Rasa cuka yang masam membuat makanan menjadi lebih nikmat. Karena ini pula, tidak jarang ibu hamil ngidam makan makanan yang mengandung cuka, seperti acar, asinan, dan cuko pempek.
Akan tetapi, apakah cuka masih aman dikonsumsi selama kehamilan? Adakah aturan khusus ketika Anda mengonsumsinya saat hamil? Cari tahu jawabannya melalui informasi berikut.
Bolehkah ibu hamil makan cuka?
Cuka tidak termasuk dalam bahan makanan yang harus dihindari selama kehamilan. Ini artinya, ibu hamil boleh menambahkan cuka ke dalam makanannya.
Meski begitu, tidak ada aturan pasti mengenai batasan seberapa banyak cuka yang boleh dikonsumsi. Jadi, jangan mengonsumsinya secara berlebihan.
Jika Anda ingin mengetahui seberapa banyak cuka yang boleh Anda konsumsi dallam sehari, sebaiknya tanyakan pada dokter kandungan Anda.
Perlu diingat, asam asetat merupakan kandungan utama pada cuka, termasuk cuka putih yang kerap ditambahkan ke dalam semangkuk bakso, acar, cuko pempek, atau makanan lainnya.
Mengonsumsi asam asetat secara berlebihan bisa menyebabkan masalah pencernaan, seperti diare, radang usus, hingga mual.
Kondisi ini dapat membuat ibu hamil merasa tidak nyaman, jadi pastikan untuk tidak mengonsumsi cuka secara berlebihan.
Cuka bisa menimbulkan gangguan pencernaan karena nilai pH-nya yang rendah. Sebagai gambaran, nilai pH cuka yang tidak diencerkan bisa mencapai 2,4–3,3.
Padahal, pH normal di dalam tubuh ibu hamil cenderung basa, yaitu sekitar 7,35–7,45.
Makanan atau minuman dengan pH yang terlalu asam juga bisa menyebabkan kerusakan gigi dan iritasi lambung, termasuk pada ibu hamil.
Selain itu, perlu diingat bahwa cuka adalah produk yang diolah melalui proses fermentasi. Itu artinya, pengolahan cuka melibatkan berbagai jenis mikroba.
Mikroba dalam makanan fermentasi umumnya memang tidak berbahaya. Akan tetapi, keberadaannya mungkin menimbulkan kondisi tertentu pada ibu hamil jika jumlahnya terlalu banyak.
Bahaya makan cuka berlebih untuk ibu hamil
Apa pun yang dikonsumsi secara berlebihan dapat membahayakan kesehatan ibu hamil dan janin. Anda pun sebaiknya membatasi konsumsi cuka untuk menghindari dampak negatif berikut.
1. Kerusakan gigi
Kandungan asam pada cuka dapat melarutkan mineral pada lapisan enamel gigi. Jika dibiarkan, pengikisan enamel bisa menimbulkan berbagai masalah pada gigi, termasuk gigi berlubang.
Gigi berlubang bisa menjadi salah satu jalan masuk infeksi pada ibu hamil. Ingat, bakteri penyebab infeksi gigi bisa masuk ke aliran darah sehingga membawa dampak buruk bagi janin yang menerima darah dari ibu hamil.
2. Sakit tenggorokan
Mengonsumsi makanan atau minuman dengan kandungan asam yang terlalu tinggi dapat menyebabkan iritasi tenggorokan.
Sakit tenggorokan akan menimbulkan rasa tidak nyaman hingga penurunan nafsu makan, padahal ibu hamil perlu makan secara teratur demi mencukupi kebutuhan gizi harian.
Padahal, asupan gizi tersebut bukan hanya untuk ibu, tapi juga dibutuhkan untuk mendukung perkembangan janin.
3. Interaksi cuka dengan obat-obatan
Selama kehamilan, Anda mungkin mendapatkan obat, suplemen, atau vitamin dari dokter. Tidak menutup kemungkinan bahwa beberapa jenis obat tersebut dapat berinteraksi dengan cuka.
Jika ibu hamil makan cuka secara berlebihan, interaksi antara obat dan cuka mungkin dapat menurunkan efektivitas obat tersebut.
Sebagai contoh, laman UChicago Medicine menyebutkan bahwa cuka apel bisa menurunkan kadar glukosa pada seseorang dengan diabetes.
Ini artinya, konsumsi cuka dan obat diabetes gestasional secara bersamaan mungkin tidak dianjurkan.
4. Heartburn dan gangguan asam lambung
Ibu hamil sebaiknya berhati-hati saat makan acar atau cuko pempek yang mengandung cuka karena kandungan asam asetat yang tinggi di dalamnya bisa menyebabkan heartburn.
Heartburn biasanya ditandai dengan rasa nyeri dan panas pada bagian dada karena adanya kenaikan asam lambung ke tenggorokan.
Gangguan asam lambung saat hamil biasanya dapat diatasi dengan mengatur kembali pola makan dan mengonsumsi obat penetral asam lambung.
5. Gangguan sistem pencernaan
Dinding lambung yang lunak sangat sensitif dengan sifat asam pada cuka. Lambung bisa teriritasi sehingga menyebabkan mual, mulas, hingga diare pada ibu hamil yang mengonsumsi terlalu banyak cuka.
Jika tidak diatasi, diare bisa meningkatkan risiko dehidrasi pada ibu hamil. Tak hanya menyebabkan haus, dehidrasi bisa menghambat proses pemenuhan cairan pada janin.
Bagaimana cara makan cuka yang aman saat hamil?
Cuka bukanlah makanan yang sepenuhnya perlu dihindari selama kehamilan, tetapi ibu hamil tidak boleh mengonsumsinya secara berlebihan.
Menurut laman Parenting Mini Klub, berikut adalah aturan aman bagi ibu hamil saat makan cuka.
- Gunakan cuka yang sudah diencerkan. Tidak ada aturan pasti mengenai berapa persen pencairan yang diperbolehkan, jadi konsultasikan lebih lanjut mengenai hal ini dengan dokter kandungan Anda.
- Sebelum membeli produk cuka, pastikan bahwa tertulis keterangan pasteurisasi pada labelnya. Pasteurisasi merupakan proses pemanasan untuk membunuh kuman yang mengontaminasi bahan makanan.
Ibu hamil memang harus lebih selektif dalam memilih bahan makanan, tidak terkecuali dengan penggunaan cuka.
Tingkat toleransi cuka pada setiap ibu hamil mungkin berbeda. Oleh karena itu, sebaiknya diskusikan terlebih dahulu dengan dokter Anda jika ingin mengonsumsinya.
Kesimpulan
- Ibu hamil boleh makan cuka, tetapi dalam batasan tertentu. Setiap ibu hamil mungkin memiliki batasan yang berbeda.
- Makan cuka berlebihan saat hamil bisa menyebabkan kerusakan gigi, sakit tenggorokan, diare, hingga heartburn.
- Ibu hamil hanya diperbolehkan makan cuka yang sudah dipasteurisasi dan diencerkan.
[embed-health-tool-pregnancy-weight-gain]