backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Schamroth Window Test, Benarkah Bisa Deteksi Dini Kanker Paru?

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Winona Katyusha · Tanggal diperbarui 28/10/2022

    Schamroth Window Test, Benarkah Bisa Deteksi Dini Kanker Paru?

    Sering kali, pasien kanker paru baru memeriksakan kondisinya ketika sudah berada pada stadium lanjut. Maka dari itu, penting untuk melakukan skrining kanker secara berkala, terutama bila Anda termasuk dalam golongan yang berisiko. Nah, Schamroth window test konon dapat membantu deteksi dini kanker paru. Benarkah demikian?

    Apa itu Schamroth window test?

    Schamroth window test adalah tes yang dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya tanda-tanda penyakit melalui jari.

    Tes ini bisa menunjukkan bila Anda memiliki finger clubbing atau jari bengkak yang sering menjadi ciri-ciri dari masalah kesehatan yang serius, seperti penyakit paru-paru atau masalah jantung.

    Clubbing merupakan perubahan bentuk pada area di bawah kuku kaki dan kuku tangan. Kondisi ini disebabkan oleh pertumbuhan berlebih dari jaringan ikat yang ada di sekitar jari serta terkumpulnya cairan di area kuku.

    Alhasil, kondisi tersebut menyebabkan pembesaran pada ujung jari tangan atau jari kaki serta melebarnya diameter kuku.

    Clubbing muncul secara perlahan. Awalnya, pangkal kuku akan menjadi lunak dan timbul kemerahan pada kulit di sekitar kuku. Kemudian, sudut antara dasar kuku dan kulit di bawah kutikula meningkat, membuat kuku lebih melengkung dari biasanya.

    Clubbing umumnya membutuhkan waktu bertahun-tahun sampai bisa menimbulkan tampilan ujung jari yang membesar, tetapi perkembangannya juga bisa terjadi dengan cepat hanya dalam beberapa minggu.

    Untuk mengetahui tanda-tanda clubbing finger, Anda bisa mencoba metode Schamroth window test. Tidak perlu pergi ke rumah sakit, Anda cukup melakukannya sendiri dengan menyatukan kedua kuku telunjuk kanan dan kiri Anda.

    Bila di antara kedua kuku bagian atas masih terdapat celah, berarti kuku Anda masih normal. Namun, bila tidak ada celah di antara kedua kuku dengan bagian ujung yang menjauh, bisa jadi Anda memiliki clubbing finger.

    Kaitan clubbing finger dengan kanker paru

    schamroth window test

    Jari bengkak kerap dikaitkan dengan penyakit kanker, terutama kanker paru. Kondisi ini ditemukan pada 35% pasien kanker paru-paru non-sel kecil.

    Belum diketahui secara pasti apa yang membuat keduanya saling berhubungan. Kemungkinan, hal ini terjadi karena sel besar bernama megakariosit tersangkut di pembuluh darah kecil di ujung jari.

    Megakariosit biasanya terletak di sumsum tulang, fungsinya adalah menghasilkan trombosit yang dibutuhkan untuk proses pembekuan darah.

    Ketika megakariosit tersangkut di ujung jari, sel ini mulai melepaskan growth factor TGF beta 1 yang meningkat akibat tumor atau sel-sel kekebalan yang sedang melawan kanker.

    Growth factor TGF beta 1 pun menyebabkan peningkatan ukuran pembuluh darah, pertumbuhan jaringan, dan penumpukan cairan pada jari. Dengan demikian, tampilan jari pun lambat laun akan membengkak.

    Schamroth window test belum tentu akurat

    Tes jari memang bisa menjadi salah satu petunjuk adanya risiko kanker paru. Meski demikian, hasilnya tidak bisa dianggap sepenuhnya akurat.

    Perlu Anda ketahui, kanker paru bukanlah satu-satunya penyakit yang bisa menyebabkan clubbing finger. Begitu pun sebaliknya, tidak semua pasien kanker pasti memiliki clubbing finger. 

    Ada banyak penyakit yang bisa menimbulkan clubbing finger. Kondisi ini cukup umum dialami pasien penyakit jantung atau paru-paru yang kekurangan oksigen dalam darahnya.

    Beberapa penyakit lain yang mungkin berkaitan yakni infeksi paru-paru kronis seperti bronkiektasis, infeksi pada lapisan bilik jantung (endokarditis infeksiosa), dan penyakit paru interstisial.

    Penyebab lainnya dapat meliputi penyakit celiac, sirosis hati atau penyakit hati lainnya, disentri, kelenjar tiroid yang terlalu aktif, serta jenis kanker lain, misalnya limfoma Hodgkin.

    Jadi, melakukan tes jari saja tidak cukup untuk mendeteksi kanker paru. Anda harus melakukan pemeriksaan ke dokter untuk memastikan penyebabnya.

    Tes apa yang bisa dilakukan untuk deteksi dini kanker paru?

    benarkah ct-scan menyebabkan kanker

    Bila Anda mencurigai adanya kanker paru, tes skrining yang direkomendasikan yaitu low-dose computed tomography atau sama dengan CT scan. Hanya saja, dosis radiasinya lebih rendah.

    Prosedur ini bertujuan untuk menunjukkan gambaran yang jelas dari paru-paru Anda. Nantinya, dokter bisa mendeteksi adanya jaringan yang tidak biasa di dalam paru-paru.

    Namun, skrining kanker paru bisa menimbulkan risiko untuk tubuh Anda. Skrining bisa saja membuahkan hasil positif palsu (false positive), seakan menunjukkan bahwa Anda menderita kanker walau sebenarnya kondisi tersebut bukanlah kanker.

    Akibatnya, Anda harus menjalani pemeriksaan lebih lanjut atau bahkan sampai melalui prosedur yang lebih berisiko, misalnya operasi yang sebenarnya tidak diperlukan.

    Selain itu, walaupun dosis radiasi yang digunakan dalam skrining LDCT lebih rendah, paparan radiasi secara berulang bisa saja meningkatkan risiko kanker pada orang yang sehat.

    Itulah sebabnya, skrining kanker paru-paru lebih baik dilakukan oleh orang-orang yang berisiko tinggi. Ini termasuk para perokok aktif, orang yang memiliki riwayat merokok sebanyak 20 bungkus dalam setahun atau lebih, serta orang berusia di atas 50 tahun.

    Jika Anda khawatir dengan tampilan jari saat melakukan Schamroth window test, konsultasikan dahulu kondisi Anda kepada dokter. Dokter akan menentukan apakah Anda membutuhkan rujukan untuk skrining ataupun pemeriksaan lainnya.

    Anda bisa mencari dokter onkologi terdekat dari lokasi Anda serta booking melalui Hello Sehat agar lebih mudah.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

    General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


    Ditulis oleh Winona Katyusha · Tanggal diperbarui 28/10/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan