backup og meta

Apakah Boleh Melakukan Pap Smear Saat Hamil?

Apakah Boleh Melakukan Pap Smear Saat Hamil?

Jika Anda saat ini sedang hamil dan ingin memeriksakan pap smear, Anda mungkin bertanya-tanya mengenai keamanan melakukan pap smear saat hamil.

Meskipun Anda sedang hamil atau tidak, melakukan pap smear secara rutin adalah cara terbaik untuk melindungi diri dari kanker serviks.

Sekilas mengenai tes pap smear

Pap smear atau yang juga disebut tes pap adalah prosedur untuk menguji kanker serviks pada wanita.

Dokter biasanya akan memeriksa leher rahim Anda untuk setiap kelainan yang mungkin menunjukkan sel prakanker atau kanker.

Prakanker adalah istilah yang digunakan profesional medis untuk sel-sel abnormal yang mungkin disebabkan oleh human papillomavirus (HPV).

HPV adalah infeksi menular seksual (IMS) yang dapat hilang dengan sendirinya. Namun, dalam beberapa kasus, HPV dapat menyebabkan kanker serviks.

Pap smear dan tes untuk HPV biasanya dilakukan pada saat yang sama. Meskipun virusnya umum, kemungkinannya menyebabkan kanker jauh lebih jarang.

Faktanya, sebagian besar infeksi dapat hilang dengan sendirinya. Kanker berkembang ketika infeksi tidak terdeteksi dan dikelola dengan tepat. Itulah sebabnya, pap smear sangat penting.

Mengutip dari American Pregnancy Association, pap smear tidak mendiagnosis kanker, tetapi tes ini dapat mendeteksi 95% kanker serviks pada tahap ketika sel-sel tersebut tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.

Oleh karena itu, mendeteksi kanker serviks lebih awal dengan pap smear memberi kesempatan penyembuhan yang lebih besar.

Bolehkah melakukan pap smear saat hamil?

ppa smear saat hamil bolehkah

Melansir UT Southwestern Medical Center, pap smear saat hamil boleh dilakukan dan aman bagi Anda maupun janin yang ada di dalam kandungan.

Bila ada orang yang beranggapan bahwa pap smear saat hamil muda dapat menyebabkan keguguran, hal ini tidak tepat.

Manfaat pap smear bagi kesehatan justru lebih besar daripada risikonya bagi janin Anda.

Jika Anda melakukan pap smear saat hamil muda dan mengalami pendarahan ringan, hal tersebut normal.

Pasalnya, aliran darah ke rahim meningkat sehingga menyebabkan serviks berdarah lebih mudah ketika disentuh.

Darah yang keluar pun berasal dari luar leher rahim, bukan di dalam rahim tempat janin berkembang.

Kapan waktu yang tepat untuk pap smear saat hamil?

Para ahli merekomendasikan pap smear setiap tiga tahun untuk wanita antara usia 21—30.

Jika hasilnya normal dan negatif dari virus HPV, Anda dapat memperpanjangnya setiap lima tahun sekali dari usia 31—65 tahun.

Sementara itu, pap smear saat hamil biasanya dilakukan ketika kunjungan prenatal. Dokter akan meninjau riwayat pap smear Anda sebagai langkah awal dan penting selama perawatan prenatal.

Jika sebelumnya Anda memiliki hasil abnormal atau belum pernah menjalani pap smear dalam tiga hingga lima tahun terakhir, Anda perlu menjalani pap smear saat hamil. Begitu pun sebaliknya.

Bagaimana prosedur pap smear saat hamil?

prosedur pap smear

Prosedur pengambilan sampel dalam pemeriksaan pap smear biasanya dilakukan cukup singkat, yaitu sekitar 10-20 menit. Anda diharapkan untuk rileks.

Umumnya, pengambilan sampel pap smear saat hamil maupun tidak sedang hamil dapat dilakukan dengan prosedur yang sama, seperti berikut ini.

1. Proses pengambilan sampel

Untuk melakukan pap smear, dokter akan menggunakan spekulum. Spekulum adalah alat yang dimasukkan melalui vagina untuk membantu dokter melihat leher rahim.

Dokter kemudian menggunakan swab atau alat berupa sikat lembut untuk mengumpulkan sel-sel dari leher rahim.

Prosedur ini mungkin akan membuat Anda tidak nyaman, tetapi tidak akan membahayakan janin yang ada di kandungan .

Selama menjalani pap smear, nantinya Anda diminta untuk melepaskan pakaian yang melekat di tubuh. Namun, pakaian yang dilepas tidak seluruhnya, melainkan hanya dari pinggang hingga ke bawah.

Anda kemudian diarahkan untuk berbaring telentang di atas meja pemeriksaan dengan lutut ditekuk. Selanjutnya, Anda perlu meletakkan tumit di atas penyangga atau yang disebut sanggurdi.

2. Setelah pemeriksaan pap smear

Setelah pap smear, dokter meletakkan sampel sel yang dikumpulkan dari leher rahim Anda ke dalam wadah.

Wadah tersebut memiliki cairan khusus untuk mempertahankan kualitas sampel. Sementara itu, untuk pap smear konvesional, sampelnya diletakkan pada slide kaca.

Selanjutnya, sampel dipindahkan ke laboratorium untuk diperiksa. Dari sampel tersebut akan diketahui karakteristik dalam sel bila ada yang menunjukkan kanker atau kondisi prakanker.

Apa yang terjadi jika hasil pap smear tidak normal?

Melalui pemeriksaan pap smear, dokter akan mengetahui adanya sel-sel mencurigakan yang memerlukan pengujian lebih lanjut.

Dilansir dari Mayo Clinic, terdapat dua hasil pemeriksaan pap smear yang perlu Anda ketahui, yakni normal dan tidak normal.

Jika hasilnya normal atau dikatakan memiliki hasil negatif, Anda tidak memerlukan perawatan atau pengujian lebih lanjut sampai Anda dijadwalkan untuk pemeriksaan pap smear berikutnya.

Akan tetapi, jika sel abnormal ditemukan atau hasil pap smear positif berarti Anda memiliki kanker serviks. Namun, arti hasil positif tergantung pada jenis sel yang ditemukan dalam pengujian.

Dokter akan melakukan tindakan selanjutnya, seperti pemeriksaan kolposkopi.

Prosedur kolposkopi dilakukan menggunakan alat pembesar khusus (kolposkop) untuk memeriksa jaringan serviks, vagina, dan vulva.

Selain itu, dokter juga perlu mengambil sampel jaringan atau biopsi dari area mana pun yang tampak tidak normal.

Sampel jaringan kemudian dikirim ke laboratorium untuk dianalisis dan diagnosis definitif.

[embed-health-tool-pregnancy-weight-gain]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Pap smear. (2020, June 25). Mayo Clinic – Mayo Clinic. Retrieved 26 April 2022, from https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/pap-smear/about/pac-20394841

Pap smears during pregnancy. (2021, December 9). American Pregnancy Association. Retrieved 26 April 2022, from https://americanpregnancy.org/womens-health/pap-smear/

Sigurdsson, K. (1999). Cervical cancer, pap smear and HPV testing, an update of the role of organized pap smear screening and HPV testing. Acta Obstetricia et Gynecologica Scandinavica78(6), 467-477. Retrieved 26 April 2022, from https://utswmed.org/medblog/pap-smear-safety-pregnancy/

Pap smear: MedlinePlus medical test. (n.d.). MedlinePlus – Health Information from the National Library of Medicine. Retrieved 26 April 2022, from https://medlineplus.gov/lab-tests/pap-smear/

Versi Terbaru

17/05/2022

Ditulis oleh Adhenda Madarina

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita

Diperbarui oleh: Angelin Putri Syah


Artikel Terkait

Perlukah Saya Melakukan Pap Smear Setelah Melahirkan?

Informasi Lengkap Seputar Pap Smear untuk Deteksi Kanker Serviks


Ditinjau secara medis oleh

dr. Damar Upahita

General Practitioner · None


Ditulis oleh Adhenda Madarina · Tanggal diperbarui 17/05/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan