Penyakit yang bersifat menular membuat Anda harus lebih waspada karena bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. Belum lagi, beberapa jenis penyakit menular dianggap berbahaya karena membutuhkan perawatan jangka panjang, bahkan mengancam nyawa.
Penyakit menular berbahaya di Indonesia
Penyakit menular disebabkan oleh infeksi mikroorganisme, seperti virus, bakteri, parasit, atau jamur. Cara penularan penyakit infeksi bisa terjadi secara langsung maupun tidak langsung.
Penularan langsung terjadi melalui kontak fisik, sedangkan penularan tidak langsung terjadi saat Anda menyentuh benda yang terkontaminasi.
Lantas, penyakit menular apa saja yang paling umum di Indonesia? Berikut adalah beberapa di antaranya.
1. Tuberkulosis (TBC)
TBC atau tuberkulosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penularan penyakit ini terjadi ketika seseorang menghirup udara yang sama dengan pengidap TBC.
Gejala utama dari TBC adalah batuk yang bertahan selama lebih dari tiga minggu. Meski awalnya menyerang paru-paru, penyakit TBC bisa berbahaya karena dapat menular ke bagian tubuh lain, seperti tulang, sendi, otak, hingga jantung.
Kabar baiknya, pasien TBC masih memiliki peluang sembuh dengan mengonsumsi obat yang biasanya diresepkan untuk diminum selama 6–12 bulan.
Sementara itu, pencegahan terbaik terhadap penyakit TBC adalah dengan vaksinasi Bacille Calmette-Guerin (BCG).
2. Pneumonia
Pneumonia bisa disebabkan oleh beberapa mikroorganisme sekaligus, termasuk bakteri, jamur, dan virus. Kondisi ini terjadi ketika kantong udara di paru-paru atau alveolus mengalami peradangan.
Sama seperti TBC, pneumonia bisa menular melalui udara yang terkontaminasi dari percikan ludah saat orang yang sakit berbicara, batuk, atau bersin.
Karena disebabkan oleh berbagai mikroorganisme, pengobatan pneumonia harus disesuaikan dengan penyebabnya. Artinya, pneumonia yang disebabkan oleh bakteri harus diobati dengan antibiotik.
Sementara itu, pneumonia yang disebabkan virus akan diobati dengan antivirus dan antijamur akan diberikan jika penyakit ini disebabkan oleh jamur.
Sejauh ini, ada dua jenis vaksin yang bisa dipakai untuk mengurangi risiko penularan pneumonia, yaitu Pneumococcal Conjugate Vaccine (PVC) dan Pneumococcal Polysaccharide Vaccine (PPSV).
Kedua vaksin tersebut cukup efektif mencegah penyakit infeksi Streptococcus pneumoniae yang menjadi penyebab utama pneumonia di Indonesia.
3. HIV/AIDS
Sebagai infeksi virus yang menyerang sistem imun, HIV/AIDS menjadi salah satu satu penyakit menular yang berbahaya di Indonesia.
Human immunodeficiency virus bisa menular melalui kontak dengan cairan tubuh pasien, seperti darah, sperma, cairan vagina, cairan anus, dan air susu ibu (ASI).
Ibu hamil dengan HIV juga memiliki risiko menularkan penyakit ke janinnya.
Perkembangan infeksi HIV menjadi penyakit AIDS bisa memakan waktu hingga 10 tahun. Inilah alasan mengapa infeksi ini sering kali tidak disadari.
Ketika sudah menjadi AIDS, kondisi ini akan membuat pengidapnya mudah terserang berbagai macam penyakit, termasuk kanker.
Meski sampai saat ini belum ada obat untuk menyembuhkannya, pengidap HIV/AIDS bisa menerima antiretroviral (ARV) untuk memperlambat perkembangan virus.
Mengutip dari laman Kementerian Kesehatan RI, cara terbaik untuk mencegah penularan HIV adalah menerapkan konsep ABCDE, yaitu
- abstinence atau tidak berhubungan intim di luar nikah,
- be faithful atau setia pada satu pasangan,
- condom untuk keamanan bercinta,
- drug no atau menghindari narkoba, dan
- education atau membekali diri dengan informasi tentang HIV.
4. Hepatitis B
Penyakit menular berbahaya selanjutnya yang cukup banyak terjadi di Indonesia adalah hepatitis B. Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV) yang jika dibiarkan bisa berkembang menjadi sirosis dan kanker hati.
Hepatitis B bisa menular melalui cairan tubuh, seperti darah, air mani, dan cairan sperma. Penyakit ini juga bisa ditularkan dari ibu hamil ke bayinya.
Perlu diingat bahwa hepatitis tidak menular melalui cairan yang keluar saat bersin atau batuk.
Meski terbilang berbahaya dan bisa menyebar, beberapa kasus hepatitis B bisa sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan khusus.
Untuk meredakan gejala, dokter biasanya memberikan obat antivirus. Akan tetapi, jika HBV sudah menyebabkan kerusakan hati yang parah, pasien mungkin membutuhkan transplantasi.
Upaya yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi risiko tertular hepatitis B adalah mendapatkan vaksin.
Meski Anda sudah mendapatkannya saat kanak-kanak, vaksin hepatitis tetap termasuk ke dalam jadwal vaksinasi dewasa.
5. Difteri
Disebabkan oleh infeksi bakteri Corynebacterium diphtheriae, difteri termasuk salah satu penyakit menular yang berbahaya.
Meski berawal di tenggorokan, bakteri penyebab penyakit infeksi yang sering menyerang anak ini bisa menghasilkan racun dan menyebar ke bagian tubuh lain.
Itulah alasan mengapa salah satu metode pengobatan difteri adalah dengan suntik racun atau antitoksin. Karena disebabkan oleh bakteri, difteri juga diobati dengan antibiotik, seperti erythromycin atau penicillin.
Anda bisa tertular difteri bila tidak sengaja menghirup atau menelan percikan air liur dari seseorang dengan mengalami penyakit infeksi ini.
Untuk menekan risiko tertular difteri, pastikan anak Anda menerima vaksin DPT (diphtheria, tetanus, dan pertusis).
Setelah rangkapan vaksin DPT selesai, orang dewasa perlu mendapatkan vaksin Tdap booster setiap 10 tahun sekali.
6. Demam berdarah
Sampai saat ini, demam berdarah masih menjadi penyakit menular yang banyak terjadi di Indonesia, khususnya saat musim hujan.
Gejala utama demam berdarah adalah demam hingga 40°C yang tidak kunjung membaik meski sudah minum obat.
Penyakit ini memang tidak menular langsung antar manusia, melainkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus.
Akan tetapi, ibu hamil bisa menularkan demam berdarah pada janin yang dikandungnya selama masa kehamilan sampai persalinan.
Bagi beberapa orang, demam berdarah mungkin hanya menimbulkan demam dan gejala yang menyerupai influenza. Namun, kondisi ini juga bisa menyebabkan komplikasi serius bahkan mengancam nyawa.
Tidak ada pengobatan khusus untuk demam berdarah. Dokter akan fokus pada pengendalian gejala dan penguatan sistem kekebalan tubuh.
Sementara itu, pencegahan demam berdarah dapat dilakukan dengan upaya 3M Plus dan vaksinasi.
Kesimpulan
Beberapa penyakit menular berbahaya yang kerap terjadi di Indonesia adalah tuberkulosis, pneumonia, HIV/AIDS, hepatitis B, difteri, dan demam berdarah. Secara umum, cara mencegah berbagai infeksi tersebut adalah dengan menerapkan pola hidup sehat dan menerima vaksinasi.