backup og meta

Keguguran Berulang

Keguguran Berulang

Setiap ibu hamil pasti melakukan yang terbaik untuk menjaga kesehatan janin yang dikandungnya, terlebih jika punya pengalaman keguguran. Meski begitu, tak dapat dipungkiri bahwa beberapa faktor keguguran sering kali sulit dihindari sehingga pengalaman ini terjadi berulang.

Lantas, kondisi seperti apa yang sebenarnya bisa menyebabkan keguguran berulang? Adakah cara untuk mencegahnya? Temukan jawabannya melalui uraian berikut.

Apa itu keguguran berulang?

Mengutip dari The American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), keguguran berulang atau recurrent miscarriage adalah kondisi saat ibu hamil mengalami dua kali atau lebih keguguran secara berturut-turut.

Kondisi ini diperkirakan terjadi pada satu dari 100 wanita yang sedang hamil. Dokter biasanya menyarankan pemeriksaan dan pengujian fisik secara menyeluruh jika Anda memiliki riwayat keguguran sebanyak tiga kali berturut-turut.

Pengalaman keguguran bukanlah hal yang mudah bagi, terlebih jika mengalaminya lebih dari satu kali. Oleh karena itu, rencana hamil lagi setelah keguguran memang perlu dipertimbangkan sematang mungkin, terutama tentang kesiapan calon ibu.

Apa penyebab keguguran berulang?

keguguran berulang

Sekitar 50–75% kasus keguguran berulang tidak diketahui secara pasti apa penyebabnya. Akan tetapi, beberapa kondisi berikut dinilai menjadi penyebab umum recurrent miscarriage.

1. Jumlah kromosom tidak normal

Studi dalam jurnal Translational Pediatrics menyebutkan bahwa keguguran yang terjadi pada trimester pertama tanpa kondisi medis yang mendasari paling sering disebabkan oleh kelainan kromosom.

Bahkan, kondisi tersebut telah dilaporkan terdapat lebih dari 50% kasus. Keguguran diduga terjadi saat embrio menerima jumlah kromosom yang tidak normal pada proses pembuahan. Ini merupakan masalah genetik yang tidak diketahui pasti apa pemicunya.

Kelainan kromosom sering dikaitkan dengan keguguran lebih dari satu hingga dua kali pada sebanyak 2%5% pasangan.

Ini juga merupakan salah satu penyebab jenis keguguran berulang pada wanita yang sedang mengalami peningkatan reproduksi.

2. Gangguan pembekuan darah

Kondisi seperti lupus eritematosus sistemik dan sindrom antifosfolipid (APS) dapat menjadi penyebab keguguran berulang karena memicu perlengketan darah.

Kedua hal ini adalah gangguan langka pada sistem kekebalan tubuh karena memengaruhi aliran darah ke plasenta. Karena aliran darah ke plasenta membeku, janin akan kehilangan oksigen dan nutrisi penting yang dibutuhkan.

3. Masalah pada tiroid

Selain menjadi faktor risiko berbagai komplikasi kehamilan, gangguan tiroid ternyata menjadi faktor risiko penyebab keguguran berulang.

Karena itulah, dokter mungkin menyarankan calon ibu hamil untuk memastikan kesehatan fungsi tiroid sebelum melakukan perencanaan kehamilan.

Jika Anda terdiagnosis gangguan tiroid tertentu, dokter mungkin memberikan perawatan terlebih dahulu sebelum mengupayakan kehamilan.

3. Gangguan hormon

Kondisi lain yang bisa menjadi faktor penyebab keguguran berulang adalah gangguan hormon, seperti sindrom ovarium polikistik.

Akan tetapi, kaitan antara gangguan hormon dan keguguran berulang memang perlu diteliti lebih lanjut. Meski begitu, tak ada salahnya untuk konsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum merencanakan kehamilan jika Anda memiliki gangguan hormon.

4. Masalah pada rahim

Kelainan rahim juga bisa menjadi faktor penyebab komplikasi kehamilan, termasuk kelahiran prematur dan keguguran berulang.

Sebagai contoh, sindrom Asherman yang bisa membuat dinding rahim lengket satu sama lain sehingga embrio sulit menempel.

Selain bentuk rahim, gangguan pada bentuk panggul bisa memberikan dampak serupa.

5. Lemah serviks

Jika Anda mempunyai riwayat keguguran dan berisiko mengalami inkompetensi atau kelemahan serviks, dokter mungkin melakukan pemantauan lebih lanjut untuk mempersiapkan kehamilan.

Pasalnya, inkompetensi serviks bisa membuat serviks terbuka sebelum waktunya sehingga menyebabkan keguguran lebih dari satu kali.

Apa faktor risiko keguguran berulang?

Berikut adalah beberapa kondisi yang bisa meningkatkan risiko terjadinya keguguran berulang.

  • Ibu hamil berusia di atas 35 tahun.
  • Diabetes melitus.
  • Gaya hidup tidak sehat, misalnya merokok, minum alkohol, dan menggunakan obat-obatan terlarang selama masa kehamilan.
  • Minum kafein yang berlebihan.
  • kelebihan atau kekurangan berat badan.

Penanganan dan pencegahan keguguran berulang

Sebagian besar kasus keguguran memang disebabkan oleh kondisi yang tidak bisa dicegah. Meski begitu, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk meminimalkan risikonya, terlebih jika gejala keguguran diketahui sejak dini.

Untuk mengurangi risiko terjadinya keguguran berulang, dokter mungkin menyarankan beberapa pemeriksaan berikut.

1. Tes darah

tes darah kehamilan

Hasil pemeriksaan darah dapat digunakan untuk mengetahui ada tidaknya masalah pada tubuh yang sering kali tidak menunjukkan gejala, seperti APS atau kelainan kromosom.

Pada kasus APS, dokter mungkin memberikan obat pengencer darah untuk mendukung kehamilan. Sementara untuk kelainan genetik, dokter dapat menyarankan pemeriksaan DNA.

2. Pemindaian rahim

Pencitraan atau pemindaian (USG) pada area rahim juga akan dokter lakukan untuk mencegah terjadinya keguguran berulang.

Jika dokter mendiagnosis kelainan bentuk rahim, tidak menutup kemungkinan bahwa calon ibu hamil akan menerima perawatan dengan obat terlebih dahulu atau pembedahan.

3. Terapi hormon

Dokter mungkin memberikan perawatan berupa pemberian hormon progesteron apabila riwayat keguguran sebelumnya disebabkan oleh gangguan pada lapisan rahim.

Selalu ikuti saran dari dokter mengenai waktu perawatan dan beberapa anjuran yang mungkin diberikan untuk menunjang hasil perawatan.

4. Menjaga kesehatan tubuh

Selain menerima pengobatan dari dokter, calon ibu hamil akan diminta menjaga kesehatan tubuh untuk meminimalkan risiko keguguran berulang.

Beberapa upaya yang bisa Anda lakukan di sini adalah mengonsumsi makanan bernutrisi selama kehamilan, membatasi asupan kafein, dan mengendalikan stres.

Seperti keguguran pada umumnya, keguguran kedua atau berulang akan ditangani dengan cara memastikan bahwa tidak ada sisa jaringan janin yang tertinggal di dalam rahim.

Beberapa keguguran bisa mengeluarkan jaringan janin sampai bersih dengan sendirinya. Akan tetapi, ada pula yang membutuhkan pertolongan medis, misalnya melalui kuret.

Apakah setelah keguguran berulang masih bisa hamil lagi?

Sampai saat ini, diperkirakan bahwa sekitar 65% wanita yang punya pengalaman keguguran berulang dengan penyebab yang tidak dapat dijelaskan masih bisa memiliki kehamilan yang sehat.

Meski begitu, Anda tetap disarankan melakukan konsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum merencanakannya. Sebab, dokter mungkin perlu memberikan perawatan tambahan pada ibu hamil dengan riwayat recurrent miscarriage.

Di samping mempersiapkan fisik, satu hal yang tidak boleh diabaikan sebelum memutuskan hamil lagi setelah keguguran adalah kesiapan mental. Pasalnya, keguguran bukanlah fase yang mudah.

Beberapa orang mungkin bisa berdamai dengan cepat, tetapi tidak ada salahnya pula jika Anda memilih menundanya terlebih dahulu untuk mempersiapkan diri.

Kesimpulan

  • Keguguran berulang adalah kondisi ketika ibu hamil mengalami dua kali atau lebih keguguran secara berturut-turut.
  • Beberapa kondisi yang bisa meningkatkan risiko keguguran berulang adalah jumlah kromosom tidak normal, gangguan pembekuan darah, masalah pada tiroid, gangguan hormon, atau masalah pada rahim.
  • Untuk meminimalkan risiko recurrent miscarriage, dokter akan melakukan tes darah, pemindaian rahim, terapi hormon, serta perawatan intensif selama kehamilan.
  • Wanita dengan riwayat keguguran berulang masih memiliki peluang untuk hamil lagi.

[embed-health-tool-pregnancy-weight-gain]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Miscarriage – Symptoms and causes. (2023, September 8). Mayo Clinic. Retrieved 05 February 2025, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/pregnancy-loss-miscarriage/symptoms-causes/syc-20354298

Recurrent miscarriage. (2023, June 27). The Miscarriage Association. Retrieved 05 February 2025, from https://www.miscarriageassociation.org.uk/information/miscarriage/recurrent-miscarriage/

Recurrent miscarriages. (n.d.). UCLA Health: Center for High Quality Health Care Services. Retrieved 05 February 2025, from https://www.uclahealth.org/obgyn/recurrent-pregnancy-loss

Recurrent miscarriage – information and support. (2021). Retrieved 05 February 2025, from https://www.tommys.org/baby-loss-support/miscarriage-information-and-support/recurrent-miscarriage

Repeated miscarriages. (n.d.). value is what Coveo indexes and uses as the title in Search Results.–> ACOG. Retrieved 05 February 2025, from https://www.acog.org/womens-health/faqs/repeated-miscarriages

Hardy, P. J., & Hardy, K. (2018). Chromosomal instability in first trimester miscarriage: A common cause of pregnancy loss? Translational Pediatrics7(3), 211-218. Retrieved 05 February 2025, from https://doi.org/10.21037/tp.2018.03.02

 

Versi Terbaru

05/02/2025

Ditulis oleh Atifa Adlina

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita

Diperbarui oleh: Hillary Sekar Pawestri


Artikel Terkait

Bolehkah Ibu Hamil Menggunakan Pembersih Kewanitaan?

3 Obat Penguat Kandungan untuk Mencegah Keguguran


Ditinjau secara medis oleh

dr. Damar Upahita

General Practitioner · None


Ditulis oleh Atifa Adlina · Tanggal diperbarui 7 hari lalu

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan