Pemeriksaan kehamilan rutin perlu dilakukan untuk menjaga kesehatan ibu dan janin. Salah satu pedoman yang sering digunakan dalam pemeriksaan kehamilan adalah 10 T.
Apa manfaat pedoman 10 T pada pemeriksaan kehamilan? Komponen apa saja yang termasuk di dalamnya? Simak pembahasan selengkapnya di bawah ini.
Pedoman 10 T dalam pelayanan kehamilan
Pedoman 10 T adalah serangkaian pemeriksaan dan tindakan yang dilakukan oleh dokter atau tenaga kesehatan untuk memantau kesehatan ibu dan janin selama kehamilan.
Adapun, pedoman ini dapat Anda temukan dalam Buku KIA atau Kesehatan Ibu dan Anak yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI).
Beberapa manfaat pedoman 10 T yakni mendeteksi masalah kehamilan sejak dini, memberi edukasi kepada ibu hamil, serta memastikan ibu dan janin memperoleh perawatan optimal.
Berikut ini adalah penjelasan dan tujuan dari masing-masing pedoman 10 T dalam kehamilan.
1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
Pengukuran tinggi badan adalah salah satu langkah untuk menentukan status gizi dan risiko persalinan. Contohnya, ibu hamil yang bertubuh pendek umumnya disarankan untuk operasi caesar.
Sementara itu, hasil pengukuran berat badan secara rutin akan menggambarkan pertumbuhan janin dan kondisi kesehatan ibu hamil.
Perubahan berat badan yang tidak normal biasanya menjadi pertanda adanya masalah kesehatan, seperti preeklampsia atau diabetes gestasional.
Kenaikan berat badan ibu hamil yang ideal adalah 1–2 kilogram (kg) pada trimester pertama dan 500 gram (g) pada setiap minggu hingga hari persalinan tiba.
2. Periksa tekanan darah
Pengukuran tekanan darah penting untuk mendeteksi tekanan darah tinggi atau hipertensi. Hipertensi pada ibu hamil dapat meningkatkan risiko komplikasi kehamilan, seperti preeklampsia.
Pemeriksaan ini dilakukan dalam setiap kunjungan dengan dokter kandungan atau bidan. Tekanan darah normal bagi ibu hamil adalah di bawah 120/80 mmHg.
3. Ukur lingkar lengan atas
Pengukuran lingkar lengan atas (LiLA) bertujuan untuk mendiagnosis kekurangan energi kronis (KEK) yang dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan perkembangan janin.
Pemeriksaan pada pedoman 10 T ini akan dilakukan dengan mengukur lingkar lengan kiri atas.
LiLA yang kurang dari 23,5 sentimeter (cm) menunjukkan risiko KEK sehingga ibu hamil harus memperbaiki asupan gizinya untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
4. Ukur tinggi fundus uteri
Tinggi fundus uteri (TFU) adalah jarak antara tulang kemaluan dan perut bagian atas ibu hamil.
Melalui pengukuran ini, dokter mampu memantau pertumbuhan dan perkembangan janin. TFU yang tidak sesuai dengan usia kehamilan bisa menandakan masalah pada janin.
Masalah ini mungkin berupa pertumbuhan janin yang terhambat atau kelebihan cairan ketuban.
5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin
Dokter dapat memeriksa presentasi atau letak janin mendekati hari persalinan dengan cara meraba perut ibu hamil (palpasi) atau melalui prosedur ultrasound (USG).
Tindakan ini bertujuan untuk memastikan bahwa posisi janin sudah optimal untuk persalinan. Apabila posisi janin tidak normal, diperlukan tindakan khusus seperti operasi caesar.
Pemantauan denyut jantung janin melalui USG Doppler akan menunjukkan risiko detak jantung yang tidak normal. Hal ini bisa menandakan masalah pada janin, seperti gawat janin (fetal distress).
6. Skrining status imunisasi tetanus
Skrining status imunisasi tetanus adalah bagian dari pedoman 10 T untuk melindungi ibu dan bayi dari penyakit tetanus yang disebabkan oleh racun dari bakteri Clostridium tetani.
Tenaga kesehatan akan memeriksa riwayat imunisasi ibu hamil dan memastikan bahwa ibu sudah menerima vaksin tetanus toksoid (TT).
Apabila imunisasi belum lengkap, tenaga kesehatan dapat memberikan vaksin TT kepada ibu hamil untuk memberikan perlindungan yang optimal bagi ibu dan bayi.
7. Pemberian tablet tambah darah
Ibu hamil perlu minum tablet tambah darah (TTD) untuk mencegah anemia serta menurunkan risiko komplikasi, seperti lahir prematur dan berat badan lahir rendah pada bayi.
Kemenkes RI menyarankan ibu hamil minum TTD yang mengandung 600 miligram (mg) zat besi dan 400 mikrogram (mcg) asam folat setiap hari selama kehamilan.
TTD dapat meningkatkan kadar hemoglobin dan mendukung perkembangan janin yang sehat.
8. Tes laboratorium dan USG
Prosedur ultrasound atau USG kandungan dilakukan untuk memantau pertumbuhan janin dan mendeteksi kelainan yang mungkin terjadi pada janin.
Pada sejumlah kasus, tes laboratorium yang terdiri dari tes darah dan tes urine bisa digunakan untuk mendeteksi komplikasi, seperti anemia, infeksi, diabetes gestasional, dan preeklampsia.
9. Tata laksana kasus
Jika hasil pemeriksaan kehamilan menunjukkan bahwa Anda memiliki kehamilan berisiko tinggi, dokter dan tenaga kesehatan akan terlebih dahulu melakukan evaluasi menyeluruh.
Hal ini bertujuan untuk menentukan risiko serta merencanakan tata laksana kasus yang sesuai.
Penanganan untuk kasus kehamilan risiko tinggi terdiri dari pemantauan ketat, pemberian obat, dan edukasi tentang perawatan diri untuk mencegah komplikasi.
10. Temu wicara atau konseling
Pedoman 10 T dalam pemeriksaan kehamilan juga mencakup sesi temu wicara dan konseling.
Sesi komunikasi antara tenaga kesehatan dan ibu hamil ini mencakup berbagai topik, meliputi nutrisi, tanda bahaya kehamilan, persiapan persalinan, dan perawatan bayi baru lahir.
Tak hanya itu, konseling juga memberikan kesempatan bagi ibu hamil menyampaikan keluhan yang dialaminya dan mendapatkan solusi yang tepat.
Dengan memahami dan menerapkan pedoman 10 T, diharapkan Anda bisa melalui kehamilan dengan sehat dan menyambut kelahiran buah hati dengan kondisi optimal.
Kesimpulan
- Pedoman 10 T adalah serangkaian pemeriksaan dan tindakan yang dilakukan untuk menjaga kesehatan ibu dan janin selama kehamilan.
- Dokter dan tenaga kesehatan lainnya akan bekerja sama untuk mendeteksi masalah kehamilan sedini mungkin, memberikan edukasi bagi ibu hamil, serta mendukung perawatan optimal bagi ibu hamil dan janin.
- Komponen pedoman 10 T meliputi timbang berat badan, ukur tekanan darah, ukur lingkar lengan atas, tinggi fundus uteri, presentasi dan denyut jantung janin, skrining status imunisasi tetanus, pemberian tablet tambah darah, tes laboratorium dan USG, tata laksana kasus, serta temu wicara atau konseling.
[embed-health-tool-pregnancy-weight-gain]