Mual dan muntah bagaikan dua hal yang tidak bisa dipisahkan dari pengalaman ibu hamil, khususnya selama trimester pertama. Meskipun tidak berbahaya, mual dan muntah mungkin membuat Ibu kurang nyaman menjalani kehamilan. Karena itulah, penting untuk mengenali berbagai penyebabnya sehingga Ibu bisa mendapatkan penanganan yang tepat.
Penyebab mual dan muntah saat hamil
Berbagai perubahan selama kehamilan memang bisa menimbulkan sejumlah keluhan pada ibu hamil, tak terkecuali mual dan muntah.
Ibu hamil biasanya mulai merasa mual dan ingin muntah saat memasuki usia enam minggu kehamilan dan merasakan puncaknya pada minggu kesembilan.
Mual dan muntah biasanya mulai berkurang dengan sendirinya ketika memasuki trimester dua.
Sampai saat ini, penyebab mual saat hamil belum diketahui secara pasti. Namun, beberapa kondisi berikut dinilai memiliki kaitan erat dengannya.
1. Perubahan hormon

Saat hamil, tubuh Ibu akan menghasilkan hormon yang disebut human chorionic gonadotropin (HCG).
Hormon inilah yang dinilai menjadi penyebab utama mual dan muntah saat hamil. Peningkatan produksi hormon estrogen dan progesteron juga dinilai punya efek serupa.
Baru-baru ini, studi yang diterbitkan dalam jurnal Nature (2024) menyebutkan bahwa hormon GDF15 yang bekerja pada batang otak juga bisa menyebabkan mual dan muntah selama kehamilan.
Sensitivitas Ibu terhadap hormon GDF15 akan meningkat jika kadar hormon ini terlalu rendah sejak sebelum hamil.
2. Fluktuasi gula darah
Pada awal masa kehamilan, tekanan darah ibu hamil cenderung menurun. Kondisi ini mungkin terjadi karena pembuluh darah Ibu melebar agar janin mendapatkan pasokan darah yang mencukupi.
Ketika tekanan darah lebih rendah dari biasanya, Ibu mungkin merasakan mual dan muntah. Kondisi ini mungkin menjadi lebih buruk ketika Ibu kekurangan cairan.
3. Peningkatan sensitivitas terhadap bau
Ibu hamil cenderung punya indra penciuman yang lebih sensitif, khususnya terhadap bau-bau yang cukup menyengat, seperti bau bawang putih, durian, hingga parfum atau wewangian.
Oleh sebab itu, jangan heran jika ibu hamil tiba-tiba enggan didekati seseorang dengan aroma parfum yang menyengat karena aroma tersebut mungkin membuatnya mual.
Kondisi ini diperkirakan terjadi karena perubahan hormon selama kehamilan dan akan kembali normal setelah melahirkan.
4. Kekurangan vitamin B6
Peningkatan hormon estrogen selama kehamilan rupanya bisa mengurangi efektivitas penyerapan vitamin B6. Padahal, kekurangan vitamin ini bisa menimbulkan mual dan muntah.
Karena itulah, dokter mungkin memberikan vitamin B6 sebagai salah satu suplemen selama kehamilan.
Selain memberikan berbagai manfaat bagi perkembangan janin, vitamin ini dapat mengurangi sensasi mual dan muntah yang dirasakan ibu hamil.
5. Faktor lainnya
Selain berbagai kondisi di atas, berikut adalah hal lain yang membuat beberapa ibu hamil merasakan rasa mual dan muntah yang lebih intens.
- Stres.
- Obesitas.
- Kehamilan anak pertama.
- Hamil anak kembar.
- Riwayat mual dan muntah pada kehamilan sebelumnya atau pada keluarga.
- Kelelahan ekstrem.
- Riwayat penggunaan kontrasepsi dengan kandungan estrogen.
Mual dan muntah memang salah satu gejala kehamilan yang cukup umum. Meski begitu, ada pula ibu hamil yang tidak merasakan mual atau muntah selama kehamilan dan ini adalah hal yang wajar.
[embed-health-tool-pregnancy-weight-gain]
Cara mengatasi mual dan muntah saat hamil

Secara umum, mual dan muntah bukanlah kondisi yang membutuhkan penanganan khusus karena biasanya akan membaik dengan sendirinya saat memasuki trimester dua.
Meski begitu, Ibu bisa melakukan beberapa cara berikut untuk mengurangi mual saat hamil sehingga kehamilan terasa lebih nyaman.
- Makan dengan porsi kecil, tetapi lebih sering.
- Penuhi kebutuhan cairan harian, setidaknya dua liter per hari. Jika bosan dengan air putih, coba makan makanan yang banyak mengandung cairan atau minum jus.
- Istirahat yang cukup dengan posisi tidur yang nyaman.
- Batasi makanan pedas atau berlemak karena bisa memperburuk rasa mual.
- Pastikan untuk selalu memenuhi kebutuhan gizi harian selama kehamilan.
- Minum suplemen sesuai rekomendasi dokter.
- Pakai pakaian longgar yang tidak membuat perut Ibu tertekan.
Obat-obatan seperti metoclopramide, doxylamine, atau trimethobenzamide mungkin diresepkan oleh dokter jika Ibu merasakan mual yang tidak tertahankan.
Kapan ibu hamil perlu ke rumah sakit saat mual dan muntah?
Meski mual dan muntah adalah kondisi yang umum, Ibu sebaiknya segera ke rumah sakit jika mengalami gejala tambahan sebagai berikut.
- Tidak buang air kecil selama lebih dari delapan jam atau urine berwarna sangat gelap.
- Merasa sangat lemah, pusing, atau bahkan pingsan saat berdiri.
- Demam.
- Muntah darah.
- Penurunan berat badan.
- Muncul gejala dehidrasi.
Berbagai kondisi tersebut mungkin menandakan komplikasi morning sickness yang disebut hiperemesis gravidarum. Karena kondisi ini bisa membahayakan janin, Ibu perlu segera mendapatkan perawatan dari dokter.
Kesimpulan
- Secara umum, penyebab mual dan muntah saat hamil adalah perubahan hormon kehamilan. Di samping itu, fluktuasi gula darah, kekurangan vitamin B6, dan beberapa kondisi kesehatan ibu hamil bisa meningkatkan risikonya.
- Ibu bisa mengurangi mual dan muntah saat hamil dengan cara makan dengan porsi kecil tapi sering, memenuhi kebutuhan cairan harian, minum suplemen sesuai anjuran dokter, dan menggunakan pakaian yang longgar.
- Segera pergi ke dokter jika mual dan muntah disertai keluarnya urine berwarna gelap, muntah darah, demam, atau gejala dehidrasi.