Tahukah Anda bahwa jantung bisa memompa hingga 5–6 liter darah setiap menitnya? Namun, karena kondisi yang disebut penurunan curah jantung, organ vital ini akan memompa darah dengan jumlah lebih sedikit.
Sebagai organ yang memiliki peranan penting, gangguan fungsi jantung bisa berpengaruh pada kondisi tubuh secara keseluruhan. Lantas, apa yang harus Anda lakukan jika mengalami penurunan curah jantung? Berikut ulasannya.
Apa itu penurunan curah jantung?
Penurunan curah jantung adalah kondisi ketika jumlah darah yang dikeluarkan dalam setiap satu detakan berada di bawah angka normal.
Curah jantung disebut juga cardiac output. Dengan demikian, penurunan curah jantung dikenal juga sebagai low cardiac output.
Standar penilaian low cardiac output pada setiap orang bisa berbeda-beda. Pasalnya, cardiac output itu sendiri bisa dipengaruhi oleh usia, aktivitas, dan kesehatan masing-masing individu.
Menurut laman Cleveland Clinic, jantung manusia pada umumnya akan mengeluarkan kisaran 5–6 liter darah per menit saat istirahat dan meningkat menjadi 35 liter per menit saat beraktivitas berat, seperti olahraga.
Gejala penurunan curah jantung
Ketika jantung memompa lebih sedikit darah dari biasanya, organ dan jaringan Anda akan ikut berpengaruh karena tidak mendapatkan oksigen yang dibutuhkan untuk bekerja.
Oleh karena itu, penurunan curah jantung bisa menimbulkan berbagai gejala berikut.
- Kelelahan, bahkan ketika tidak beraktivitas.
- Pembengkakan pada lengan dan kaki.
- Sesak napas.
- Mual dan muntah.
- Nyeri dada.
- Sakit perut.
Jika terjadi dalam waktu yang cukup lama, low cardiac output bisa menimbulkan gejala lain yang menyerupai asidosis metabolik, kondisi ketika terjadi penumpukan asam dalam darah.
Apa yang menyebabkan penurunan curah jantung
Sampai saat ini, penyebab utama low cardiac output belum diketahui secara pasti. Namun, beberapa kondisi berikut bisa meningkatkan risiko Anda mengalami penurunan curah jantung.
1. Serangan jantung
Jika aliran darah yang terhambat saat serangan jantung tidak segera diatasi, kondisi ini bisa membuat otot jantung mati.
Ketika otot jantung mati, kinerja jantung akan ikut berkurang, termasuk kemampuannya dalam memompa darh. Alhasil, sirkulasi darah yang optimal akan terganggu dan berpotensi menyebabkan masalah kesehatan lainnya.
2. Tekanan darah tinggi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi membuat jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh.
Itu artinya, jantung membutuhkan waktu lebih lama untuk mengeluarkan darah seperti biasanya. Terlebih, kondisi ini juga membuat otot jantung menjadi tebal dan kaku sehingga semakin sulit mengalirkan darah.
3. Atrial fibrilasi
Gejala utama dari atrial fibrilasi adalah denyut jantung yang tidak beraturan pada ruang atas jantung. Akibatnya, aliran darah ke bawah jantung yang nantinya akan memompa darah ke seluruh tubuh juga akan terganggu.
Selain denyut jantung yang tidak beraturan, kondisi ini biasanya ditandai dengan badan lemas, pusing, dan nyeri dada.
4. Stenosis aorta
Stenosis aorta adalah kondisi ketika pembuluh darah aorta mengalami penyempitan.
Kondisi ini tentu saja memengaruhi fungsi aorta sebagai pembuluh darah terbesar yang mengedarkan darah dari jantung ke seluruh tubuh.
Dalam kondisi tersebut, jantung akan berusaha lebih keras untuk memompa darah. Dengan beban tambahan ini, kinerja jantung lama-kelamaan justru bisa berkurang dan mengalami penurunan curah.
5. Perikarditis konstriktif
Seseorang dengan perikarditis konstriktif memiliki perikardium (lapisan pelindung jantung) yang lebih kaku dan tebal.
Perikardium yang mengeras karena peradangan tersebut akan membatasi kemampuan jantung memompa darah secara normal.
6. Usia lanjut
Seiring bertambahnya usia, dinding jantung akan menjadi lebih kaku sehingga jantung tidak bisa terisi darah dengan cepat atau sebaik sebelumnya.
Berkurangnya darah yang masuk ke dalam jantung tentu saja akan membuat cardiac output ikut menurun.
Pengobatan penurunan curah jantung
Dokter akan memberikan pengobatan untuk low cardiac output sesuai dengan kondisi yang mendasarinya. Itu artinya, setiap orang bisa menerima perawatan yang berbeda.
Secara umum, berikut adalah beberapa metode perawatan yang bisa diberikan pada pasien penurunan curah jantung.
1. Pemberian oksigen tambahan
Salah satu gejala yang cukup sering ditemukan pada pasien low cardiac output adalah sesak napas dan nyeri dada.
Untuk mengatasi kondisi ini, dokter biasanya akan memberikan oksigen tambahan terlebih dahulu sebelum memberikan perawatan lainnya.
Ketika oksigen lebih mudah didapatkan, kinerja jantung diharapkan bisa kembali optimal.
2. Pemberian obat-obatan sesuai kebutuhan
Berikut adalah beberapa obat untuk pasien sakit jantung yang harus didapatkan dengan resep dokter.
- inotropik untuk meningkatkan kontraksi jantung,
- vasopresor untuk menjaga tekanan darah, atau
- vasodilator untuk merilekskan pembuluh darah, tidak kaku.
Obat-obatan lain mungkin diberikan sesuai dengan gejala yang dirasakan pasien.
3. Pemakaian alat bantu jantung
Jika low cardiac output disebabkan oleh gagal jantung, dokter mungkin menyarankan pemasangan alat bantu jantung.
Alat tersebut dapat berupa defibrilator kardioverter (ICD) untuk mengatur ritme denyut jantung atau left ventricular assist device (LVAD) untuk membantu kinerja ventrikel dalam memompa darah ke seluruh tubuh.
Sebelum menyarankan penggunaan alat bantu jantung, dokter biasanya menyarankan perawatan menggunakan terapi resinkronisasi jantung terlebih dulu.
4. Perubahan gaya hidup
Pada tahap awal, beberapa orang yang mengalami penurunan curah jantung sering kali hanya membutuhkan perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat seperti berikut.
- Olahraga teratur.
- Batasi konsumsi makanan tinggi lemak jenuh, seperti gorengan.
- Jaga berat badan tetap ideal.
- Berhenti merokok.
Lakukan pengobatan secara rutin jika memiliki kondisi tertentu atau masalah kesehatan kronis, seperti diabetes atau hipertensi.
Tips gaya hidup sehat tersebut sebaiknya Anda terapkan sedini mungkin tanpa harus menunggu jantung bermasalah.
Kesimpulan
- Penurunan curah jantung adalah kondisi ketika jumlah darah yang dikeluarkan dalam setiap satu detak berada di bawah normal.
- Ditandai dengan sesak napas, mudah lelah, nyeri dada, sakit perut, hingga pembengkakan pada lengan serta kaki.
- Beberapa kondisi yang bisa menyebabkan penurunan curah jantung adalah hipertensi, atrial fibrilasi, stenosis aorta, serangan jantung, hingga faktor usia.
- Kondisi ini dapat ditangani dengan pemberian oksigen, pemberian obat-obatan (inotropik, vasopresor, atau vasodilator), pemakaian alat bantu jantung, atau perbaikan gaya hidup.
[embed-health-tool-heart-rate]