Anda mungkin sesekali pernah merasakan si kecil bergerak atau berpindah posisi dalam rahim. Tak jarang, hal ini menimbulkan pertanyaan menarik, seperti “Mungkinkah bayi menangis di dalam kandungan?” Untuk mengetahui jawabannya, simak pembahasan berikut ini.
Benarkah bayi bisa menangis di dalam kandungan?
Tangisan yang umumnya dipakai untuk mengekspresikan perasaan si kecil ini bukan baru hadir setelah dilahirkan, melainkan sudah mulai dilakukannya sejak berada di dalam kandungan.
Ya, hal ini dibuktikan oleh penelitian dalam Archives of Disease in Childhood Fetal and Neonatal Edition (2005).
Penelitian yang melibatkan kerja perangkat ultrasonografi (USG) ini mengamati respons janin di trimester ketiga kehamilan yang ibunya merupakan perokok aktif.
Dalam penelitian tersebut, para peneliti turut menggunakan suara lembut yang dibunyikan pada perut ibu.
Rekaman gambar pemeriksaan USG menunjukkan bahwa bayi dalam kandungan tampak kaget kemudian menangis. Hal ini terjadi karena respon dari suara lembut dan halus yang dimainkan pada perut ibu.
Selain itu, bayi juga dapat menangis sebagai respons akan adanya gangguan. Dalam penelitian tersebut, si kecil bereaksi ketika merasakan ibunya sedang merokok.
Respons tersebut menjadi pertanda ketidaknyamanan bayi dengan lingkungan di sekitarnya. Ini yang membuatnya menangis di dalam kandungan.
[embed-health-tool-due-date]
Apa saja ciri-ciri bayi menangis di dalam kandungan?

Hanya tidur, aktif bergerak dan menendang, hingga cegukan merupakan daftar aktivitas janin di dalam kandungan yang sering diamati.
Akan tetapi, menangis kini juga dimasukkan sebagai perilaku yang dapat ditunjukkan oleh janin.
Di dalam penelitian di atas, dijelaskan pula bahwa ekspresi janin seperti menangis terjadi ketika mereka diperdengarkan suara lembut melalui perut ibu hamil.
Secara rincinya, beberapa ciri-ciri bayi menangis di dalam kandungan antara lain:
- membuka mulut,
- menekan lidah, serta
- bernapas dengan tidak beraturan.
Respons menangis juga ditunjukkan saat ada gangguan dari luar tubuh. Janin memutar kepala, membuka mulut, dan menghela napas pendek saat merasakan ibunya sedang merokok.
Selanjutnya, si kecil akan mengencangkan dada dan memiringkan kepala, yang disertai dengan hembusan napas cepat dan dagu bergetar.
Kenapa bayi menangis di dalam kandungan?
Menangis tampak sebagai sesuatu yang sederhana, padahal lebih dari itu. Ada banyak hal dan koordinasi sistem yang terlibat saat bayi menangis, seperti otot wajah dan pernapasan.
Berbeda dengan tangisan bayi setelah lahir yang khas dengan suara kencangnya, si kecil yang menangis di dalam kandungan tidak demikian.
Ada dua komponen yang terlibat ketika bayi menangis, yaitu vokal dan nonvokal. Dalam hal ini, bayi yang menangis di dalam kandungan menggunakan komponen nonvokal.
Alih-alih bersuara seperti bayi yang telah lahir, bayi di dalam kandungan justru menangis dalam keadaan diam. Perubahan hanya tampak pada gerakan janin dan ekspresi wajahnya.
Beberapa penyebab si kecil bisa menangis di dalam kandungan adalah sebagai berikut.
- Respons terhadap stimulus, seperti suara keras atau tekanan pada perut ibu.
- Adanya kondisi medis tertentu, seperti kekurangan oksigen, gangguan aliran darah, dan paparan bahan kimia dalam rokok.
- Kondisi emosional ibu hamil, seperti ibu hamil menangis akibat stres dan kecemasan.
Terlepas dari penyebabnya, tangisan bayi di dalam kandungan ini dianggap sebagai salah satu tonggak penting perkembangan janin.
Sebab saat bayi menangis, sebenarnya dirinya berusaha menunjukkan bahwa tubuh, otak, dan sistem sarafnya sedang mengutarakan respons dari lingkungan di sekitarnya.
Ini merupakan tanda bahwa bayi semakin berkembang serta siap untuk menghadapi dunia luar.
Kapan bayi mulai menangis di dalam kandungan?

Kemampuan bayi untuk menangis ketika masih di dalam perut ibu diperkirakan sudah terbentuk sekitar usia kehamilan minggu ke-20.
Perkiraan tersebut disimpulkan karena ketika usia kehamilan 20 minggu, umumnya janin sudah mulai bisa bergerak aktif dan mendengarkan suara dari luar rahim.
Meski belum dapat bersuara, janin pada usia ini sudah menunjukkan gerakan yang menyerupai tangisan, seperti membuka mulut, menjulurkan lidah, dan mengerutkan dahi.
Perlu dipahami bahwa bayi menangis dalam kandungan bukan sesuatu yang mengkhawatirkan, melainkan bagian dari proses perkembangan janin.
Untuk mendukung perkembangannya, ibu hamil perlu menerapkan pola hidup sehat, mengelola stres dengan baik, dan rutin melakukan kontrol kandungan.
Akan tetapi, saat Anda merasa cemas dengan gerakan atau tingkah laku janin yang tidak biasa, jangan ragu untuk berkonsultasi secara langsung dengan dokter kandungan Anda.
Kesimpulan
- Bayi sudah bisa menangis di dalam kandungan, umumnya mulai sekitar usia kehamilan 20 minggu.
- Tangisan janin adalah respons terhadap rangsangan, seperti suara, tekanan perut, atau paparan zat berbahaya. Ini juga menunjukkan otak dan sistem saraf janin berkembang dengan baik.
- Meski hal ini tidak perlu dikhawatirkan, Anda harus menjaga kesehatan fisik dan mental untuk mendukung perkembangan janin.