Penyakit infeksi biasanya bisa sembuh dengan obat-obatan atau bahkan istirahat yang cukup. Namun, hal tersebut tidak berlaku bagi mikroorganisme yang dikenal dengan superbug.
Apa yang membedakan infeksi superbug dengan penyakit infeksi lainnya? Bagaimana kondisi ini bisa terjadi dan cara tepat mengatasinya? Temukan jawabannya melalui uraian berikut.
Apa yang dimaksud dengan superbug?
Superbug adalah istilah yang digunakan untuk menyebut patogen, seperti virus, bakteri, jamur, serta parasit yang kebal atau resisten terhadap obat-obatan antimikroba.
Itu artinya, pengobatan untuk infeksi superbug akan lebih sulit dilakukan, menelan lebih banyak biaya, dan meningkatkan risiko efek samping.
Gejala infeksi superbug
Karena bisa disebabkan oleh berbagai mikroorganisme, gejala superbug pun bisa beragam.
Secara umum, berikut adalah beberapa gejala infeksi superbug.
- Demam.
- Badan pegal-pegal.
- Diare.
- Pusing.
- Batuk.
- Kelelahan.
Ketika Anda terkena infeksi biasa, berbagai gejala tersebut bisa membaik dengan sendirinya karena daya tahan tubuh yang membaik atau setelah minum obat-obatan antimikroba.
Namun, seperti yang disebutkan di atas, gejala infeksi superbug tidak akan membaik meski Anda sudah diberikan obat-obatan.
Penyebab infeksi superbug
Pernahkah Anda mendengar anjuran untuk minum antibiotik sampai habis meski gejala infeksi sudah membaik?
Salah satu tujuan dari anjuran tersebut adalah mencegah mikroorganisme yang sedang berusaha dibasmi menjadi resisten atau kebal terhadap obat-obatan.
Sebab, pada dasarnya setiap mikroorganisme memiliki potensi menjadi superbug karena mereka bisa beradaptasi dengan obat-obatan yang ditujukan untuk melawannya.
Berikut adalah beberapa contoh patogen yang bisa berkembang menjadi superbug.
- Staphylococcus aureus (infeksi kulit): resisten terhadap methicillin sehingga meningkatkan risiko sepsis atau infeksi bakteri dalam darah.
- Parasit plasmodium (malaria): resisten terhadap obat antimalaria, seperti klorokuin dan meflokuin sehingga berisiko menyebabkan anemia berat, infeksi berulang, hingga kematian.
- Virus HIV (AIDS): resisten terhadap antiretroviral (ARV) sehingga kondisi pasien semakin memburuk dan membutuhkan lebih banyak obat.
Potensi terbentuknya superbugs akan meningkat jika antibiotik, antimikroba, atau obat-obatan lain yang ditujukan untuk membasmi mikroorganisme digunakan sembarangan serta tidak sesuai dosis, durasi, atau fungsinya.
Berbagai hal tersebut justru bisa membuat pengobatan tidak efektif sehingga mikroorganisme pada tubuh tidak mati sepenuhnya.
Mikroorganisme ini biasanya tersisa dalam bentuk strain yang sudah berevolusi sehingga resisten terhadap obat-obatan dan menjadi jenis infeksi ini.
Mengutip dari laman News in Health, mikroorganisme yang sudah menjadi superbug bisa menyebar ke orang lain dan kebal terhadap pengobatan terbaru yang ditujukan untuk mengatasinya.
Itulah salah satu alasan mengapa jenis infeksi ini menjadi perhatian khusus bagi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Diagnosis infeksi superbug
Pasien penyakit infeksi akan diduga terinfeksi superbug jika kondisinya tidak kunjung membaik usai menjalani pengobatan lini pertama.
Untuk memastikannya, dokter akan melakukan pemeriksaan dengan mengambil cairan atau jaringan tubuh melalui tes darah, urine, dahak, feses, atau jaringan yang luka.
Jangan lupa untuk memberitahu dokter atau perawat jika Anda memiliki perangkat medis yang tertanam dalam tubuh atau sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu.
Penanganan infeksi superbug
Seperti yang disebut di atas, suatu mikroorganisme dianggap super karena tidak ada pengobatan yang bisa membasminya.
Dalam kondisi seperti ini, dokter mungkin perlu memberikan pengobatan lanjutan yang terdiri dari kombinasi beberapa jenis obat.
Perlu diingat bahwa pengobatan lini kedua untuk infeksi biasanya memakan waktu lebih lama dengan risiko efek samping yang lebih besar, biaya yang lebih mahal, dan membutuhkan pemantauan ketat.
Selain pemberian obat-obatan, UCI Health menyatakan bahwa dekolonisasi bisa menjadi salah satu cara mengatasi infeksi mikroorganisme yang resisten.
Dekolonisasi adalah perawatan dengan cara memandikan pasien menggunakan sabun antibakteri yang mengandung chlorhexidine, antiseptik, dan disinfektan yang kuat.
Hidung pasien juga akan diberi salep antibiotik ketika pertama kali mendapatkan perawatan.
Pencegahan infeksi superbug
Meski pengobatan pasti untuk superbugs belum diketahui, ada berbagi langkah pencegahan yang bisa Anda lakukan untuk mencegah infeksi.
- Rajin mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun, khususnya sebelum makan dan setelah beraktivitas di luar.
- Masak bahan makanan sampai matang dan menggunakan air bersih. Pastikan Anda menyimpan bahan mentah dan matang di tempat yang berbeda.
- Terapkan aktivitas seks yang sehat dan aman, seperti memakai kondom dan tidak berganti pasangan.
- Hindari kontak erat dengan orang sakit.
- Cuci sprei, handuk, dan pakaian secara teratur.
- Ikuti vaksinasi sesuai jadwal.
Selain menerapkan pola hidup bersih dan sehat, langkah utama untuk mencegah infeksi superbugs adalah mengonsumsi obat-obatan sesuai resep atau petunjuk pada kemasan.
Kesimpulan
- Superbug adalah jenis patogen yang sudah resisten terhadap obat-obatan antimikroba.
- Gejala infeksi superbugs sama dengan infeksi pada umumnya. Bedanya, gejala tersebut tidak akan membaik mesti sudah diberi obat-obatan.
- Kondisi ini diduga berasal dari konsumsi obat-obatan antimikroba, seperti antibiotik dan obat antimalaria, yang tidak sesuai aturannya.
- Gaya hidup sehat dan mengikuti jadwal vaksinasi terbaru adalah cara terbaik untuk mencegah jenis infeksi ini.