Lagi pula, di trimester pertama banyak orang yang mengeluhkan merasa tidak nyaman karena tubuh mereka belum bisa berdaptasi terhadap perubahan di awal-awal masa kehamilan. Itu sebabnya, biarkanlah tubuh Anda beradaptasi dulu terhadap perubahan dan rasa kurang nyaman di trimester pertama. Baru setelah masuk trimester ke dua – saat kondisi Anda dan janin sudah benar-benar stabil, Anda bisa melakukan terapi pijat.
3. Teknik pijat yang harus dihindari
Bagi ibu hamil yang ingin pijat, ada baiknya menghindari pijat refleksi. Pasalnya, tekanan yang diberikan saat dipijat hanya berfokus pada bagian kaki. Sedangkan beberapa titik di pergelangan kaki dan betis bisa memicu kontraksi. Jadi apabila Anda masih jauh dari tanggal persalinan, hindari pijat ini.
Selain itu, Anda juga harus menghindari pijat tradisional (diurut). Pasalnya, terapis pijat tradisional akan memberikan tekanan yang kuat menggunakan ujung ibu jarinya. Nah, tekanan seperti inilah yang justru lebih berisiko memicu rasa nyeri atau pindahnya gumpalan darah ke bagian tubuh yang memerlukan aliran darah yang lancar, terutama saat memijat betis dan kaki. Ingat, volume darah seorang wanita berlipat ganda selama kehamilan.
4. Posisi saat dipijat
Sebelum melakukan pemijatan, pastikan tempat pijat diatur sedemikian rupa. Tambahkanlah bantal penyangga agar Anda bisa nyaman dan rileks. Untuk memijat area punggung, panggul dan bokong, biasanya terapis menyarankan Anda berada dalam posisi miring. Sementara untuk area kepala, bahu, betis, paha, serta tangan, terapis akan menyarankan Anda untuk tidur telentang atau dalam posisi duduk.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar