Pengidap jantung bengkak atau kardiomegali perlu memperhatikan apa saja yang menjadi pantangan agar kondisinya tidak bertambah parah. Tidak hanya makanan atau minuman, pantangan untuk jantung bengkak juga berkaitan dengan gaya hidup dan pengobatan rutin yang dilakukannya.
Beragam pantangan untuk penderita jantung bengkak
Kardiomegali atau jantung bengkak adalah suatu kondisi saat jantung mengalami pembesaran.
Penyebab kardiomegali bisa berasal dari tekanan darah tinggi, penyakit jantung bawaan, penyakit jantung koroner, hingga gangguan katup jantung.
Kondisi ini dapat menurunkan kemampuan jantung untuk memompa darah dengan baik. Jika tidak ditangani dengan baik, kardiomegali bisa menyebabkan gagal jantung.
Untuk membantu menjaga kesehatan jantung Anda, berikut ini adalah beberapa pantangan yang harus Anda perhatikan bila mengidap jantung bengkak.
1. Mengonsumsi makanan tinggi garam
“Sakit jantung bengkak tidak boleh makan apa?” kerap menjadi pertanyaan yang pertama terlintas jika bicara soal pantangan.
Salah satu pantangan makanan untuk penderita jantung bengkak adalah makanan yang tinggi kandungan garam.
Natrium yang ada di dalam garam bisa meningkatkan tekanan darah. Kondisi ini bisa memperburuk kardiomegali sehingga meningkatkan risiko gagal jantung.
Itu sebabnya, orang yang sakit jantung perlu melakukan diet DASH. Pola makan rendah garam ini membantu mengontrol tekanan darah dan mengurangi beban kerja jantung.
2. Mengonsumsi makanan tinggi lemak jenuh dan trans
Pengidap kardiomegali juga harus membatasi konsumsi makanan tinggi lemak jenuh dan trans, seperti gorengan, daging merah, produk susu tinggi lemak, dan makanan kemasan.
Kelebihan asupan lemak dalam makanan dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) yang nantinya akan memperberat beban kerja jantung Anda.
Sebaliknya, pilihlah makanan yang baik untuk jantung bengkak, seperti ikan berlemak, sayuran hijau, buah-buahan, kacang-kacangan, dan produk susu rendah lemak.
3. Mengonsumsi makanan dengan gula tambahan
Pantangan selanjutnya untuk orang-orang dengan jantung bengkak adalah makanan dan minuman yang banyak mengandung gula tambahan, misalnya kue, sereal sarapan, makanan cepat saji (fast food), dan minuman kemasan.
Kelebihan asupan gula bisa menyebabkan kenaikan berat badan dan meningkatkan risiko diabetes sehingga komplikasi kardiomegali lebih mungkin terjadi.
4. Kurang asupan air putih
Penelitian dari National Heart, Lung, and Blood Institute menyebutkan bahwa kebutuhan cairan yang terpenuhi berpotensi menurunkan risiko penebalan otot bilik kiri jantung dan gagal jantung.
Kondisi tubuh yang kekurangan cairan dapat menurunkan volume darah. Akibatnya, jantung harus bekerja keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh.
Kebutuhan cairan biasanya tercukupi dengan minum dua liter air putih per hari. Namun, ikuti anjuran dokter bila kondisi jantung Anda mengharuskan Anda untuk membatasi asupan cairan.
5. Tidak berolahraga secara teratur
Tidak semua kasus kardiomegali bisa sembuh sepenuhnya. Kondisi jantung Anda mungkin tidak bisa mengempis seperti semula, tetapi hanya bisa diperkecil atau sedikit diperbaiki.
Jika Anda kurang beraktivitas fisik, jantung Anda tidak akan mendapatkan latihan yang cukup untuk mempertahankan kekuatan dan fungsinya.
Oleh sebab itu, orang yang memiliki penyakit jantung bengkak disarankan untuk berolahraga secara teratur, seperti dengan berjalan kaki atau senam sesuai dengan anjuran dokter.
6. Merokok
Pantangan lainnya untuk penderita jantung bengkak adalah merokok. Kebiasaan ini berbahaya bagi jantung karena memicu penyempitan pembuluh darah dan kenaikan tekanan darah.
Merokok juga memperburuk kerusakan otot jantung. Untuk Anda yang sudah merokok, berhenti merokok merupakan langkah penting untuk menjaga kesehatan jantung.
7. Tidak membatasi konsumsi alkohol dan kafein
Artikel di dalam jurnal Clinical Electrophysiology (2023) menyebutkan bahwa konsumsi alkohol dapat meningkatkan risiko gangguan irama jantung yang berbahaya, seperti takikardia ventrikel.
Kafein juga memiliki efek stimulan yang dapat meningkatkan detak jantung dan tekanan darah.
Pengidap kardiomegali harus menghindari atau membatasi minum alkohol. Minuman berkafein seperti kopi dan teh juga sebaiknya dikonsumsi dalam jumlah terbatas.
8. Pola tidur yang buruk
Kurang tidur atau pola tidur yang tidak teratur bisa memicu tekanan darah tinggi. Lama-kelamaan, kondisi ini dapat menyebabkan penyakit jantung, seperti serangan jantung dan gagal jantung.
Pastikan Anda tidur dengan cukup, yaitu sekitar 7–9 jam setiap malam. Praktikkan pula sleep hygiene supaya istirahat malam Anda makin berkualitas.
9. Stres berlebihan
Salah satu pantangan jantung bengkak yang jarang disadari ialah stres berlebihan. Stres kronis bisa meningkatkan tekanan darah dan membuat jantung bekerja lebih keras.
Selain itu, stres fisik dan emosional juga akan membuat jantung tidak berfungsi dengan normal.
Berbagai upaya untuk mengelola stres, seperti meditasi, pernapasan dalam, dan konseling psikologi, bisa dilakukan untuk membantu mengurangi dampak stres pada kesehatan jantung.
10. Mengabaikan penggunaan obat-obatan
Menghentikan atau tidak mematuhi aturan penggunaan obat jantung bengkak yang diresepkan oleh dokter dapat memperburuk kondisi jantung Anda.
Beberapa obat-obatan, seperti obat diuretik dan angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor, dirancang untuk mengontrol gejala dan mengurangi beban kerja jantung.
Pastikan untuk selalu mengikuti anjuran dokter, termasuk mematuhi dosis dan waktu konsumsi obat yang tepat.
Dengan menerapkan pantangan-pantangan di atas, penderita jantung bengkak bisa mencegah perburukan kondisi dan mengurangi risiko komplikasi yang mungkin terjadi.
Penting juga memeriksakan diri secara berkala untuk memantau perkembangan penyakit serta menyesuaikan pengobatan bila diperlukan.
Kesimpulan
- Pengidap jantung bengkak perlu memperhatikan pantangan makanan, gaya hidup, dan kepatuhan terhadap pengobatan.
- Anda perlu menghindari makanan tinggi garam, berhenti merokok, berolahraga secara rutin, menjaga pola tidur, mengelola stres, dan minum obat sesuai anjuran dokter.
- Adapun, penerapan pantangan ini diperlukan untuk mencegah perburukan kondisi dan menurunkan risiko komplikasi serius, seperti gagal jantung.
[embed-health-tool-heart-rate]