Terkadang, ibu hamil butuh mendapatkan obat bius, misalnya saat harus cabut gigi. Namun, mungkin akan muncul pertanyaan terkait penggunaannya, misalnya apakah obat bius aman untuk ibu hamil?
Hal apa pun yang Anda lakukan pada tubuh mungkin saja memicu efek tertentu pada kandungan. Simak penjelasan di bawah ini untuk mengetahui fakta sebenarnya.
Apakah obat bius aman untuk ibu hamil?
Ibu hamil boleh menerima obat bius atau anestesi bila membutuhkan operasi atau prosedur medis selama masa kehamilan.
Bahkan, sangat umum bagi ibu hamil untuk menerima anestesi selama persalinan, baik itu saat melahirkan normal maupun operasi caesar.Â
Anestesi mungkin masuk ke dalam tubuh janin melalui aliran darah pada tali pusat. Hal ini yang dikhawatirkan memberikan dampak buruk pada calon buah hati yang sedang dikandung.Â
Aman atau tidaknya bius saat hamil tergantung pada beberapa faktor, termasuk jenis obat yang digunakan, berapa banyak dosis yang dibutuhkan, dan usia kehamilan.
Secara umum, risiko obat bius yang membahayakan janin dapat terjadi bila ibu memperolehnya selama trimester pertama kehamilan.
Menurut Royal College of Paediatrics and Child Health, bahan aktif di dalam obat anestesi tidak memiliki efek teratogenik atau bisa menyebabkan kelainan bawaan pada janin.
Akan tetapi, pemberian bius dan operasi selama awal kehamilan memang berkaitan dengan meningkatnya risiko keguguran, kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, hingga kematian pada bayi.
Jenis obat bius yang diperbolehkan untuk ibu hamil
![efek samping bius total](https://cdn.hellosehat.com/wp-content/uploads/2018/04/efek-samping-bius-total-701x467.jpg)
Terdapat tiga prosedur anestesi yang aman diberikan untuk ibu hamil. Pemilihan jenis obat bius yang tepat akan disesuaikan dengan prosedur medis yang akan dilakukan.
1. Bius lokal
Prosedur anestesi lokal dilakukan untuk membuat sebagian anggota tubuh mati rasa. Jenis bius ini diberikan pada beberapa prosedur, seperti biopsi kulit dan cabut gigi.
Obat ini bekerja mencegah saraf pada area terkait untuk mengirimkan impuls rasa sakit ke otak.
Hasilnya, Anda tidak merasakan sakit selama prosedur berlangsung meski dalam kondisi sadar. Dokter juga akan memberikan obat penenang untuk membuat Anda tetap rileks.
2. Bius regional
Obat bius regional lebih dianjurkan saat hamil karena risikonya lebih sedikit bagi janin. Terdapat dua jenis anestesi regional, yaitu spinal dan epidural.
Anestesi spinal diberikan untuk operasi tubuh bagian bawah, seperti panggul atau dubur. Sementara itu, anestesi epidural pada umumnya diberikan selama operasi caesar.
3. Bius total
Bius total dilakukan untuk membuat Anda tidak sadarkan diri sepenuhnya. Umumnya, prosedur ini digunakan dalam operasi besar yang membutuhkan pembedahan bagian tubuh tertentu.Â
Dengan bius total, otak tidak dapat merespons sinyal rasa sakit sehingga Anda sama sekali tidak merasakan sensasi apa pun selama prosedur berlangsung.
Risiko pemberian obat bius saat hamil
Pemberian obat bius selama trimester pertama atau hingga minggu ke-12 kehamilan berpotensi mengganggu perkembangan janin.
Berikut ini adalah beberapa risiko yang mungkin terjadi akibat penggunaan anestesi saat hamil.
1. Berat bayi lahir rendah
Penelitian dalam International Journal of Obstetric Anesthesia (2019) menemukan penggunaan anestesi umum saat hamil dapat meningkatkan risiko berat lahir rendah pada bayi.
Bahaya ini penting untuk diperhatikan dalam pemberian anestesi pada ibu hamil agar janin terlindungi dari risikonya.
2. Kematian
Ibu hamil yang menerima bius total punya risiko dua kali lipat lebih tinggi mengalami kematian. Sebagian besar kasusnya terjadi karena ibu sulit mengatur pernapasannya.Â
Saat menerima bius total, Anda tidak sadarkan diri. Hal ini ternyata dapat meningkatkan risiko terjadinya kesulitan mengatur napas pada ibu hamil.
3. Penurunan aliran darah ke rahim
![terlalu tua untuk hamil](https://cdn.hellosehat.com/wp-content/uploads/2018/06/Usia-Berapa-Wanita-Dikatakan-Terlalu-Tua-untuk-Hamil-701x467.jpg)
Janin memerlukan suplai makanan dan oksigen melalui aliran darah. Namun, pemberian bius saat hamil bisa menurunkan aliran darah ke rahim sehingga berisiko mengganggu perkembangan janin.
Pemberian anestesi umum ketika operasi caesar juga dapat mengakibatkan respiratory distress syndrome (RDS), yakni tingkat pernapasan yang sangat rendah pada bayi baru lahir.Â
Akan tetapi, kondisi ini biasanya bersifat sementara dan bisa dikelola dengan perawatan yang tepat.
4. Peningkatan kadar racun dalam tubuh
Obat bius dapat meningkatkan kadar racun di dalam tubuh ibu. Racun yang bercampur dengan darah bisa membahayakan janin dan menimbulkan komplikasi pada ibu hamil.Â
Komplikasi yang terjadi pada organ-organ penting selama kehamilan bisa mengancam nyawa ibu.
Pemberian obat bius untuk ibu hamil harus dilakukan secara hati-hati. Menunda prosedur yang membutuhkan anestesi merupakan salah satu pilihan bijak.
Ibu hamil disarankan untuk menundanya hingga trimester kedua atau setelah melahirkan bila prosedur yang dilakukan tidak terlalu mendesak.Â
Namun, bila prosedur medis tersebut mendesak atau berkaitan dengan kesehatan ibu dan janin, konsultasikan dengan dokter mengenai keamanan dan risiko dari obat bius yang akan digunakan.
Kesimpulan
- Ibu hamil boleh menerima obat bius atau anestesi bila diperlukan.
- Namun, pemberian obat bius selama trimester pertama memiliki risiko lebih tinggi bagi janin, seperti keguguran, kelahiran prematur, dan berat badan lahir rendah.
- Konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui keamanan dan risiko dari penggunaan obat bius untuk ibu hamil.