangis tampak sebagai sesuatu yang sederhana, padahal lebih dari itu. Ada banyak hal dan koordinasi sistem yang terlibat saat bayi menangis, seperti otot wajah dan pernapasan. 

Berbeda dengan tangisan bayi setelah lahir yang khas dengan suara kencangnya, bayi yang menangis di dalam kandungan tidak demikian.

Ada dua komponen yang terlibat ketika bayi menangis, yaitu vokal dan nonvokal. Dalam hal ini, bayi yang menangis di dalam kandungan menggunakan komponen nonvokal.

Alih-alih bersuara seperti bayi yang telah lahir, bayi di dalam kandungan justru menangis dalam keadaan diam. Perubahan hanya tampak pada gerakan janin dan ekspresi wajahnya.

Berikut adalah beberapa penyebab janin menangis di dalam kandungan.

  • Respons terhadap stimulus, seperti suara keras atau tekanan pada perut ibu.
  • Adanya kondisi medis tertentu, seperti kekurangan oksigen, gangguan aliran darah, dan paparan bahan kimia dalam rokok.
  • Kondisi emosional ibu hamil, seperti ibu hamil menangis akibat stres dan kecemasan.

Terlepas dari penyebabnya, tangisan bayi di dalam kandungan ini dianggap sebagai salah satu tonggak penting perkembangan janin. 

Saat bayi menangis, sebenarnya dirinya berusaha menunjukkan bahwa tubuh, otak, dan sistem sarafnya sedang mengutarakan respons dari lingkungan di sekitarnya.

Ini merupakan tanda bahwa bayi semakin berkembang serta siap untuk menghadapi dunia luar.

Kapan bayi mulai menangis di dalam kandungan?

usia kehamilan 20 minggu

Kemampuan bayi untuk menangis ketika masih di dalam perut ibu diperkirakan sudah terbentuk sejak usia kehamilan memasuki minggu ke-20. 

Perkiraan tersebut disimpulkan karena ketika usia kehamilan 20 minggu, umumnya janin sudah mulai bisa bergerak aktif dan mendengarkan suara dari luar rahim.

Meski belum dapat bersuara, janin pada usia ini sudah menunjukkan gerakan yang menyerupai tangisan, seperti membuka mulut, menjulurkan lidah, dan mengerutkan dahi.

Perlu dipahami bahwa janin yang menangis dalam kandungan bukanlah sesuatu yang mengkhawatirkan, melainkan bagian dari proses perkembangan janin.

Untuk mendukung perkembangannya, ibu hamil perlu menerapkan pola hidup sehat, mengelola stres dengan baik, dan rutin melakukan kontrol kandungan.

Akan tetapi, saat Anda merasa cemas dengan gerakan atau tingkah laku janin yang tidak biasa, jangan ragu untuk berkonsultasi secara langsung dengan dokter kandungan Anda.

Kesimpulan

  • Bayi sudah bisa menangis di dalam kandungan, umumnya mulai sekitar usia kehamilan 20 minggu.
  • Tangisan janin adalah respons terhadap rangsangan, seperti suara, tekanan perut, atau paparan zat berbahaya. Ini juga menunjukkan bahwa otak dan sistem saraf janin berkembang dengan baik.
  • Meski hal ini tidak perlu dikhawatirkan, Anda harus menjaga kesehatan fisik dan mental untuk mendukung perkembangan janin.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Fetal development. (2023). MedlinePlus. Retrieved May 13, 2025, from https://medlineplus.gov/ency/article/002398.htm

Baby movements in pregnancy. (2023). Tommy’s. Retrieved May 13, 2025, from https://www.tommys.org/pregnancy-information/pregnancy-symptom-checker/baby-fetal-movements

20 weeks pregnant. (n.d.). American Pregnancy Association. Retrieved May 13, 2025, from https://americanpregnancy.org/healthy-pregnancy/week-by-week/20-weeks-pregnant/

Marx, V., & Nagy, E. (2015). Fetal behavioural responses to maternal voice and touch. PLoS ONE, 10(6), e0129118. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0129118

Reissland, N., Francis, B., Mason, J., & Lincoln, K. (2011). Do facial expressions develop before birth? PLoS ONE, 6(8), e24081. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0024081

Gingras, J. L., Mitchell, E. A., & Grattan, K. E. (2005). Fetal homologue of infant crying. Archives of disease in childhood. Fetal and neonatal edition, 90(5), F415–F418. https://doi.org/10.1136/adc.2004.062257

Versi Terbaru

19/05/2025

Ditulis oleh Satria Aji Purwoko

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

Kapan Janin Bisa Mendengar di Dalam Kandungan?

7 Hal Menarik Seputar Janin Kembar di Dalam Kandungan


Ditinjau oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro · Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Diperbarui 19/05/2025

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan