backup og meta

Ibu Hamil Makan Tutut atau Keong Sawah, Boleh atau Tidak?

Ibu Hamil Makan Tutut atau Keong Sawah, Boleh atau Tidak?

Asupan makanan yang sehat dan bergizi seimbang menjadi fokus utama dalam menjaga kehamilan. Namun, beberapa ibu hamil mungkin ngidam makanan yang tidak biasa, seperti tutut. Apakah ibu hamil boleh makan tutut atau keong sawah? Simak penjelasannya di bawah ini.

Bolehkah ibu hamil makan tutut?

Secara umum, tutut atau keong sawah dapat menjadi sumber protein yang baik untuk ibu hamil.

Keong sawah yang mempunyai nama ilmiah Pila ampullacea ini adalah sejenis siput yang hidup di perairan air tawar, misalnya sawah, sungai, dan tepian danau.

Dilihat dari bentuknya, tutut memiliki ukuran yang lebih kecil daripada bekicot. Kedua hewan moluska ini telah banyak diolah menjadi makanan yang lezat.

Dilansir dari laman FoodData Central, 100 gram bekicot segar memiliki kandungan gizi sebagai berikut.

  • Protein: 16,1 gram (g).
  • Karbohidrat: 2 g.
  • Lemak: 1,4 g.
  • Fosfor: 272 miligram (mg).
  • Kalium: 382 mg.
  • Kalsium: 10 mg.
  • Zinc: 1 mg.
  • Zat besi: 3,5 mg.
  • Vitamin A: 30 mikrogram (mcg).
  • Vitamin B1: 0,01 mg.
  • Vitamin B2: 0,12 mg.
  • Vitamin B3: 1,4 mg.

Meski tergolong aman dan kaya kandungan gizi, ibu hamil yang mengidap alergi seafood perlu berhati-hati saat mengonsumsi tutut atau keong sawah.

Studi dalam Journal of the Science of Food and Agriculture (2023) menemukan bahwa keluarga keong sawah lain, yakni Pila polita, mengandung tropomyosin yang bisa memicu alergi.

Penting untuk selalu memperhatikan tanda dan gejala reaksi alergi, seperti  kulit gatal, bengkak, ruam merah, sesak napas, mengi, diare, mual, dan muntah.

Jika Anda pernah mengalami salah satu atau beberapa gejala tersebut setelah mengonsumsi seafood, sebaiknya jangan mengonsumsi keong sawah.

Manfaat makan tutut untuk ibu hamil

manfaat keong sawah

Tutut mengandung zat gizi penting untuk menjaga kesehatan ibu hamil dan janin. Berikut ini adalah beberapa manfaat keong sawah yang bisa Anda dapatkan selama kehamilan.

1. Mendukung perkembangan janin

Kandungan protein keong sawah hampir setara dengan daging sapi. Bedanya, keong sawah mempunyai kandungan lemak yang lebih rendah sehingga baik untuk ibu hamil.

Asupan protein sangat penting selama masa kehamilan. Makronutrien ini berperan mendukung perkembangan otak dan organ tubuh janin selama berada di dalam kandungan.

2. Meningkatkan daya tahan tubuh

Manfaat lainnya dari mengonsumsi tutut untuk ibu hamil ialah membantu memelihara daya tahan tubuh.

Tutut mengandung sejumlah vitamin dan mineral penting yang membantu memperkuat kekebalan tubuh Anda, seperti vitamin A, vitamin B1, vitamin B2, zat besi, dan kalsium.

Dengan memasukkan tutut ke dalam diet harian saat hamil, Anda dapat menjaga kekebalan tubuh sehingga tidak gampang sakit selama masa kehamilan.

3. Membantu mencegah anemia

Anemia defisiensi besi adalah jenis anemia yang cukup sering terjadi pada ibu hamil. Kondisi ini diperkirakan terjadi pada lebih dari 30% ibu hamil pada populasi umum.

Konsumsi tutut membantu memenuhi kebutuhan zat besi harian. Pada tiap 100 gram tutut, terdapat 3,5 mg zat besi atau setara dengan 13–15% kebutuhan harian selama masa kehamilan.

Manfaat keong sawah lainnya

Konsumsi tutut atau keong sawah dalam porsi yang wajar juga bermanfaat untuk mempercepat pemulihan setelah sakit, menutrisi otak agar bisa berfungsi optimal, mendukung pertumbuhan tulang, dan mencegah kolesterol tinggi.

Tips aman mengolah tutut untuk ibu hamil

resep tutut

Ibu hamil memang boleh makan keong sawah, tetapi pastikan Anda memasaknya dengan benar untuk mencegah penyakit infeksi yang membahayakan kesehatan ibu dan janin.

Berikut ini adalah beberapa tips aman dalam mengolah keong sawah yang bisa Anda praktikkan.

  • Pilihlah tutut segar dan bersih dari sumber tepercaya, seperti dari hasil budidaya, bukan yang hidup liar di sawah yang terkontaminasi pestisida dan pupuk kimia.
  • Rendam tutut dengan air bersih selama dua jam sambil membersihkan cangkangnya di bawah air mengalir untuk menghilangkan kotoran yang menempel.
  • Rebus keong dengan air mendidih yang telah dicampur garam selama 30 menit. Apabila diperlukan, ulangi proses perebusan sebanyak 2–3 kali.
  • Terakhir, tutut bisa diolah menjadi hidangan kuah kuning, rica-rica, dan lainnya. Pastikan Anda memakai bumbu alami dan ringan yang cocok untuk ibu hamil.

Sampai saat ini, belum ada studi yang membahas tentang batas aman konsumsi tutut untuk ibu hamil. Ibu hamil tetap boleh makan keong sawah asal jumlahnya tidak berlebihan.

Pastikan juga untuk tidak menjadikan tutut sebagai satu-satunya sumber protein. Pastikan Anda mengonsumsi protein sehat lain, seperti telur, daging ayam, dan daging merah tanpa lemak.

Berkonsultasilah dengan dokter kandungan atau ahli gizi Anda untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang makanan yang sehat dan baik selama masa kehamilan.

Kesimpulan

  • Tutut atau keong sawah merupakan sumber protein yang baik untuk ibu hamil.
  • Konsumsi tutut membantu mendukung perkembangan janin, memelihara daya tahan tubuh, dan mencegah anemia selama kehamilan.
  • Meski aman dikonsumsi, Anda perlu memastikan pengolahan tutut dilakukan dengan benar untuk mengurangi risiko infeksi yang membahayakan ibu dan janin.

[embed-health-tool-pregnancy-weight-gain]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Mollusks, snail, raw. (2019). FoodData Central – U.S. Department of Agriculture. Retrieved November 21, 2023, from https://fdc.nal.usda.gov/fdc-app.html#/food-details/167744/nutrients

Shellfish and fish allergies. (2022). Better Health Channel. Retrieved November 21, 2023, from https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/conditionsandtreatments/shellfish-and-fish-allergies

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2019 tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan untuk Masyarakat Indonesia. (2019). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Retrieved November 21, 2023, from https://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No__28_Th_2019_ttg_Angka_Kecukupan_Gizi_Yang_Dianjurkan_Untuk_Masyarakat_Indonesia.pdf

Misnan, R., Kamarazaman, N. A., Sockalingam, K., Yadzir, Z. H., Bakhtiar, F., Abdullah, N., & Arip, M. (2023). Identification of major and cross‐reactive allergens of local freshwater snail (Pila polita) and the impact of thermal and non‐thermal food processing on allergen stability. Journal of the Science of Food and Agriculture, 103(12), 5819-5830. https://doi.org/10.1002/jsfa.12659

Ihsani, K., Afifah, D., Anantyo, D., Mulyono, Nugroho, T., Wahyudi, F., & Nuryanto. (2020). Nutrient content and shelf life analysis of freshwater snail (Pila ampullacea) instant baby porridge. Food Research, 4(S3), 184-196. https://doi.org/10.26656/fr.2017.4(s3).s20

Abd Rahman, R., Idris, I. B., Isa, Z. M., Rahman, R. A., & Mahdy, Z. A. (2022). The prevalence and risk factors of iron deficiency anemia among pregnant women in Malaysia: A systematic review. Frontiers in Nutrition, 9. https://doi.org/10.3389/fnut.2022.847693

Versi Terbaru

27/11/2023

Ditulis oleh Satria Aji Purwoko

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

Perlukah Ibu Hamil Minum Tablet Tambah Darah?

Bolehkah Kuaci Jadi Camilan untuk Ibu Hamil? Ini Manfaatnya!


Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 27/11/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan