Umumnya pengidap hipertensi disarankan untuk mengurangi asupan garam dari makanan yang dikonsumsinya. Di samping itu, cara lain yang sering digunakan ialah dengan mengganti garam biasa dengan garam khusus untuk hipertensi. Lantas, apakah garam khusus ini bermanfaat?
Mengenal jenis garam untuk pengidap hipertensi
Terlalu banyak mengonsumsi makanan asin yang tinggi kandungan garam merupakan salah satu faktor yang meningkatkan risiko seseorang untuk mengidap tekanan darah tinggi (hipertensi).
Hipertensi umumnya jarang disadari, tetapi dapat memicu komplikasi yang mengancam nyawa, misalnya penyakit kardiovaskular, stroke, hingga disfungsi seksual.
Orang yang mengidap tekanan darah tinggi dianjurkan untuk mengurangi asupan garam. Akan tetapi, hal ini bisa membuat makanan yang biasa dikonsumsi jadi terasa hambar.
Untuk mengatasinya, sebagian orang mulai mencoba alternatif garam untuk hipertensi yang rendah kandungan natrium. Jenis garam ini dikenal sebagai garam lososa (low sodium salt).
Garam lososa untuk hipertensi memiliki kandungan yang sedikit berbeda dengan garam biasa.
Jika garam biasa mengandung natrium atau natrium klorida, garam untuk darah tinggi ini mengganti sebagian atau seluruh natrium dengan kalium atau kalium klorida.
Sebuah studi yang diterbitkan New England Journal of Medicine (2021) menguji manfaat garam rendah natrium pada pengidap tekanan darah tinggi yang berusia 60 tahun ke atas.
Jenis garam yang digunakan sendiri mengandung 75% natrium klorida dan 25% kalium klorida.
Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa tingkat penyakit kardiovaskular, stroke, dan kematian lebih rendah pada orang yang mengonsumsi garam rendah natrium daripada garam biasa.
Pada akhirnya, penggunaan garam lososa untuk pengidap hipertensi membantu menurunkan tekanan darah dan mencegah komplikasi hipertensi pada pengidapnya.
Apakah garam rendah natrium aman dikonsumsi?
Penggunaan garam berbahan kalium terbilang cukup aman. Kalium memiliki cita rasa asin yang mirip dengan natrium, tetapi mungkin terasa agak pahit bila dikonsumsi dalam jumlah tinggi.
Meski begitu, tidak semua orang boleh mengonsumsi garam untuk darah tinggi ini.
Sejumlah penyakit dan obat-obatan bisa menurunkan pengeluaran (eksresi) kalium dari dalam tubuh. Ini meningkatkan risiko Anda untuk mengalami hiperkalemia.
Hiperkalemia merupakan kondisi ketika kadar kalium dalam darah lebih tinggi dari normal. Jika tidak ditangani, kondisi ini bisa menyebabkan gangguan jantung hingga kematian.
Maka dari itu, Anda tidak disarankan untuk mengonsumsi pengganti garam dapur yang satu ini bila mengidap penyakit ginjal, penyakit jantung, atau diabetes.
Penggunaan bersama dengan obat darah tinggi, seperti angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor, juga tidak disarankan karena meningkatkan risiko hiperkalemia.
Jika memiliki kedua kondisi tersebut, Anda sebaiknya berkonsultasi kepada dokter atau ahli gizi sebelum menggunakan garam lososa untuk hipertensi.