backup og meta

4 Cara Mengatasi Asam Urat yang Kambuh pada Ibu Hamil

4 Cara Mengatasi Asam Urat yang Kambuh pada Ibu Hamil

Gejala asam urat memburuk selama kehamilan? Meski jarang terjadi, munculnya gejala asam urat bisa mengganggu kenyamanan pada ibu hamil.

Lantas, bagaimana kondisi tersebut sebaiknya diatasi? Adakah hal-hal yang sebaiknya dihindari ibu hamil? Temukan jawabannya melalui uraian berikut.

Penyebab asam urat kambuh saat hamil

Asam urat sebenarnya merupakan kondisi yang jarang kambuh pada ibu hamil sebagai efek dari peningkatan estrogen selama kehamilan.

Menurut laman Arthritis Foundation, hormon estrogen dapat mengurangi risiko kambuhnya asam urat karena dapat membantu membuang purin melalui urine.

Itulah alasan mengapa asam urat lebih sering menyerang lansia atau wanita yang sudah menopause. Pasalnya, penuaan akan disertai penurunan kadar estrogen dalam tubuh.

Meski begitu, riwayat asam urat sebelum kehamilan memang bisa meningkatkan risiko kekambuhan kondisi ini saat hamil.

Gejala asam urat yang sebenarnya sudah ada sejak sebelum kehamilan mungkin semakin intens selama kehamilan karena ibu mengalami peningkatan berat badan, dehidrasi, jarang olahraga, atau faktor risiko lainnya.

Belum lagi, beberapa obat untuk asam urat, seperti allopurinol, termasuk obat yang tidak dianjurkan untuk ibu hamil karena penelitian tentang keamanannya masih terbatas. 

Gejala asam urat pada ibu hamil

Pada dasarnya, tidak ada perbedaan di antara gejala asam urat saat hamil dengan seseorang yang tidak hamil. Berikut adalah berbagai ciri-ciri asam urat yang mungkin timbul selama kehamilan.

  • Nyeri sendi, terutama pada pagi hari.
  • Pembengkakan pada sendi.
  • Kulit kemerahan di sekitar sendi.
  • Kulit sendi terasa hangat atau panas.

Karena gejala asam urat dapat menyerupai beberapa kondisi kesehatan lainnya, seperti rematik dan artritis, ibu hamil sebaiknya memeriksakan diri ke dokter jika mengalaminya.

Dengan begitu, dokter bisa memberikan perawatan yang tepat sehingga ibu pun bisa menjalani kehamilannya dengan lebih nyaman.

Cara mengatasi asam urat saat hamil

Mengingat beberapa jenis obat asam urat bisa melewati plasenta, ibu hamil perlu berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi obat-obatan ini.

Beri tahu dokter tentang obat apa saja yang pernah Anda konsumsi untuk mengatasi asam urat, termasuk yang sudah Anda minum sebelum hamil.

Selain meresepkan obat asam urat yang aman untuk ibu hamil, dokter mungkin juga akan menyarankan Anda untuk melakukan perawatan rumahan sebagai berikut.

1. Lebih banyak minum air putih

Bahaya Dehidrasi Pada Ibu Hamil

Mual dan muntah selama kehamilan sering kali meningkatkan risiko dehidrasi. Padahal, dehidrasi adalah salah satu faktor risiko asam urat.

Ini lantaran ketika tubuh kekurangan cairan, kemampuan ginjal dalam memproses asam urat bisa berkurang.

Alhasil, risiko pengkristalan asam urat pada persendian sebagai penyebab nyeri sendi bisa meningkat. Untuk mencegahnya, ibu hamil harus minum setidaknya delapan gelas air putih setiap harinya.

2. Atur pola makan

Beberapa makanan dikenal memiliki kandungan purin yang tinggi sehingga bisa memperburuk gejala asam urat.

Supaya gejala asam urat pada ibu hamil tidak memburuk, sebaiknya batasi atau hindari berbagai makanan berikut.

  • Daging merah, seperti daging sapi, domba, kambing, dan kalkun.
  • Jeroan, seperti hati, usus, dan ampela.
  • Kerang.
  • Minuman beralkohol.
  • Minuman tinggi gula, seperti soda.

3. Kontrol kenaikan berat badan

Kenaikan berat badan memang wajar terjadi selama kehamilan. Namun, Anda tetap perlu mengontrolnya agar tidak jauh melebihi rentang indeks massa tubuh (IMT) yang ideal.

Sebuah studi lama terbitan JAMA Network menyebutkan bahwa IMT yang tinggi meningkatkan risiko asam urat dengan cara meningkatkan level asam urat di dalam darah.

Resistensi insulin yang terjadi beriringan dengan obesitas juga dapat mengurangi kemampuan ginjal dalam membuang kelebihan asam urat.

Sebagai dampaknya, ibu hamil dengan kenaikan berat badan yang berlebihan lebih berisiko untuk mengalami gejala asam urat.

4. Kendalikan stres

Bayangan tentang peran baru, perubahan tubuh, dan hal-hal lain sering kali membuat ibu hamil lebih rentan stres.

Padahal, stres dapat menurunkan daya tahan tubuh dan meningkatkan risiko peradangan sehingga memperburuk gejala asam urat.

Meski sering kali tidak mudah, cobalah mengelola hal-hal yang membuat Anda stres saat hamil. Selain itu, jangan ragu untuk membagikan kekhawatiran tersebut pada orang-orang di sekitar Anda, terutama pasangan.

Kesimpulan

  • Sebenarnya, kekambuhan asam urat saat hamil adalah hal yang jarang terjadi. Pasalnya, peningkatan estrogen saat hamil dapat membantu tubuh mengeluarkan purin.
  • Meski begitu, bukan berarti asam urat tidak bisa menyerang bumil. Kondisi ini biasanya ditandai dengan nyeri, pembengkakan, dan sensasi hangat pada sendi.
  • Pengobatan asam urat selama kehamilan perlu disesuaikan karena beberapa obat mungkin bisa memengaruhi janin.

[embed-health-tool-pregnancy-weight-gain]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Managing a gout flare. (n.d.). Arthritis Foundation | Arthritis Support, Resources, Research & Advocacy. Retrieved 15 January 2025, from https://www.arthritis.org/diseases/more-about/managing-a-gout-attack

Gout affects women differently. (n.d.). Arthritis Foundation | Arthritis Support, Resources, Research & Advocacy. Retrieved 15 January 2025, from https://www.arthritis.org/diseases/more-about/women-not-immune-to-gout

Khurshid, L., Chaudhari, S., Kapoor, S., & Malaviya, A. (2020). Gout in premenopausal women and in pregnancy – A case-based review. Indian Journal of Rheumatology15(3), 234. Retrieved 15 January 2025, from https://doi.org/10.4103/injr.injr_21_20

Pierre, K., Gomez, N. F., Canha, C., & Masri, G. (2020). Gout in pregnancy: A rare phenomenon. Cureus. Retrieved 15 January 2025, from https://doi.org/10.7759/cureus.11697

Choi, H. K., Atkinson, K., Karlson, E. W., & Curhan, G. (2005). Obesity, Weight Change, Hypertension, Diuretic Use, and Risk of Gout in Men. Archives of Internal Medicine165(7), 742. https://doi.org/10.1001/archinte.165.7.742

Versi Terbaru

23/01/2025

Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

6 Rekomendasi Buah untuk Penderita Asam Urat

Panduan Diet Rendah Purin untuk Pasien Asam Urat


Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui kemarin

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan