backup og meta
Kategori
Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi

Ibu Hamil Mengalami Kolesterol Tinggi, Perlukah Khawatir?

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 14/10/2021

    Ibu Hamil Mengalami Kolesterol Tinggi, Perlukah Khawatir?

    Anda mungkin sudah sering dengar jika kolesterol tinggi bisa membahayakan kesehatan. Pasalnya, kolesterol tinggi bisa menimbulkan pembentukan plak di dinding pembuluh darah arteri yang dapat meningkatkan risiko berbagai komplikasi, seperti penyakit jantung dan stroke. Namun, pernahkah Anda terpikir bagaimana jika kolesterol tinggi terjadi pada ibu hamil? Adakah dampaknya bagi ibu hamil dan janin?

    Kadar kolesterol normal selama kehamilan

    stres pada ibu hamil

    Kolesterol adalah zat lemak yang berada di dalam darah.

    Zat lemak ini diproduksi oleh hati dan dibutuhkan tubuh untuk membangun sel-sel yang sehat serta berperan dalam produksi hormon, seperti estrogen dan progesteron.

    Meski tubuh memproduksi kolesterol, zat ini juga bisa Anda dapatkan dari makanan.

    Makanan-makanan ini termasuk, mentega, daging berlemak, serta susu dan produk susu mengandung lemak.

    Oleh karena itu, Anda bisa memiliki kadar kolesterol tinggi jika terlalu banyak mengonsumsi jenis makanan-makanan tersebut.

    Adapun orang dewasa tergolong mengalami kolesterol tinggi jika memiliki kadar kolesterol sebesar 240 mg/dL atau lebih.

    Sementara kadar kolesterol yang normal berada di bawah angka 200 mg/dL.

    Lalu, berapa normal kolesterol ibu hamil?

    Pada dasarnya, kadar kolesterol saat hamil cenderung meningkat, terutama memasuki trimester dua dan tiga kehamilan.

    Saat hamil, kadar kolesterol bisa mencapai 200 mg/dL atau lebih.

    Bahayakah jika kadar kolesterol ibu hamil tinggi?

    program hamil vaginismus

    Lantas, apakah peningkatan kadar kolesterol ini berbahaya?

    Faktanya, kadar kolesterol yang meningkat saat hamil adalah hal yang wajar terjadi.

    Justru, jika kadar kolesterol rendah saat hamil, ini bisa membahayakan kesehatan ibu hamil dan janin.

    Ini karena kadar kolesterol yang tinggi saat hamil dibutuhkan tubuh untuk meningkatkan produksi hormon estrogen dan progesteron.

    Adapun keduanya berperan penting untuk menjaga kesehatan ibu hamil serta mendukung perkembangan janin.

    Nantinya, kadar kolesterol ibu hamil ini akan kembali menurun setelah melahirkan.

    Oleh karena itu, tes kolesterol tidak dokter sarankan selama masa kehamilan.

    Melakukan tes kolesterol ketika hamil justru bisa menimbulkan kekhawatiran yang tidak perlu.

    Apalagi, tidak ada tanda-tanda, gejala, atau ciri-ciri tertentu pada ibu hamil yang mengalami kolesterol tinggi.

    Meski demikian, beberapa ibu hamil berisiko mengalami berbagai masalah kesehatan jika memiliki kolesterol tinggi selama kehamilan.

    Umumnya, risiko ini muncul pada ibu yang telah memiliki kolesterol tinggi sejak sebelum dirinya hamil.

    Pada kondisi ini, cek kolesterol bisa saja menjadi bagian dari tes prenatal rutin Anda.

    Apa bahaya kolesterol terlalu tinggi pada ibu hamil?

    Memiliki kolesterol tinggi sejak sebelum hamil dan pada masa kehamilan berisiko lebih tinggi terhadap masalah jantung jangka panjang.

    Tak hanya itu, beberapa studi juga mengungkapkan bahwa kolesterol tinggi saat hamil bisa meningkatkan risiko berbagai komplikasi kehamilan, meski beberapa penelitian lainnya mengatakan tidak.

    Berikut adalah beberapa potensi komplikasi kehamilan akibat kolesterol terlalu tinggi saat hamil.

    1. Preeklampsia

    Preeklampsia adalah kondisi yang ditandai dengan tekanan darah tinggi saat hamil dan kerusakan pada sistem organ.

    Jika tak segera mendapat pengobatan, preeklampsia bisa menyebabkan risiko kesehatan lebih serius, termasuk kematian ibu.

    2. Diabetes gestasional

    Diabetes gestasional adalah gula darah tinggi yang berkembang selama kehamilan.

    Kondisi ini bisa menyebabkan berbagai masalah pada ibu hamil, seperti kelahiran prematur hingga lahir mati (stillbirth).

    3. Kelahiran prematur

    Kelahiran prematur adalah proses persalinan yang terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu.

    Ibu hamil dengan kolesterol tinggi bisa mengalami kondisi ini karena lebih berisiko terhadap komplikasi kehamilan, termasuk yang disebutkan di atas.

    Tak sampai di situ, memiliki tiga masalah di atas selama hamil dapat meningkatkan risiko penyakit jantung pada kemudian hari.

    Anak Anda pun dapat mewarisi kolesterol tinggi yang Anda miliki pada kemudian hari.

    Meski demikian, melansir laman MotherToBaby, kolesterol tinggi pada ibu hamil tidak meningkatkan risiko cacat lahir.

    Risiko cacat lahir umumnya meningkat jika ibu hamil mengalami obesitas atau diabetes yang keduanya terkait dengan tingginya kadar kolesterol.

    Bagaimana cara menjaga kadar kolesterol saat hamil?

    manfaat kacang panjang untuk ibu hamil

    Untuk menghindari berbagai masalah di atas, ada baiknya ibu hamil selalu menjaga kadar kolesterol normal sebelum, saat, dan setelah masa kehamilan.

    Adapun cara terbaik untuk menurunkan dan menjaga kadar kolesterol adalah dengan menerapkan gaya hidup sehat.

    Berikut adalah cara yang perlu Anda terapkan untuk menjaga kadar kolesterol saat hamil.

    • Batasi konsumsi lemak jenuh dan lemak trans, seperti daging berlemak, susu dan produk susu kaya lemak, gorengan, serta makanan olahan.
    • Pilih sumber lemak yang sehat, seperti minyak zaitun, minyak canola, alpukat, kacang-kacangan, atau ikan.
    • Mengonsumsi makanan rendah garam dan gula.
    • Mengonsumsi ragam makanan sehat untuk ibu hamil, termasuk buah-buahan, sayuran, dan gandum utuh.
    • Jaga berat badan selama hamil, jangan sampai berlebih.
    • Rutin olahraga selama hamil.
    • Menghindari stres.
    • Tidak merokok selama hamil. Merokok dapat menurunkan kadar kolesterol baik (HDL) yang berkontribusi pada peningkatan kolesterol jahat (LDL).

    Adapun bila Anda memiliki riwayat kolesterol tinggi sebelum hamil dan sedang mengonsumsi obat penurun kolesterol, seperti statin atau ezetimibe, sebaiknya segera beritahu dokter.

    Dokter mungkin akan meminta Anda untuk menghentikan konsumsi obat tersebut. Sebab, obat ini dapat melewati plasenta dan bisa membahayakan janin Anda.

    Meskipun risikonya kecil, obat kolesterol dianggap tidak aman untuk ibu hamil konsumsi, termasuk pada masa menyusui nantinya.

    Ibu hamil bisa kembali mengonsumsi obat ini setelah ibu selesai menyapih bayinya.

    Bahkan, melansir laman Heart UK, wanita perlu berhenti mengonsumsi obat kolesterol ini sejak 3 bulan sebelum hamil.

    Waktu ini diperlukan agar efek obat-obatan hilang sepenuhnya sebelum proses kehamilan terjadi.

    Namun, alangkah lebih baik, Anda berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter untuk mengurangi risiko yang tidak menyenangkan saat hamil yang terkait dengan kolesterol tinggi Anda.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 14/10/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan