Hewan hidup berdampingan dengan manusia, bahkan menjadi sahabat bagi manusia. Berangkat dari sinilah kemudian “jasa” hewan pertama kali diperbantukan sebagai terapi untuk pasien gangguan jiwa pada tahun 1800. Terapi hewan ini kemudian semakin berkembang ketika Therapy Dogs International didirikan di Amerika Serikat tahun 1976.
Terapi ini menggunakan hewan yang dilatih khusus dengan mengunjungi orang dewasa atau anak-anak di rumah sakit untuk membantu mereka merasa lebih baik secara emosional dan fisik. Pada awalnya terapi ini menggunakan anjing. Namun, sekarang ini terapi juga bisa dilakukan oleh kucing.
Anjing atau kucing untuk terapi haruslah hewan rumahan yang dipelihara, bukan hewan liar. Hewan tersebut lebih dulu dilatih dan harus lulus sertifikasi untuk mengikuti pet therapy.
Penerapan terapi dilakukan dengan cara yang mudah. Sang pemilik cukup membawa hewan peliharaan mereka pada kunjungan rutin ke rumah sakit yang bekerja sama atau tempat pengobatan kanker. Kunjungan tersebut biasanya dilakukan kurang dari 2 jam dan hewan-hewan tersebut dibiarkan bermain bebas bersama pasien selama 15 atau 20 menit.
Pemilihan hewan peliharaan biasanya disesuaikan dengan kondisi pasien, terutama pada anjing. Semua jenis anjing, seperti pudel, pug, chow-chow, beagel, dan jenis lainnya boleh dijadikan hewan terapi. Anjing yang lincah biasanya dipasangkan dengan pasien kanker yang masih aktif bergerak. Mereka bisa menemani pasien berlari, mengambil bola, dan memainkan permainan lainnya.
Sementara itu anjing yang tenang akan dipasangkan dengan pasien yang harus bed rest atau tidak boleh banyak beraktivitas fisik.