USG kandungan adalah salah satu pemeriksaan penting pada awal kehamilan yang tidak boleh terlewatkan. Tidak hanya untuk mengonfirmasi kehamilan, prosedur ini juga bisa mendeteksi masalah kehamilan sedari dini. Lantas, apa saja yang perlu diperhatikan saat USG trimester 1?
Tujuan USG pada trimester 1
Trimester pertama adalah masa awal kehamilan yang berlangsung mulai dari hari pertama haid terakhir (HPHT) hingga usia kehamilan 13 minggu.
Pada masa ini, embrio atau sel telur yang sudah dibuahi sperma berkembang menjadi janin. Ini kemudian diikuti dengan pembentukan organ vital, seperti otak dan sistem saraf.
Pemeriksaan ultrasonografi atau USG kandungan sangat penting untuk dilakukan pada trimester satu.
Hal ini bertujuan untuk memastikan tumbuh-kembang janin berlangsung normal. Selain itu, USG dapat mendeteksi risiko cacat lahir pada bayi sejak dini.
Adapun, beberapa tujuan pemeriksaan USG selama trimester 1 adalah sebagai berikut.
- Memastikan kehamilan benar terjadi atau tidak.
- Menentukan usia kehamilan dan hari perkiraan lahir.
- Menentukan jumlah janin di dalam kandungan.
- Memeriksa kondisi plasenta, rahim, ovarium, dan leher rahim.
- Memeriksa atau mendengar detak jantung janin.
- Memastikan perkembangan janin berlangsung normal.
- Mendiagnosis komplikasi kehamilan, seperti kehamilan ektopik, hamil anggur, atau hamil kosong.
- Mendiagnosis kemungkinan keguguran.
- Mencari temuan yang mungkin mengarah pada faktor risiko Down syndrome.
[embed-health-tool-due-date]
Waktu terbaik untuk USG pada trimester 1
USG trimester pertama idealnya dilakukan antara minggu ke-6 hingga minggu ke-8. Ini juga menjadi pemeriksaan ultrasonografi pertama selama masa kehamilan.
Saat pertama kali menjalani USG, gambar janin yang Anda peroleh mungkin belum terlalu jelas.
Pada umumnya, gambar janin bisa tampak lebih jelas pada awal trimester kedua atau setelah usia kehamilan 13 minggu.
Ibu hamil disarankan untuk melakukan USG kandungan paling tidak 2–3 kali selama kehamilan, yang salah satunya dilakukan pada trimester pertama.
Jenis prosedur USG yang paling umum dilakukan pada trimester 1 adalah USG 2 dimensi (2D).
Tes pencitraan ini memanfaatkan gelombang suara berfrekuensi tinggi yang bisa menghasilkan gambaran mengenai kondisi janin, plasenta, dan organ reproduksi ibu hamil.
Prosedur USG bisa dilakukan melalui vagina (transvaginal) atau melalui perut (transabdominal), tergantung pada usia kehamilan dan kebutuhan pemeriksaan.
Jenis pemeriksaan USG
Masalah kehamilan yang bisa dideteksi USG trimester 1
Pemeriksaan USG dapat membantu dokter mendeteksi masalah kehamilan sejak dini. Deteksi dini penting untuk mencegah komplikasi serius saat hamil atau bersalin.
Berikut ini adalah beberapa masalah yang dapat terdeteksi pada pemeriksaan USG trimester pertama.
1. Kehamilan ektopik
Kehamilan ektopik terjadi saat sel telur yang telah dibuahi menempel dan tumbuh di luar rahim, seperti di ovarium, tuba falopi, leher rahim, dan bahkan rongga perut.
USG trimester satu akan menunjukkan apakah kantong kehamilan atau gestational sac berada di dalam rahim.
Kehamilan ektopik harus dideteksi sejak dini, sebab ibu berisiko mengalami perdarahan berat bila kondisinya tidak segera ditangani.
2. Hamil anggur
Hamil anggur atau molar pregnancy adalah komplikasi kehamilan yang ditandai dengan adanya tumor jinak atau kista di dalam rahim. Dalam kondisi ini, janin tidak berkembang normal.
Massa abnormal ini biasanya terdeteksi pada minggu ke-8 atau ke-9 melalui pemeriksaan USG.
Jaringan kehamilan yang gagal berkembang harus diangkat secepat mungkin. Pasalnya, dikutip dari John Hopkins Medicine, 15–20% kasus hamil anggur bisa berkembang menjadi kanker.
3. Hamil kosong
Kantong kehamilan yang terlihat pada USG trimester 1 menandakan bahwa wanita benar-benar hamil. Pemeriksaan ini juga dilakukan untuk mendeteksi kondisi hamil kosong.
Hamil kosong atau blighted ovum terjadi ketika sel telur yang telah dibuahi menempel di dinding rahim, tetapi embrio tidak berkembang.
Hasil USG pada kehamilan kosong bisa menunjukkan kantong kehamilan tanpa embrio di dalamnya. Padahal, semestinya embrio sudah tampak saat USG pada usia kehamilan 5–6 minggu.
Meskipun gejalanya dapat menyerupai ciri-ciri hamil, deteksi hamil kosong melalui USG penting dilakukan untuk mencegah perdarahan berat hingga infeksi.
4. Keguguran
Prosedur USG dapat membantu dokter menilai apakah kehamilan berkembang sesuai usia kehamilan.
Apabila detak jantung tidak terdeteksi atau ukuran embrio tidak sesuai, dokter dapat mencurigai kemungkinan risiko keguguran pada ibu hamil.
Pemeriksaan USG pada awal kehamilan juga bertujuan untuk memantau kondisi rahim serta mendeteksi perdarahan atau kelainan lainnya yang bisa menyebabkan keguguran.