Kehamilan tidak selalu berjalan dengan mulus. Salah satu faktor di balik terhentinya kehamilan adalah tidak adanya janin yang berkembang alias blighted ovum (hamil kosong). Pada kondisi seperti ini, dokter kandungan perlu mencari tahu apa sebenarnya yang menjadi penyebab janin tidak berkembang.
Penyebab janin tidak berkembang
Pada kondisi normal, sel telur yang sudah dibuahi sperma akan membelah dan membentuk embrio pada hari ke-10 kehamilan.
Kemudian, plasenta mulai berkembang dan hormon human chorionic gonadotropin (hCG) yang menjadi penanda terjadinya kehamilan pun meningkat.
Akan tetapi, pada kasus janin yang tidak berkembang, sel telur yang sudah dibuahi gagal membelah diri menjadi embrio.
Mengutip dari American Pregnancy Association, kondisi yang secara medis disebut blighted ovum ini biasanya terjadi pada trimester pertama dan sebelum Anda menyadari sedang hamil.
Berikut beberapa penyebab janin gagal berkembang di dalam kandungan yang perlu Anda ketahui.
1. Kerusakan kromosom
Dalam buku berjudul Anembryonic Pregnancy, disebutkan bahwa kelainan atau kerusakan kromosom adalah salah satu penyebab janin tidak berkembang di dalam kandungan.
Trisomi merupakan jenis kelainan kromosom yang paling sering menyebabkan gangguan pertumbuhan janin. Bahkan, sekitar 30% kasus kehamilan dengan trisomi berakhir dengan keguguran.
Kelainan genetik ini ditandai dengan adanya satu kromosom tambahan pada sepasang kromosom di dalam sel tubuh.
Trisomi bisa menyebabkan pertumbuhan embrio yang tidak sempurna, pembentukan kantong kosong, serta kematian embrio dini sebelum menjadi janin.
Kerusakan kromosom ini bukan disebabkan oleh Anda dan pasangan. Maka, Anda tidak perlu menyalahkan diri sendiri dan orang lain terhadap kondisi ini.
2. Faktor genetik
Apabila salah seorang anggota keluarga Anda pernah mengandung janin yang tidak berkembang, Anda lebih berisiko untuk mengalami hal serupa.
Kondisi kelainan genetik ini dipengaruhi oleh pembelahan sel yang tidak normal. Beberapa penyebabnya yaitu gangguan gen tunggal, pernikahan sedarah, dan kerusakan pada DNA sperma.
Pembelahan sel yang tidak normal ini bisa memicu perdarahan pada vagina dan bahkan keguguran.
Bedanya blighted ovum dan IUGR
3. Penyakit tuberkulosis
Penyakit tuberkulosis (TBC) ternyata tidak hanya menyerang saluran pernapasan, tapi juga bisa mengganggu fungsi organ reproduksi wanita dan menjadi penyebab janin tidak berkembang.
Ibu hamil yang mengidap penyakit TBC dan infeksi saluran reproduksi lebih rentan untuk mengandung janin yang tidak berkembang jika dibandingkan dengan ibu hamil yang sehat.
Ini lantaran infeksi pada saluran reproduksi dapat mengganggu pelekatan embrio pada rahim. Akibatnya, embrio pun tidak dapat berkembang menjadi janin.