backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Bolehkah Kuaci Jadi Camilan untuk Ibu Hamil? Ini Manfaatnya!

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 09/11/2023

Bolehkah Kuaci Jadi Camilan untuk Ibu Hamil? Ini Manfaatnya!

Meski untuk mengonsumsinya butuh sedikit perjuangan, kuaci masih menjadi salah satu camilan yang banyak disukai. Selain enak, biji-bijian dari bunga matahari ini memang memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan. Namun, bagaimana keamanan makan kuaci untuk ibu hamil?

Selama kehamilan, seorang wanita memang perlu lebih berhati-hati saat memilih makanan, termasuk camilan. Pasalnya, apa yang mereka konsumsi juga akan masuk ke dalam tubuh janin.

Bolehkah bumil makan kuaci?

Ibu hamil boleh saja mengonsumsi kuaci. Bahkan, kuaci termasuk salah satu camilan untuk ibu hamil yang aman dan menyehatkan.

Meski berukuran kecil, kuaci memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan ibu dan janin, mulai dari menjaga perkembangan otak janin hingga mengurangi stres pada ibu hamil.

Manfaat tersebut diperoleh dari berbagai zat gizi yang terkandung biji bunga matahari ini. Selain tinggi serat, biji-bijian ini juga tinggi protein, zat besi, hingga folat.

Manfaat kuaci untuk ibu hamil

manfaat kuaci bagi tubuh

Selama dikonsumsi dalam jumlah yang tidak berlebihan, berikut adalah berbagai manfaat makan kuaci untuk ibu hamil.

1. Mengurangi risiko preeklamsia

Dengan kandungan magnesium yang dimilikinya, kuaci bisa membantu mengendalikan tekanan darah selama kehamilan.

Jika tekanan darah terkendali, risiko ibu hamil untuk mengalami komplikasi kehamilan yang disebut preeklamsia juga bisa berkurang.

Selain magnesium, kuaci juga termasuk makanan kaya asam folat. Memenuhi asupan asam folat selama kehamilan juga bisa mengurangi risiko preeklampsia.

Manfaat lainnya dari asam folat untuk ibu hamil adalah mencegah cacat tabung saraf hingga keguguran.

2. Menjaga perkembangan otak janin

Dengan mengonsumsi kuaci, ibu hamil akan mendapatkan asupan asam lemak omega-3. Lemak baik ini berperan penting untuk membantu menjaga perkembangan otak janin.

Laman Food and Nutrition Magazine pun menyebutkan bahwa 100 gram biji bunga matahari bisa mengandung hingga 55 mg kolin.

Zat gizi ini penting untuk menjaga perkembangan otak dan sistem saraf pusat, terutama yang berkaitan dengan fungsi memori.

Tahukah Anda?

Ibu hamil membutuhkan setidaknya 450 mg kolin per hari. Selain pada kuaci, kolin juga banyak terkandung dalam telur, brokoli, dan kacang-kacangan.

3. Memperkuat sistem kekebalan tubuh

Selama kehamilan, Anda mungkin menjadi lebih rentan sakit. Salah satu penyebabnya ialah kekebalan tubuh yang menurun.

Untuk memperkuat kekebalan tubuh selama kehamilan, ibu hamil bisa mengonsumsi kuaci sebagai camilan.

Manfaat ini berasal dari kandungan vitamin E, salah satu jenis antioksidan yang bisa ditemukan dalam kuaci. Sebagai antioksidan, vitamin E juga bisa menjaga kesehatan plasenta.

4. Menjaga kadar gula darah

Sebuah artikel yang diterbitkan dalam jurnal Cureus menyebutkan bahwa kuaci mengandung jenis protein yang kaya akan sulfur dan nitrogen.

Sulfur dan nitrogen merupakan dua komponen penting dalam perkembangan otot dan produksi insulin, hormon yang menjaga keseimbangan gula darah.

Ini merupakan hal yang penting mengingat ibu hamil yang tidak punya riwayat diabetes pun tetap memiliki risiko diabetes gestasional selama kehamilan.

5. Menjaga kesehatan tulang dan gigi

Selama kehamilan, kebutuhan fosfor pada wanita bisa meningkat hingga 3.500 mg per hari. Bersama kalsium, fosfor berperan dalam menjaga kesehatan tulang dan gigi.

Dengan mencukupi kebutuhan mineral ini, Anda dapat mengurangi risiko masalah tulang dan gigi selama kehamilan.

Salah satu sumber makanan tinggi fosfor yang aman untuk ibu hamil adalah kuaci. Anda bisa mendapatkan asupan fosfor hingga sebanyak 660 mg dari 100 g kuaci.

6. Membantu mencegah kenaikan berat badan

obesitas hamil kepintaran anak

Kenaikan berat badan selama kehamilan sebenarnya merupakan hal yang wajar. Namun, berat badan berlebih dan obesitas selama hamil justru bisa membahayakan janin.

Nah, salah satu makanan yang bisa Anda pilih untuk menjaga kenaikan berat badan ketika hamil adalah kuaci.

Karena kandungan zat gizinya begitu beragam, kuaci bisa menjadi pilihan yang tepat saat keinginan untuk ngemil meningkat.

Kandungan seratnya pun akan membuat Anda kenyang lebih lama dan melancarkan pencernaan sehingga Anda terhindar dari konstipasi atau sembelit.

7. Mengurangi stres

Pikiran akan kondisi janin, proses melahirkan, hingga kehidupan setelah memiliki anak sering kali membuat ibu hamil lebih rentan stres. Padahal, kesehatan mental juga bisa berpengaruh pada janin.

Dengan kandungan magnesium yang dimilikinya, ibu hamil bisa memperoleh manfaat kuaci berupa penurunan risiko stres dan kecemasan.

Ini karena magnesium dipercaya dapat mempengaruhi hipotalamus, bagian otak yang berperan dalam mengatur respons stres.

Aturan makan kuaci untuk ibu hamil

Meski kuaci memiliki berbagai manfaat, ibu hamil tetap perlu bijak saat makan kuaci. Pastikan untuk tidak mengonsumsi kuaci lebih dari 30 g dalam satu hari.

Jika dikonsumsi secara berlebihan, tingginya kandungan fosfor pada kuaci bisa meningkatkan risiko pengapuran hingga gangguan pada ginjal dalam jangka panjang.

Sementara itu, kalori yang cukup tinggi pada kuaci juga bisa menyebabkan kenaikan berat badan. Apalagi, ukuran kuaci yang kecil mungkin membuat Anda tidak sadar telah mengonsumsinya secara berlebihan.

Selain itu, sebisa mungkin hindari untuk mengonsumsi kuaci yang mengandung tambahan garam atau perasa. Bahan tambahan ini bisa meningkatkan risiko ibu hamil mengalami hipertensi.

Jadi, ibu hamil boleh saja makan kuaci. Biji yang berasal dari bunga matahari ini pun kaya akan zat gizi yang bermanfaat.

Meski begitu, Anda tetap perlu mengimbanginya dengan mengonsumsi makanan sehat yang beraneka ragam, seperti kacang-kacangan, sayuran, dan buah-buahan.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 09/11/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan