Setiap ibu pasti melakukan yang terbaik untuk menjaga kesehatan janin yang dikandungnya, terlebih jika punya pengalaman keguguran. Meski begitu, tak dapat dipungkiri bahwa beberapa faktor keguguran sering kali sulit dihindari sehingga pengalaman ini terjadi berulang.
Lantas, kondisi seperti apa yang sebenarnya bisa menyebabkan keguguran berulang alias recurrent miscarriage? Adakah cara untuk mencegahnya? Temukan jawabannya melalui uraian berikut.
Apa itu keguguran berulang?
Keguguran berulang adalah kondisi saat ibu hamil mengalami dua kali atau lebih keguguran secara berturut-turut. Kondisi ini diperkirakan terjadi pada satu dari 100 wanita yang sedang hamil.
Dokter biasanya menyarankan pemeriksaan dan pengujian fisik secara menyeluruh jika Anda memiliki riwayat keguguran sebanyak tiga kali berturut-turut.
Pengalaman keguguran bukanlah hal yang mudah bagi ibu hamil, terlebih jika Anda mengalaminya lebih dari satu kali.
Oleh karena itu, rencana hamil lagi setelah keguguran memang perlu dipertimbangkan sematang mungkin, terutama tentang kesiapan calon ibu.
Apa penyebab keguguran berulang?
![keguguran berulang](https://cdn.hellosehat.com/wp-content/uploads/2017/06/Keguguran-Bisa-Memicu-Wanita-Mengalami-Gangguan-Stress.jpg)
Sekitar 50–75% kasus recurrent miscarriage tidak diketahui secara pasti penyebabnya. Akan tetapi, beberapa kondisi berikut dinilai dapat meningkatkan risikonya.
1. Jumlah kromosom tidak normal
Menurut sebuah studi dalam jurnal Translational Pediatrics (2018), keguguran pada trimester pertama yang terjadi tanpa kondisi medis spesifik biasanya disebabkan oleh kelainan kromosom.
Keguguran diduga terjadi karena embrio menerima jumlah kromosom yang tidak normal pada proses pembuahan.
Kondisi ini dilaporkan terjadi pada lebih dari 50% kasus keguguran. Kendati sering terjadi, ini merupakan masalah genetik yang tidak diketahui pasti apa pemicunya.
2. Gangguan pembekuan darah
Kondisi seperti lupus eritematosus sistemik dan sindrom antifosfolipid (APS) dapat menyebabkan keguguran berulang dengan cara memicu penggumpalan darah.
Karena darah tidak bisa mengalir secara optimal menuju plasenta, janin akan kekurangan oksigen dan nutrisi penting yang dibutuhkan untuk perkembangannya.
Lupus juga dapat menyebabkan peradangan pada plasenta sehingga janin tidak bisa berkembang sebagaimana mestinya. Akibatnya, ibu pun mengalami keguguran berulang.
3. Masalah pada tiroid
Selain menjadi faktor risiko berbagai komplikasi kehamilan, gangguan tiroid ternyata menjadi faktor penyebab keguguran berulang.
Karena itulah, dokter mungkin menyarankan calon ibu hamil untuk memeriksa fungsi tiroidnya sebelum merencanakan kehamilan.
Jika Anda terdiagnosis dengan gangguan tiroid tertentu, dokter mungkin memberikan perawatan terlebih dahulu sebelum mengupayakan kehamilan.
3. Gangguan hormon
Kondisi lain yang bisa menjadi faktor penyebab keguguran berulang adalah gangguan hormon, seperti sindrom ovarium polikistik.
Akan tetapi, kaitan antara gangguan hormon dan keguguran berulang memang perlu diteliti lebih lanjut.
Meski begitu, tak ada salahnya untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum merencanakan kehamilan jika Anda memiliki gangguan hormon.
4. Masalah pada rahim
Kelainan rahim juga bisa menjadi faktor penyebab komplikasi kehamilan, termasuk kelahiran prematur dan keguguran berulang.
Contoh kelainan rahim adalah sindrom Asherman yang bisa membuat dinding rahim lengket satu sama lain sehingga embrio sulit menempel.
Selain kelainan pada bentuk rahim, gangguan pada bentuk panggul bisa memberikan dampak serupa.
5. Lemah serviks
Jika Anda mempunyai riwayat keguguran dan berisiko mengalami inkompetensi serviks, dokter mungkin melakukan pemantauan lebih lanjut selama mendampingi Anda mempersiapkan kehamilan.
Pasalnya, inkompetensi atau kelemahan serviks bisa membuat serviks terbuka sebelum waktunya sehingga menyebabkan keguguran lebih dari satu kali.
Apa faktor risiko keguguran berulang?
Berikut adalah beberapa kondisi yang bisa meningkatkan risiko terjadinya keguguran berulang.
- Ibu hamil berusia di atas 35 tahun.
- Diabetes melitus.
- Gaya hidup tidak sehat, misalnya merokok, minum alkohol, dan menggunakan obat-obatan terlarang selama masa kehamilan.
- Konsumsi minuman berkafein yang berlebihan.
- Kelebihan atau kekurangan berat badan.
Penanganan dan pencegahan keguguran berulang
Sebagian besar kasus keguguran memang disebabkan oleh kondisi yang tidak bisa dicegah. Meski begitu, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk meminimalkan risikonya.
Untuk mengurangi risiko terjadinya keguguran berulang, dokter mungkin menyarankan Anda untuk menjalani beberapa pemeriksaan berikut.
1. Tes darah
![tes darah kehamilan](https://cdn.hellosehat.com/wp-content/uploads/2023/08/8405c7d7-tes-darah-kehamilan.jpg)
Hasil pemeriksaan darah dapat memperlihatkan masalah kesehatan yang sering kali tidak menimbulkan gejala, seperti APS atau kelainan kromosom.
Pada kasus APS, dokter mungkin memberikan obat pengencer darah untuk mendukung kehamilan. Sementara untuk kelainan genetik, dokter dapat menyarankan pemeriksaan DNA.
2. Pemindaian rahim
Dokter juga akan melakukan pemeriksaan USG pada area rahim sebagai upaya untuk mencegah terjadinya keguguran berulang.
Jika dokter mendiagnosis kelainan bentuk rahim, tidak menutup kemungkinan bahwa calon ibu hamil akan menerima perawatan dengan obat terlebih dahulu atau pembedahan.
3. Terapi hormon
Dokter mungkin memberikan perawatan berupa pemberian hormon progesteron apabila riwayat keguguran sebelumnya disebabkan oleh gangguan pada lapisan rahim.
Selalu ikuti saran dari dokter mengenai waktu perawatan dan beberapa anjuran yang mungkin diberikan untuk menunjang hasil perawatan.
4. Menjaga kesehatan tubuh
Selain menerima pengobatan dari dokter, calon ibu hamil akan diminta menjaga kesehatan tubuh untuk meminimalkan risiko keguguran berulang.
Beberapa upaya yang bisa Anda lakukan di sini adalah mengonsumsi makanan bergizi selama kehamilan, membatasi asupan kafein, dan mengendalikan stres.
Seperti keguguran pada umumnya, keguguran kedua atau berulang akan ditangani dengan cara memastikan bahwa tidak ada sisa jaringan janin yang tertinggal di dalam rahim.
Pada beberapa kasus keguguran, jaringan janin bisa keluar dengan sendirinya. Akan tetapi, ada pula yang membutuhkan pertolongan medis, misalnya melalui kuret.
Apakah setelah keguguran berulang masih bisa hamil lagi?
Sampai saat ini, diperkirakan bahwa sekitar 65% wanita yang punya pengalaman keguguran berulang dengan penyebab yang tidak dapat dijelaskan masih bisa menjalani kehamilan yang sehat.
Meski begitu, Anda tetap disarankan melakukan konsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum merencanakannya.
Pasalnya, dokter mungkin perlu memberikan perawatan tambahan pada ibu hamil dengan riwayat recurrent miscarriage.
Di samping mempersiapkan fisik, satu hal yang tidak boleh diabaikan sebelum memutuskan hamil lagi setelah keguguran adalah kesiapan mental. Pasalnya, keguguran bukanlah fase yang mudah.
Beberapa orang mungkin bisa berdamai dengan cepat, tetapi tidak ada salahnya pula jika Anda memilih menundanya terlebih dahulu untuk mempersiapkan diri.
Kesimpulan
- Keguguran berulang adalah kondisi ketika ibu hamil mengalami dua kali atau lebih keguguran secara berturut-turut.
- Beberapa kondisi yang bisa meningkatkan risiko keguguran berulang adalah jumlah kromosom yang tidak normal, gangguan pembekuan darah, masalah pada tiroid, gangguan hormon, atau masalah pada rahim.
- Untuk meminimalkan risiko recurrent miscarriage, dokter akan melakukan tes darah, pemindaian rahim, terapi hormon, serta perawatan intensif selama kehamilan.
- Wanita dengan riwayat keguguran berulang masih memiliki peluang untuk hamil lagi.
[embed-health-tool-pregnancy-weight-gain]